Flare Menyala Usai Laga Persib, Persija, hingga PSS: Bukti Suporter Belum Berubah?
INDOSPORT.COM - Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dipenuhi asap flare di pertandingan Liga 1 2022-2023 antara Persib vs Persikabo 1973, Sabtu (15/04/23).
Persib Bandung menjamu Persikabo di partai pamungkas Liga 1 musim ini, yang sayangnya berakhir dengan kekalahan 1-4.
Ada pun gol tunggal Persib dicetak oleh David da Silva, sedangkan Persikabo 1973 menggila berkat gol Lucas Moreira, Lucky Oktavianto, Silvio Junior, dan Pedro Henrique.
Selepas pertandingan, suasana di stadion ternyata jauh dari kata kondusif. Banyak penonton yang menyalakan suar hingga membuat asap mengepul di mana-mana.
Tentu saja, dengan kecanggihan media sosial saat ini, tidak butuh waktu lama bagi orang-orang untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di stadion.
Kejadian ini pun membuat publik bertanya-tanya, ada apa sebenarnya dengan suporter sepak bola di Indonesia?
Terlebih, ini bukan kali pertama flare menyala di stadion dalam jeda waktu berdekatan. Laga Persib vs Persija pada pada Januari 2023 lalu salah satu contohnya.
Kemudian tempo hari, peristiwa serupa juga sempat terjadi di laga PSS Sleman melawan Bali United.
Penonton juga menyulut flare di pertandingan tersebut, usai PSS Sleman menang 2-0 atas Bali United di Stadion Maguwoharjo.
Flare, sebuah barang yang tidak asing di kalangan suporter sepak bola. Meski terkesan meriah ketika menyalakannya, ada dampak negatif yang turut menghantui.
Selain membatasi jarak pandang, flare, seperti pernah disampaikan dokter Persib yakni Rafi Ghani, bisa membuat orang kesulitan bernapas dan mengalami panic attack akibat cahaya dan suara ledakan.
1. Bukti Suporter Belum Berubah?
Tidak ayal, regulasi untuk tidak membawa flare pun selalu diingatkan oleh aparat maupun pihak klub, kepada para penonton yang akan datang ke stadion.
Bobotoh tentu tidak terkecuali. Bahkan, instruksi serta wanti-wanti sudah dikeluarkan Kasat Binmas Polrestabes Bandung AKBP Drs. Sutorih, M.Si. Sebelum laga kontra Persikabo 1973.
"Saya mengimbau kepada Bobotoh untuk mematuhi aturan yang berlaku, salah satunya flare, begitu juga sajam (senjata tajam, ted),
“Karena petugas kepolisian akan melakukan razia," kata Sutorih setelah rapat koordinasi keamanan di Graha PERSIB, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Jumat, 14 April 2023.
Dalam keterangannya, jika ada yang kedapatan membawa flare, sajam, atau barang-barang terlarang, yang bersangkutan harus menanggung akibatnya.
Ia akan dikembalikan dan tidak diperbolehkan menyaksikan pertandingan. Karena bagaimanapun juga, flare adalah barang yang bisa membahayakan sekitarnya.
Dibawa saja tidak boleh, apalagi sampai dinyalakan di dalam stadion. Namun sayang, peringatan ini ternyata tidak diindahkan oleh oknum suporter.
Di sisi lain, insiden penyalaan flare yang sudah telanjur terjadi juga menjadi catatan tersendiri bagi para perangkat pertandingan untuk evaluasi dan berbenah.
Namun yang jelas, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi suporter-suporter sepak bola Indonesia agar lebih dewasa dalam bertindak saat mendukung tim kesayangan.
Selama masih ada peristiwa serupa, tentu saja pertandingan sepak bola di Tanah Air yang digelar di stadion belum bisa dibilang kondusif.
2. Flare 'Nodai' Laga Perpisahan I Made Wirawan
Setelah pertandingan Persib vs Persikabo 1973 berakhir, warganet pun turut bereaksi dan beberapa di antaranya turut membombardir akun medsos Maung Bandung.
Terlepas dari itu, dengan hasil semalam, Persib menutup Liga 1 2022-2023 di peringkat tiga setelah mengumpulkan 62 poin alias empat angka di bawah Persija.
Sementara itu, jadwal pekan terakhir Liga 1 2022-2023 masih bergulir hari ini, Minggu (16/04/23), di mana PSM Makassar akan menghadapi Borneo FC.
Kejadian flare di GBLA dan kekalahan Persib pun menjadi penutup yang cukup mengecewakan bagi I Made Wirawan, yang memainkan laga terakhirnya untuk Maung Bandung semalam.
Meski begitu, I Made Wirawan mengaku bangga bisa menjadi bagian tim Persib dan berterima kasih kepada orang-orang yang sudah menemaninya selama ini.
Selain manajer tim, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Luis Milla, Coach Manu, Coach Carlos, Pak Yaya, Pak Budiman, Coach Gilang, dan tentunya Luizinho Passos.
Lalu tidak ketinggalan pula, rekan-rekannya, lalu para ofisial tim, serta Bobotoh yang selama ini sudah mendukungnya dan tim Maung Bandung.
“Selalu mendukung dan mendoakan saya selama ini. Tanpa kalian saya bukanlah siapa-siapa,” kata I Made Wirawan, dikutip dari laman resmi Persib.
“Sekali lagi, terima kasih untuk semuanya, saya mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan saya selama berada di sini,” ujarnya lagi.
Selain ucapan terima kasih yang tiada hingga, I Made Wirawan juga menitipkan pesan penting kepada Bobotoh untuk terus mendukung Persib secara positif.
Sumber: persib.co.id