Jadi Incaran Juventus, Edouard Mendy Lebih Cocok Jadi Pelapis atau Pengganti Szczesny?
INDOSPORT.COM – Melihat statistik kiper Chelsea, Edouard Mendy. Apakah ia cocok jadi pelapis atau pengganti Wojciech Szczesny di Juventus?
Kabar mengejutkan datang dari sepak bola Italia, di mana Juventus dilaporkan tertarik memboyong Edouard Mendy dari Chelsea.
Kiper berusia 31 tahun itu menjadi target seiring kondisi kiper utama mereka, Szczesny, yang kini mendadak mengalami cedera.
Szczesny baru saja mendapat perawatan dirinya mengalami sesak napas di laga Juventus vs Sporting CP, Jumat (14/04/23) kemarin.
Kondisi ini membuat Juventus pun berpikiran untuk mencari pelapisnya pada bursa transfer musim panas 2023 nanti agar kejadian serupa tak terulang.
Jika apesnya kejadian itu terulang, setidaknya Juventus punya pengganti sepadan untuk menggantikan peran Wojciech Szczesny di bawah mistar.
Alhasil, Juventus pun mencoba melirik kiper Chelsea, Edouard Mendy, yang saat ini masa depannya tengah abu-abu di klub London Barat itu.
Dikabarkan bahwa klub berjuluk The Blues itu berencana melegonya pada musim panas nanti karena tak adanya kesepakatan baru soal kontrak.
Hal tersebut membuat Juventus berencana mendatangkannya pada musim panas 2023 nanti untuk menjadi pelapis Szczesny yang kondisinya ditakutkan akan terulang.
Tapi, apakah kiper sekelas Edouard Mendy hanya cocok jadi pelapis bagi Wojciech Szczesny di Juventus mengingat statusnya yang pernah jadi kiper terbaik sejagat pada 2021 lalu?
1. Kualitas Edouard Mendy
Musim ini bukan musim yang menyenangkan bagi sosok Edouard Mendy. Usai menjadi kiper utama Chelsea selama dua musim beruntun, kini ia hanya menjadi penghangat bangku cadangan.
Semua bermula sejak kepergian Thomas Tuchel yang dipecat oleh Chelsea, serta badai cedera yang ia dapatkan di awal musim 2022/23 ini.
Sebelumnya, eks kiper Stade de Reims itu menjadi pilar utama di bawah mistar Chelsea selama dua musim yakni di musim 2020/21 dan musim 2021/22.
Di musim 2020/21 atau musim perdananya bersama Chelsea, ia menjadi andalan hingga membawa The Blues menjuarai Liga Champions.
Hebatnya, ia yang hampir bermain di seluruh laga mampu membuat gawang Chelsea hanya kebobolan empat gol di Liga Champions musim itu, yang otomatis menjadi rekor tersendiri.
Lalu di awal tahun 2022, ia pun mencetak catatan gemilang dengan membawa negaranya, Senegal, menjuarai Piala Afrika 2021 untuk kali pertama dalam sejarah negaranya usai menangkis penalti di final.
Karena kiprahnya itu, Mendy pun menjadi kiper terbaik dunia versi FIFA, yang membuat motivasinya meninggi di musim selanjutnya atau musim 2021/22.
Selama dua musim jadi andalan Chelsea, Mendy punya catatan gemilang dengan 77,1 persen penyelamatan di musim 2020/21 dan 75,9 persen penyelamatan di musim keduanya.
Catatannya cukup gemilang. Dalam 92 laga selama dua musim tersebut, Mendy hanya kebobolan 68 gol saja. Terlepas dari rapatnya pertahanan Chelsea di bawah Tuchel, perannya sangat vital.
Namun musim ini Mendy tak lagi jadi andalan. Tapi dengan catatan di dua musim belakang itu, dirinya hanya pantas jadi pelapis Wojciech Szczesny saja di Juventus?
2. Perbandingan Mendy dan Szczesny
Melihat catatan Edouard Mendy yang mencetak 77,1 persen penyelamatan di 2020/21 dan 75,9 persen penyelamatan di 2021/22, bagaimana perbandingannya dengan Wojciech Szczesny?
Untuk membandingkannya, maka perlu melihat catatan Szczesny di dua musim yang sama dengan Mendy, di mana kiper berusia 32 tahun itu jadi andalan Juventus.
Di dua musim tersebut, musim 2020/21 dan 2021/22, Szczesny mampu mencatatkan masing-masing 73,6 persen penyelamatan dan 73,2 persen penyelamatan, atau bisa disebut konsisten.
Dari 78 laga yang dimainkan Szczesny dalam dua musim tersebut, ia kebobolan 82 gol atau memiliki rasio kebobolan 0,95 gol per laga.
Catatan ini lebih buruk dari Mendy yang kebobolan 68 gol dari 92 laga atau memiliki rasio hanya kebobolan 0,73 gol per laga.
Tapi jika melihat rasio gol, maka yang perlu digarisbawahi adalah peran pelatih dan sistem pertahanan yang ada di depan kedua kiper tersebut.
Di Chelsea, Mendy tertolong dengan pola tiga bek yang diterapkan Tuchel, sehingga ia menghadapi 251 tembakan ke gawang saja.
Sedangkan Szczesny harus merasakan dua pelatih dengan metode berbeda, yakni Andrea Pirlo dan Massimiliano Allegri dengan menghadapi tembakan yang lebih banyak sedikit ketimbang Mendy, yakni 256 tembakan ke gawang.
Melihat jumlah tembakan selama dua musim tersebut, sejatinya Szczesny punya rasio tembakan ke gawang lebih banyak yakni 3,2 tembakan ke gawang per laga, ketimbang Mendy dengan 2,7 tembakan ke gawang per laga.
Melihat catatan-catatan itu, maka Szczesny bisa dikatakan lebih unggul. Tapi, Mendy mampu mengimbanginya dengan persentase penyelamatan yang lebih baik.
Sehingga, hadirnya Mendy bukan hanya jadi pelapis Szczesny semata, melainkan pesaing, yang jelas akan menguntungkan Juventus jika memiliki dua kiper mumpuni yang bersaing untuk memperebutkan tempat utama.