3 Juru Taktik Asing Masuk Nominasi Pelatih Terbaik Liga 1 2022-2023, Siapa yang Unggul?
INDOSPORT.COM â Tiga pelatih asing masuk dalam daftar nominasi pelatih terbaik Liga 1 2022-2023. Siapa yang punya rekam jejak mentereng?
Liga 1 2022-2023 telah melakoni laga pamungkasnya atau pekan ke-34 dengan menggelar total 9 pertandingan dalam satu pekan terakhir.
Seperti musim-musim sebelumnya, berakhirnya kompetisi kasta teratas Indonesia ini akan dibarengi penghargaan untuk individu yang terlibat di dalamya.
Salah satu penghargaan individu itu adalah pelatih terbaik, di mana empat pelatih masuk dalam daftar ini, yakni Bernardo Tavares (PSM Makassar), Thomas Doll (Persija Jakarta), Luis Milla (Persib Bandung), dan Aji Santoso (Persebaya Surabaya).
Dari empat nama itu, tiga nama di antaranya adalah pelatih asing yang sama-sama baru saja merasakan atmosfer Liga 1.
Bernardo Tavares, Thomas Doll, dan Luis Milla sama-sama baru datang di Liga 1 2022-2023 ini. Dua nama pertama datang di awal musim, sedangkan nama terakhir baru bergabung saat kompetisi berlangsung.
Bukan tanpa alasan ketiganya masuk daftar nominasi pelatih terbaik Liga 1 2022-2023. Kebetulan, ketiga pelatih ini sama-sama menukangi tim yang duduk di tiga besar klasemen.
Bernardo Tavares mampu membawa PSM menduduki puncak. Thomas Doll mampu membawa Persija duduk di tempat kedua, dan disusul Luis Milla yang membawa Persib ke tempat ketiga.
Secara klasemen, Bernardo Tavares mungkin pantas menjadi yang terbaik karena mampu membawa PSM berhasil menjadi kampiun. Tapi bukan berarti hal ini mengecilkan peran Thomas Doll dan Luis Milla.
Apalagi jika melihat kiprah Bernardo Tavares, Thomas Doll, dan Luis Milla di musim pertamanya di Liga 1 2022-2023 bersama tim masing-masing. Berikut ulasan mengenai kiprah ketiganya.
1. Bernardo Tavares Si Jenius
Bernardo Tavares bisa dikatakan pelatih jenius karena membawa PSM Makassar menjadi juara Liga 1 2022-2023 di musim pertamanya di Indonesia.
Catatan ini terbilang mencengangkan karena PSM di Liga 1 2021-2022 atau di musim lalu hampir terdegradasi karena terjerembab ke papan bawah.
Saat pertama datang, Bernardo Tavares tak dipatok target muluk-muluk. Ia hanya ditugaskan memperbaiki posisi tim berjuluk Juku Eja itu.
Tapi kejeniusan Bernardo Tavares membuat PSM musim ini berbicara banyak. Tak hanya di Liga 1, melainkan juga di level Asia.
Di level Asia, pria berusia 42 tahun itu mampu membawa PSM lolos ke final AFC Cup 2022 zona Asia Tenggara dengan kombinasi pemain muda dan pemain non bintang.
Pemain muda dan pemain non bintang ini pun bahkan bersinar di Liga 1. Sebut saja Yance Sayuri dan Ramadhan Sananta yang sebelumnya tak terdengar, kini justru menjadi bintang baru di Indonesia.
Wajar jika eks tim Scouting FC Porto ini dicap jenius, karena bisa mengeluarkan kemampuan pemain muda dan pemain tak punya nama besar, hingga membawa PSM menjadi juara tanpa diduga.
2. Thomas Doll Sang Arsitek
Hampir serupa dengan Bernardo Tavares, Thomas Doll datang ke Persija di awal musim Liga 1 2022-2023 dengan target masuk lima besar klasemen, usai Macan Kemayoran terpuruk di musim sebelumnya.
Dengan nama besar yang pernah menukangi Borussia Dortmund, pria berusia 57 tahun ini pun memiliki banyak tekanan. Apalagi dengan banyaknya pemain bintang yang didatangkan timnya.
Tuntutan ini pun sempat memudar dengan kiprah apik Persija di awal hingga pertengahan musim, yang bahkan mampu menduduki puncak klasemen.
Akan tetapi, Persija mengendur. Faktor cedera pemain asing hingga pemanggilan para pemainnya ke tim nasional membuat kekuatan armada Thomas Doll berkurang drastis.
Meski begitu, Thomas Doll membuktikan pengalamannya. Kesulitan-kesulitan itu mampu diatasinya dengan memaksimalkan pemain yang ada dan menggunakan jasa pemain muda di akademi.
Siapa sangka, Thomas Doll bisa membuktikan kapasitasnya. Target 5 besar yang dipatok, justru melampaui target dengan menjadi Runner Up atau posisi kedua.
Dengan kiprahnya itu, Thomas Doll layak bisa disebut sang arsitek. Prestasinya sejauh ini adalah proses yang akan membuat Persija cerah di masa depan seperti slogannya yakni To The Next Level.
3. Luis Milla Sang Pesulap
Luis Milla layak diberi gelar sang pesulap. Hal ini karena magis yang diberikannya dalam waktu singkat untuk Persib Bandung.
Sebelum ia menggantikan Robert Renel Alberts, Persib harus bersaing di papan bawah karena terseok-seok di laga-laga awal Liga 1 2022-2023 dengan dua kekalahan dan satu hasil imbang.
Catatan itu membuatnya mendapat pemecatan, dan digantikan Luis Milla yang memiliki tugas untuk membawa Persib ke habitatnya, yakni papan atas.
Bak pesulap, dalam waktu singkat Luis Milla membawa Persib kembali bertaji. Sejak debutnya, eks pelatih Timnas Indonesia ini mampu membawa tim berjuluk Maung Bandung ini tak terkalahkan di 15 laga.
Hasilnya pun manis. Persib bisa bersaing di papan atas dan masuk dalam perebutan gelar juara, sebelum akhirnya mengendur jelang Liga 1 2022-2023 berakhir.
Meski gagal jadi juara, apa yang dilakukan Luis Milla ini di luar nalar karena mampu mengubah situasi dalam waktu singkat layaknya pesulap.
Dengan kontrak yang masih tersisa di Persib, Luis Milla pun punya kesempatan lainnya untuk menunjukkan magis-magisnya yang bisa membawa Maung Bandung kembali berjaya.