Bedah Kualitas Daichi Kamada, Rising Star Jepang yang Buat AC Milan Rela Bakar Duit
INDOSPORT.COM - Segera berstatus free agent pada akhir 2022/2023 ini, Daichi Kamada dipastikan akan menjadi rebutan banyak klub top di bursa transfer termasuk AC Milan.
Rossoneri tidak sendiri. Manchester United, Barcelona, Chelsea, hingga Borussia Dortmund pun ikut mengintai bintang asal Jepang milik Eintracht Frankfurt tersebut.
Di usia 26 tahun, Kamada sepertinya menginginkan menghadapi tantangan yang lebih serius mengingat biasanya masa emas dimulai di sepantaran itu.
Oleh karenanya tawaran kontrak baru dari Frankfurt akan ditolaknya demi memperbesar kans untuk bergabung bersama tim yang lebih mapan.
Bersama Frankfurt, Kamada sebenarnya sudah bisa meraih trofi seperti kala menjuarai DFB-Pokal (17/18) dan Liga Europa (2021/2022) namun tentunya ia ingin mengejar sesuatu yang lebih prestisius.
Gelar liga domestik atau Liga Champions misalnya. Jika bertahan bersama Die Adler yang sementara waktu belum punya kapasitas untuk menjuarai itu semua maka Kamada hanya akan membuang waktunya saja.
Kamada punya kualitas untuk bermain bersama kesebelasan top lima liga Eropa. Versatilitas jadi salah satu senjata pemilik 28 caps bersama timnas Jepang tersebut.
Aslinya Kamada adalah seorang gelandang serang namun bisa ditempatkan hampir di semua posisi di lini tengah.
Belakangan bahkan eks Sint-Truiden dan Sagan Tosu itu dapat beroperasi sebagai penyerang kedua bahkan sesekali digeser ke sisi sayap.
Ditambah dengan visi bermain serta tekhnik yang mumpuni, maka Daichi Kamada semakin pantas dianggap sebagai prospek panas bursa transfer musim panas mendatang.
1. Paket Lengkap di Lini Sentral
Pada musim ini bersama Eintracht Frankfurt, Daichi Kamada banyak dioperasikan sebagai gelandang sentral bersama Djibril Sow dalam formasi 3-4-2-1.
Semenjak kedatangan Mario Gotze pada bursa transfer musim panas ini, pos gelandang serang lebih diperuntukkan bagi playmaker senior Jerman tersebut.
Namun meski demikian permainan Kamada tetap brilian. Oleh pelatih Oliver Glasner ia masih menjadi salah satu penampil reguler di Liga Jerman dengan tital menit bermain 1671 menit dengan rincian 19 kali start dan lima kali merumput sebagai subtitusi.
Dengan bermain lebih dalam, Frankfurt bisa memanfaatkan kelebihan Kamada dalam bertahan. Menurut statistik dari FBref, ia termasuk dalam defender terbaik di klub tersebut.
Dengan 21 tekel sukses, Kamada adalah penjegal terbaik kedua milik Frankfurt dan hanya kalah dari bek sentral dari Brasil yakni Tuta (23).
Ia sama sekali tidaktakut melakukan duel dengan pemain lawan yang tengah melakukan drive sehinggah dari 40 percobaan ia bisa mencatatkan sukses sebeesar 52%. Kali ini tidak ada pemain Frankfurt lain yang bisa mengunggulinya.
Sedangkan untuk kategori blok dan potongan Kamada setidaknya bisa menembus empat besar meski saingannya adalah Evan N'Dicka, Tuta, dan Kristijan Jakic yang notabene murni defender. Total Kamada musim ini sudah menjaring 31 blok dan 14 potongan di Liga Jerman.
Uniknya level ketajaman pria kelahiran Ehime, Jepang, tersebut tidaklah menurun dan justru ia adalah sumber gol dan assist terbaik kedua di bawah Randal Kolo Muani.
Daichi Kamada memiliki tujuh gol dan empat assist dari second line sementara Muani telah menembus dua digit di semua kategori (12 gol dan 10 Assist).
Maka dari itu tidak heran jika Frankfurt sebenarnya tidak ingin melihatnya pergi terutama dengan status bebas transfer.
2. Alternatif untuk De Ketelaere dan Diaz
Andai memang ingin mendatangkan Daichi Kamada, maka AC Milan bisa mendapatkan suntikan tenaga baru yang luar biasa terutama di barisan tengah.
Ia dapat mengisi posisi banyak posisi menggantikan Sandro Tonali atau Ismael Bennacer yang beroperasi sebagai pivot di formasi 4-2-3-1 andalan pelatih Stefano Pioli.
Akan tetapi lebih baik meletakkan Kamada di salah satu slot gelandang serang agar AC Milan bisa mendapatkan manfaat optimal darinya tanpa harus menanggalkan salah satu dari Tonali atau Bennacer.
Kebetulan musim depan AC Milan bisa kehilangan salah satu dari gelandang serang mereka entah itu Brahim Diaz yang mungkin bakal pulang ke Real Madrid atau Charles De Ketelaere yang musim ini tampil mengecewakan.
Kamada adalah pemain yang rajin dan cermat soal distribusi bola. Musim ini, masih menurut FBref, adalah kreator progressive pass terbanyak ketiga (107) Eintracht Frankfurt hanya di bawah Sow (144) dan Gotze (116).
Tidak heran jika expected assist-nya pun cukup tinggi yakni 2,6. Jauh lebih baik ketimbang Diaz (1,9) dan De Ketelaere (1,7).
Statistik shot creating action milik Kamada juga sangatlah baik di angka 60. Memang sedikit lebih rendah dari Diaz (66) namun setidaknya jauh mengungguli De Ketelaere (37).
AC Milan perlu mengeluarkan gaji sebesar 4 juta Euro untuk Kamada per tahunnya dan jumlah itu walau dirasa besar namun pantas. Apalagi jika memperhitungkan ia bisa menarik lebih banyak fans dari kawasan Asia terutama Jepang.
Kali terakhir Il Diavolo Rosso memiliki pemain dari Negeri Sakura adalah Keisuke Honda yang bermain di San Siro dari 2014 hingga 2017 dan menjelma menjadi cult hero bagi kalangan tifosi.
Mungkin Daichi Kamada bisa menjadi penerus sang legenda dan bahkan melampaui catatannya bersama AC Milan adan datang pada bursa transfer musim panas mendatang.