Mulai Tak Tergantikan, Pelatih Arema FC Bocorkan Alasan Percayai Kiper Lokal
INDOSPORT.COM - Arema FC benar-benar memulai era baru sejak masuknya I Putu Gede Swisantoso sebagai pelatih kepala, untuk menggantikan tugas Javier Roca.
Pelatih yang sebelumnya membesut PSMS Medan di Liga 2 itu merubah wajah Arema FC secara nyata, lewat adanya beberapa perubahan.
Salah satunya ada di posisi penjaga gawang alias kiper. Adilson Maringa yang tidak tergantikan dalam 18 laga kompetisi Liga 1 2022-2023, digantikan tugasnya oleh Teguh Amiruddin.
Teguh Amiruddin mulai kembali turun ketika Arema FC mengalahkan Rans Nusantara FC 2-1 (18/02/23) lalu. Dia lantas mulai tidak tergantikan dalam tiga laga berikutnya.
Perihal situasi ini, I Putu Gede membeberkan alasan di balik pemberian kepercayaan terhadap salah satu kiper lokalnya tersebut.
"Sejak awal saya datang, filosofi yang dibangun adalah hukum prestasi. Siapa pemain yang bagus di latihan, dia akan bermain," ucap I Putu Gede.
Alasan itu menepis sejumlah spekulasi yang menyebut bahwa Adilson Maringa mulai tersingkir dari posisi kiper inti di Arema FC.
Situasi itu tentu menjadi catatan minor bagi kiper kebangsaan Brasil tersebut. Terlebih, status Maringa adalah pemain asing di Arema FC.
"Saya melihat, Teguh sedang berada dalam performa bagus ketika latihan. Tentu kalau dia bagus, maka dapat kepercayaan," bilang I Putu Gede.
"Lalu bagaimana kalau dua (kiper) itu bagus? Pelatih punya feeling dan itu yang akan menentukan siapa yang bermain," tambah dia.
1. Lakukan Kebijakan Fair
I Putu Gede lantas memastikan bahwa kebijakannya melalui hukum prestasi itu akan berjalan fair atau adil bagi semua pemain di Arema FC.
Adilson Maringa menjadi bukti nyata. Kendati berstatus pemain asing, tapi kalau tidak berlatih dengan baik, maka kesempatan bermain akan tertutup.
"Ini bisa menjadi pembelajaran, tidak hanya Maringa. Siapa pun itu, Johan Farizi (kapten tim) juga saya perlakukan sama," tegas Putu.
Dia kembali menegaskan, bahwa performa yang bagus dalam latihan lah yang akan menentukan satu tempat sebagai starter.
Jadi pemilihan komposisi starting line up Arema FC tidak bisa ditentukan dengan status pemain bintang atau tidak, maupun faktor kedekatan dengan pelatih.
"Kalau dia bagus dalam latihan, bisa bayar kepercayaan (pelatih), maka ada banyak kesempatan (untuk dia bermain)," jelas eks Pelatih PSS Sleman itu.
Putu juga memaparkan bahwa kebijakannya ini tak lepas dari pengalamannya sewaktu masih bermain sebagai gelandang handal di era Liga Indonesia dulu.
Mengawali karir di Persebaya Surabaya pada 1994, Putu lalu membela sejumlah tim seperti Arema Malang, Mitra Surabaya, Persija Jakarta hingga pensiun di Persipro Probolinggo pada 2012 silam.
"Saya tidak peduli siapapun itu. Karena saya juga punya pengalaman sebagai pemain dulu," eks kapten tim Arema Malang itu menjabarkan.
"Ketika saya bagus di latihan tapi tidak dilibatkan dalam pertandingan, ya tentu saya akan marah," tuntas peraih gelar Copa Indonesia 2005 dan 2006 tersebut.