Situasi Unik AC Milan Primavera, Salah Satu Tim Terbaik Eropa namun Terseok-seok di Italia
INDOSPORT.COM - AC Milan Primavera, tim muda yang satu ini memiliki sepak terjang yang lumayan unik karena berjaya di Eropa namun terseok-seok di Italia.
Jika mendengar kata AC Milan, publik sepak bola tentu sudah membayangkan sebuah tim besar yang dihuni banyak pemain bintang seperti Zlatan Ibrahimovic dkk.
Ya, tim senior mereka saat ini memang masih salah satu yang terbaik di Serie A, bahkan musim 2021-2022 berhasil memutus kutukan scudetto setelah 11 tahun.
Stefano Pioli sebagai pelatih utama pun pasti akan dengan senang hati ‘menyomot’ sejumlah pemain muda yang bisa ia orbitkan dan mainkan bersama para senior.
AC Milan Primavera pun jadi salah satu ladang terbaik untuk menemukan pemain-pemain muda yang menjanjikan. Bahkan, Marko Lazetic saja menimba ilmu di sana.
Jika bicara soal sepak terjang, AC Milan Primavera saat ini merupakan salah satu tim terbaik di Eropa setelah berhasil menginjakkan kaki di semifinal UEFA Youth League.
Tiket berharga ke empat besar itu berhasil mereka gondol setelah menumpas perlawanan Atletico Juvenil A di perempat final bulan Maret ini.
Di semifinal, Andrei Coubis dkk akan berhadapan dengan Hajduk Split yang sebelumnya menendang skuad muda Borussia Dortmund dari turnamen.
Menyandang nama besar AC Milan pun membuat tim Ignazio Abate dihadapkan pada ekspektasi publik yang tinggi, apalagi mereka kini masih bertahan di UEFA Youth League.
Namun terlepas dari itu, AC Milan Primavera justru terseok-seok di kompetisi dalam negeri, lantaran saat ini bertengger di papan tengah menuju bawah klasemen.
1. Terseok-seok di Italia
Sampai tulisan ini dibuat, mereka masih bercokol di peringkat 13 dari 18, yang mana terlihat cukup mengecewakan bagi tim berlabel AC Milan.
Dari 24 pertandingan yang sudah dimainkan, AC Milan Primavera mencatatkan 8 kemenangan, 3 hasil imbang, dan 13 kekalahan.
Yang teranyar, mereka ditekuk oleh Empoli dengan skor tipis 1-2 pekan lalu. Selanjutnya, anak-anak muda ini akan menghadapi Udinese pada 3 April.
Meski begitu, bukan berarti Stefano Pioli bisa mengabaikan talenta-talenta yang tersedia di tim ini untuk ia beri menit bermain yang lebih banyak di level senior.
Ada beberapa pemain yang bisa bermanfaat bagi pelatih asal Italia tersebut, seperti Chaka Traore dan Hugo Cuenca.
Nama yang pertama bisa jadi senjata ampuh di lini serang, dan jika bicara soal kontribusi gol, ia juga terbilang cukup konsisten.
Sementara itu, Hugo Cuenca, seperti dideskrisikan di laman Sempre Milan, adalah playmarker muda yang punya masa depan cerah.
Selain keduanya, Stefano Pioli juga bisa melirik sejumlah nama seperti Jan-Carlo Simic, Filippo Scott, dan Dariusz Stalmach sebagai opsi rotasi di tim utama.
Rapor buruk di Primavera 1 mungkin menjadi noda tersendiri bagi Ignazio Abate, tapi bukan berarti potensi para pemainnya bisa dipandang sebelah mata begitu saja.
Apalagi, mereka adalah calon juara Eropa yang sudah membuktikan kapasitas dan kehebatannya di UEFA Youth League hingga masuk semifinal.
2. Tenang Saja, Masih Ada Gelar Eropa
Gelar juara UEFA Youth League pun bisa jadi tambahan prestasi yang menarik di CV Ignazio Abate, meski timnya terseok-seok di Liga Italia sekalipun.
Namun satu hal yang pasti, ia harus tetap memikirkan nasib AC Milan Primavera agar tidak berakhir miris di papan bawah klasemen, apalagi juru kunci.
Publik pun nampaknya masih percaya dengan kemampuan Ignazio Abate, terutama untuk membawa timnya meraih gelar juara UEFA Youth League.
Bahkan, mantan pemain AC Milan, Luca Antonini, juga mendukung Ignazio Abate dengan raihan dan prestasi yang sudah ia capai saat ini.
“Kita harus memujinya atas apa yang sudah ia lakukan di UEFA Youth League. Saya senang untuknya,” ucap Luca Antonini seperti dikutip dari Sempre Milan.
Menurutnya, Ignazio Abate sudah melakukan tugasnya dengan baik di kompetisi Eropa. Ia menilai, berjumpa tim-tim dari negara lain bukanlah hal mudah.
Selain itu, ia juga berharap Ignazio Abate bisa menuntaskan musim ini dengan hasil maksimal karena ia seorang pelatih yang bagus.
“Saya berharap dia menutup musim ini dengan trofi. Dia adalah pelatih yang detail, pekerja keras, dia memelajari lawannya dan [tahu] bagaimana mengembangkan tim,
“Milan-nya adalah tim yang lebih muda ketimbang tim-tim Italia lain. Dia mendidik pemain-pemain yang kuat,” tambah mantan bek Rossoneri tersebut.
Dengan trofi UEFA Youth League yang tinggal dua langkah lagi, para pemain AC Milan Primavera pun harus bersiap, apalagi jika ingin berburu tempat reguler di tim utama.
Sumber: sempremilan, acmilan.com