Menguak 3 Faktor Penyebab Persija Jakarta Gagal Juarai Liga 1 2022-2023
INDOSPORT.COM - Persija Jakarta telah menyudahi perjalanannya di kancah Liga 1 2022-2023. Tim Macan Kemayoran harus puas finis di posisi dua klasemen akhir Liga 1.
Persija Jakarta mengoleksi 66 poin dari 34 laga yang dilakoni. Persija Jakarta harus merelakan gelar juara direbut oleh PSM Makassar.
Persija Jakarta sejatinya sempat berada di jalur perburuan gelar juara. Hingga pekan ke-25 Persija Jakarta masih saling berebut pucuk klasemen.
Namun Persija Jakarta tersandung saat menghadapi Bhayangkara FC. Kala itu Persija Jakarta kalah 1-2.
Selepas kekalahan ini penampilan Persija Jakarta sempat kembali ke jalur kemenangan dengan menang 2-1 atas Barito Putera.
Namun selepas itu tim besutan Thomas Doll ini tidak pernah menang dalam tiga pertandingan. Bahlan dua di antaranya Persija Jakarta menelan kekalahan.
Sementara PSM Makassar konsisten hingga akhir musim dan berhasil merebut puncak klasemen.
Selain kehabisan bensin di tengah ketatnya perebutan gelar juara, INDOSPORT mencoba merangkum faktor penyebab Persija gagal juara Liga 1 2022-2023.
1. Banyak Kehilangan Pemain
Thomas Doll menilai kegagalan Persija Jakarta menjadi juara adalah banyaknya pemain yang hilang. Situasi ini pun membuat Persija Jakarta seakan sulit sekali bermain dalam kondisi full tim.
Memang seperti diketahui, Persija Jakarta kerap kehilangan banyak pemain. Bahkan Persija Jakarta kehilangan dua pemain asingnya yakni Abdull Yusuf Helal dan Hanno Behrens yang mengalami cedera.
Selain itu, beberapa pemain Persija Jakarta kerap dipanggil untuk membela Timnas Indonesia baik level junior maupun senior.
Sebut saja nama-nama seperti Muhammad Ferarri, Alriyanto Nico, Riko Simanjuntak, Cahya Supriadi, Donni Tri Pamungkas selalu dipanggil Timnas Indonesia.
Padahal Persija Jakarta sendiri sedang membutuhkan tenaga mereka untuk tampil dalam perebutan gelar juara Liga 1.
"Kalau yang mengecewakan, kami bisa saja menjuarai liga ini tapi banyak pemain yang cedera. Ada 6-7 pemain yang dipanggil timnas," keluh Thomas Doll.
"Kami kehilangan pemain senior dan pemain U-20. Ini tidak bagus untuk Persija, bukan untuk saya," tambah dia.
Padatnya Jadwal dan Sistem Bubble
Selain itu Thomas Doll juga menilai padatnya jadwal dan sistem bubble juga sempat mengganggu perjalanan Persija Jakarta.
Memang perhelatan Liga 1 sempat diterapkan dengan sistem bubble. Hal ini tak lepas karena tragedi Stadion Kanjuruhan.
Karena tragedi ini roda kompetisi Liga 1 sempat dihentikan sekitar tiga bulan. Selepas itu dilanjutkan dengan sistem bubble dan jadwal pertandingan yang begitu padat.
"Ini juga tidak bagus ketika sistem bubble di Desember kami harus main lagi di Januari."
"Kami bermain banyak sekali (laga) karena kami bermain setiap tiga hari. Itu tidak bagus untuk pemain dan itu tidak profesional," katanya.
Persija Jakarta Selalu Pincang
Thomas Doll juga menyoroti situasi Persija Jakarta yang tidak pernah full tim. Selain diterpa badai cedera, pemanggilan pemainnya ke Timnas Indonesia juga membuat Thomas Doll memutar otak.
Bahkan karena situasi ini, Thomas Doll kerap melontarkan keluhannya saat sesi konferensi pers jelang laga. Memang pelatih asal Jerman ini dibuat pusing karena harus menyiapkan dengan baik sementara jumlah pemain terbatas.
"Saya bukannya marah di preskon tapi saya merasa ini tidak benar. Saya harus mempersiapkan tim karena saya punya target," keluh Thomas Doll.
"Kami punya pertandingan tapi pemain nasional anda tidak ada meski bukan FIFA matchday. Ini mengecewakan sekali," tambah Thomas Doll.
Bahkan Thomas Doll merasa iri dengan PSM Makassar karena mereka selalu dalam kondisi full tim dalam setiap pekannya.
"Selamat untuk PSM karena mereka bisa terus bermain setiap pertandingan dengan skuad yang sama terus sepanjang 34 pekan. Ini musim yang susah untuk persija dan itu yang membuat saya bangga (dengan pencapaian runner-up)," ujar Thomas Doll.
Kini Liga 1 2022-2023 telah usai, Persija Jakarta pun menilai perjalanan mereka bagaikan roller coster dan juga akhir sebuah film.