Chelsea Pernah Juara Liga Champions di Tangan Caretaker, Frank Lampard Harus Pede!
INDOSPORT.COM - Frank Lampard akan melanjutkan pekerjaannya sebagai caretaker Chelsea di laga perempat final Liga Champions 2022-2023 kontra Real Madrid, Kamis (13/04/23) dini hari WIB.
Tidak mudah memang, mengingat calon lawan mereka itu merupakan raja Eropa yang sulit dihempas begitu saja dari Liga Champions.
Real Madrid pun sudah mengantongi 14 gelar juara, yang terakhir kali mereka gondol tahun lalu usai menekuk Liverpool di Stade de France dengan skor tipis 1-0.
Selain itu, posisi Los Blancos di Liga Spanyol juga cukup bagus dengan menghuni peringkat 2 klasemen sementara, yang berbanding jauh dengan The Blues.
Kai Havertz dkk saat ini bertengger di peringkat 11 klasemen sementara Liga Inggris, dikangkangi oleh tim-tim seperti Fulham dan Brentford.
Frank Lampard sendiri belakangan juga menjadi sorotan usai gagal membawa armadanya meraih hasil positif di pertandingan kontra Wolverhampton Wanderers (Wolves).
Tidak ayal, beban berat pun makin bergelayut di pundaknya jelang leg pertama perempat final antara Real Madrid vs Chelsea tengah pekan ini.
Meski begitu, manajer berjuluk Super Frank ini masih punya kesempatan untuk memperbaiki segala hal yang salah di tubuh The Blues. Toh, ia baru saja ditunjuk.
Sepak terjang Chelsea di putaran grup Liga Champions 2022-2023 pun sejatinya tidak kalah dari Real Madrid. Keduanya sama-sama pemuncak klasemen dengan 13 poin.
Selain itu, Frank Lampard juga patut optimistis mengingat Chelsea pernah punya sejarah apik di ajang ini saat ditangani oleh manajer interim pada 2012 silam.
1. Chelsea Pernah Juara Liga Champions di Tangan Caretaker
Sebagai pengingat, Chelsea bukannya nama baru di kancah Liga Champions. Walau rekornya masih sangat jauh dari Real Madrid, tim ini sudah menjadi juara sebanyak dua kali.
Gelar pertama mereka pada musim 2011-2012 bersama Roberto Di Matteo-lah yang bisa jadi pelecut semangat Frank Lampard dan para suporter Chelsea.
Mereka bukannya tidak mungkin lolos ke semifinal hanya karena lawannya adalah Real Madrid. Di sisi lain, tim dan suporter pun layak bermimpi jadi juara lagi.
Apalagi, jika mengingat pengabdian dan kontribusi Roberto Di Matteo yang tentu saja sudah sangat melekat di hati para suporter setia The Blues.
Sosok yang satu ini mempersembahkan gelar perdana Chelsea di Liga Champions sebagai caretaker pascakepergian Andre Villas-Boas dari skuad.
Naik jabatan dari asisten, Roberto Di Matteo pun langsung menunjukkan kualitasnya yakni membawa Chelsea ke final Liga Champions 2011-2012.
Di partai puncak yang digelar di Allianz Arena, lawan mereka juga tidak kalah sulit dari Real Madrid musim ini, yakni raksasa Liga Jerman, Bayern Munchen.
Saat itu, Bayern Munchen termasuk salah satu tim yang bisa dibilang menguasai Eropa dengan raihan 4 gelarnya: 1973-1974, 1974-1975, 1975-1976, dan 2000-2001.
Chelsea? Tentu saja mereka bak bayi kecil di kompetisi elite ini lantaran belum pernah menjadi juara. Namun ternyata skuad Roberto Di Matteo membuat kejutan.
Usai bermain imbang 1-1 dan melakoni babak perpanjangan waktu, Chelsea memenangkan drama adu penalti 5-4. Frank Lampard bahkan turut andil di dalamnya.
2. Tantangan Frank Lampard Musim Ini
Ya, Frank Lampard merupakan anggota skuad Chelsea yang turut memenangkan gelar Liga Champions 2011-2022 bersama Didier Drogba dkk.
Kini, Super Frank kembali dihadapkan pada tantangan sulit di Liga Champions dengan posisinya yang sudah berbeda. Ia bukan lagi seorang pemain.
Ia seorang leader yang mengantongi amanat besar di Chelsea setelah Graham Potter dipecat tempo hari. Tugasnya berkali-kali lipat lebih berat.
Jika berhasil melewati hadangan Real Madrid, berdasarkan drawing Chelsea bisa bersua lagi dengan Bayern Munchen di semifinal.
Die Roten di perempat final akan terlebih dahulu meladeni perlawanan Manchester City demi satu tiket ke empat besar.
Menghadapi Real Madrid yang disebut pelatih kawak Liga Champions, Carlo Ancelotti, Frank Lampard mungkin akan mengandalkan Joao Felix di lini depan.
Di sisi lain, ia juga punya tugas berat menjaga sejumlah pemainnya agar tidak terkena hukumann di laga selanjutnya.
Saat ini, beberapa pemain seperti Kepa, Kalidou Koulibaly, Thiago Silva, bahkan Mykhaylo Mudryk bisa absen di laga selanjutnya jika nanti mendapat hadiah kartu.
Frank Lampard sebagai juru taktik pun memiliki catatan yang tidak terlalu buruk saat menangani The Blues di Liga Champions 2020-2021.
Ia membawa anak-anak asuhnya tidak terkalahkan di fase grup sebelum akhirnya angkat kaki untuk kemudian digantikan oleh Thomas Tuchel.
Sumber: uefa.com