3 Hal Serius Penyebab Prestasi PSS Sleman Merosot di Akhir Liga 1 Musim ini
INDOSPORT.COM - PSS Sleman pada akhirnya hanya menjadi tim papan bawah meski awalnya memasang target tinggi di Liga 1 2022/2023. Ada tiga hal serius yang menjadi penyebab prestasi tim Elang Jawa musim ini.
PSS mengakhiri laga kandang musim ini dengan kemenangan atas Bali United 2-0, Jumat (07/04/23). Dua gol kemenangan tim Elang Jawa dicetak Kim Kurniawan dan Ricky Cawor.
Sayangnya, tiga poin tambahan atas kemenangan ini tak mampu mengangkat posisi PSS di klasemen. Andaipun pada laga terakhir bisa menang atas Persija Jakarta, posisi PSS mentok ada di peringkat ke-15.
Posisi ini jelas tak menggambarkan PSS yang dihuni pemain-pemain berkualitas. Pada awal musim lalu, kehadiran Boaz Solossa, Todd Ferre hingga Marckho Meraudje sempat menimbulkan harapan bahwa PSS bisa bersaing, minimal di sepuluh besar.
Fakta itu turut didukung prestasi PSS Sleman yang sukses menembus semifinal Piala Presiden 2022. Ada harapan agar Seto Nurdiyantoro mengulang prestasi pada Liga 1 2019 ketika menggenggam posisi delapan dengan skuat tanpa bintang.
Berikut ini tiga hal serius yang membuat prestasi PSS Sleman tenggelam, seperti halnya musim Liga 1 2022/2023:
1. Salah Pemain Asing
Tak bisa dipungkiri bahwa prestasi klub Tanah Air di Liga 1 sangat dipengaruhi pemain asing. Para pemain yang digaji mahal itu memberikan kontribusi berupa kemampuan individu, membaca strategi dan leadership.
PSM Makassar menjadi contoh nyata pada musim ini. Wiljan Pluim tak sekadar memaksimalkan potensinya untuk mencetak gol atau membangun serangan. Pluim juga bisa mengarahkan para pemain muda untuk mengikuti alur yang diinginkannya, baik saat menyerang ataupun bertahan.
Selain Pluim, kontribusi Kenzo Nambu, Yuran Fernandes dan Everton Nascimento juga luar biasa. Keberadaan nama-nama itu membuat mentalitas Yance Sayuri dkk. menjadi terangkat.
1. Kehilangan Sosok Penting
Kontribusi itu yang tak didapatkan PSS Sleman pada musim ini. PSS Sleman benar-benar salah mengambil pemain asing, terutama sosok Mychell Chagas. Pemain yang sempat moncer di Liga 2 China ini tampil jauh dari harapan.
Tampil 12 kali tanpa mencetak gol dan assist adalah bukti bahwa PSS benar-benar salah memilih Mychell. Akibatnya, PSS kesulitan mencetak gol meski ada banyak peluang yang dikreatori lewat kaki Ze Valente.
Situasi lebih parah terjadi pada putaran kedua. Bisa-bisanya mereka hanya mengambil tiga pemain asing. Pengganti Mychell sudah bagus. Yevhen Bokhashvili cukup produktif dengan total mencetak enam gol dari 12 laga.
Akhirnya blunder hanya merekrut tiga pemain asing menjadi penyebab putaran kedua tak bagus. Mereka tak punya bek asing yang bisa menjadi leader untuk penambah kepercayaan diri.
2. Badai Cedera
PSS Sleman kehilangan sosok penting yang kerap menjadi sosok kepercayaan Seto Nurdiyantoro di lini tengah. Sosok itu adalah Dave Mustaine.
Dave hanya sempat bermain sembilan kali pada musim ini. Setelah itu, Dave absen panjang karena mengalami cedera dan menjalani operasi rekonstruksi lutut bagian kanan di Tangerang pada 16 Desember 2022 lalu.
PSS kehilangan sosok gelandang yang handal dalam mengirimkan umpan serta melepaskan sepakan keras. Selain Dave, ada deretan sosok yang secara bergantian mengalami cedera.
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, pernah menyebut bahwa belum maksimalnya program strength pada awal persiapan menjadi salah satu penyebab pemain kerap cedera.
Kala itu, masa persiapan tak berjalan bagus karena fokus PSS Sleman terpecah dengan keberhasilan lolos hingga babak semifinal Piala Presiden 2022.
2. Tak Bisa Jaga Level Permainan
3. Inkonsistensi Permainan
Kesalahan dalam perekrutan pemain asing, ditambah badai cedera pada akhirnya membuat starting eleven PSS Sleman selalu berganti-ganti. Bahkan, ada beberapa laga yang hanya menyisakan satu pemain asing atau tidak ada sama sekali.
Situasi itu menghadirkan inkonsistensi permainan PSS Sleman. Mereka tak bisa menjaga level permainan yang sama di seluruh pertandingan.
Dalam satu momentum, mereka bisa tampil luar biasa, seperti halnya pada awal putaran kedua ketika menang tiga laga beruntun melawan RANS Nusantara FC, Arema FC dan Barito Putera.
Setelah kekalahan atas Persib Bandung, penurunan prestasi kembali diperlihatkan PSS Sleman. Inkonsistensi ini juga bisa disebabkan mentalitas tim yang kerap terbebani dengan target tim sendiri.
Dalam beberapa kekalahan, gol lawan justru tercipta karena kesalahan yang dilakukan pemain PSS Sleman. Kesalahan itu kemudian berpengaruh pada performa tim dari semua lini.