3 Alasan Mengapa RANS Nusantara FC Hancur Lebur di Liga 1 2022/23
INDOSPORT.COM - RANS Nusantara FC kini menjadi penghuni dasar klasemen sementara Liga 1 2022/23. Dengan sisa satu pertandingan lagi, bisa dipastikan tim promosi itu jadi yang terburuk musim ini.
Dari 33 pertandingan, RANS hanya mampu kumpulkan 18 poin. Itu merupakan hasil dari tiga kali menang, sembilan kali imbang dan 21 kali kalah.
Tim milik Raffi Ahmad itu juga menderita kebobolan paling banyak dibanding 17 peserta Liga 1 lainnya, yakni 80 gol. Sebuah catatan buruk yang tidak boleh terulang musim depan.
Beruntung, RANS tidak harus turun kasta ke Liga 2 karena PSSI dan 18 klub telah sepakat Liga 1 2022 tidak ada sistem degradasi.
Lantas, apa alasan RANS Nusantara FC bisa hancur lebur di musim debut Liga 1 2022, berikut pembahasan INDOSPORT.
Striker Bapuk
Sejak awal musim, RANS sepertinya tidak berhasil dapatkan striker lokal yang tajam. Manajemen memilih pertahankan pemain uzur, Cristian Gonzales dan Syamsir Alam yang lama tak bermain.
Hanya ada satu striker lokal yang didatangkan dengan predikat pemain Timnas Indonesia yakni Septian Bagaskara. Tapi, dia juga tampil di bawah ekspektasi yakni hanya cetak empat gol dari 30 laga.
RANS gagal dapatkan striker incaran dari Brasil, Andre Felipe yang merupakan jebolan Dynamo Kiev. Sebagai gantinya, tim milik Raffi Ahmad itu mendatangkan eks pemain Persib Bandung, Wander Luiz.
Sialnya, Wander Luiz justru tampil buruk di putaran pertama Liga 1 2022, meski sudah berpengalaman di Liga Indonesia. Dia hanya cetak empat gol dari 19 penampilan dan akhirnya dilepas di akhir putaran pertama.
Setelah depak Wander Luiz, RANS datangkan striker asal Belgia, Yanis Mbombo. Tapi, pemain 29 tahun tak kunjung tampil tajam. Yanis baru cetak dua gol dari tujuh laga yang dimainkan.
Total, RANS mencetak 40 gol dari 33 pertandingan. Itu merupakan catatan yang sebenarnya cukup baik atau hanya selisih dua gol dari peringkat kedua Liga 1 2022, Persija Jakarta.
1. Lini Belakang dan Kiper Under Perform
Selain striker yang mandul, masalah RANS musim ini adalah lini pertahanan yang buruk. Dari 33 laga, tim promosi itu kebobolan 80 kali atau paling banyak diantara 18 kontestan Liga 1 2022.
Masalah lini belakang diawali dengan cederanya bek tengah andalan, Arif Satria dari awal musim hingga akhir putaran pertama Liga 1.
Bek asing yang direkrut awal musim, Victor Salinas juga tampil di bawah ekspektasi. Dia tidak segarang atau setangguh bek Brasil lainnya yang bermain di Liga 1, hingga akhirnya dilepas di paruh musim.
Tak hanya itu, dua kiper utama yakni Wawan Hendrawan dan Hilman Syah tidak 'sejago' musim lalu bersama klub sebelumnya yakni di Bali United dan PSM Makassar.
Sebelum pindah ke RANS Nusantara FC, Wawan adalah kiper pertama di Bali United selama lima musim. Dia turut antarkan tim Serdadu Tridatu juara Liga 1 2019 dan 2021.
Pemain 40 tahun itu mainkan 97 pertandingan bersama Bali United dengan catatan 89 kebobolan dan 32 clean sheet.
Tapi, sejak memutuskan pindah ke RANS Nusantara FC pada Liga 1 2022, penampilan Wawan menurun. Sejauh ini, dia memainkan 14 pertandingan tapi sudah kebobolan 33 gol.
Sementara itu, Hilman Syah kebobolan 47 gol dan hanya 3 kali mencatat clean sheet dari 22 laga bersama RANS.
Padahal, pemain 25 tahun itu sebelumnya merupakan penjaga gawang utama PSM Makassar musim lalu. Dia lima musim memperkuat tim Juku Eja dan memainkan 51 laga dengan 58 kali kebobolan dan 15 clean sheet.
Manajemen Minim Pengalaman
Untuk posisi yang satu ini, RANS sepertinya harus segera berbenah. Dari para petinggi klub, semuanya minim pengalaman di sepak bola nasional baik itu Darius Sinathrya sebagai Direktur Operasional hingga Presiden klub, Roofi Ardian.
Sebelum promosi ke Liga 1, sejatinya RANS punya sosok yang malang melintang di sepak bola yakni Hamka Hamzah. Dia berperan sebagai pemain sekaligus manajer tim saat di Liga 2 2020.
Namun, Hamka Hamzah memutuskan mundur dan tidak menangani RANS ketika promosi dan bermain di Liga 1. Kini, tak ada sosok manajer berkharisma di tim berjuluk The Prestige Phoenix.
Hal tersebut juga sering dikomentari oleh netizen di media sosial klub. Netizen yang notabene penggemar sepak bola, menilai RANS diurus oleh orang yang tidak profesional di dunia si kulit bundar.