Jadi Korban Janji Palsu, Eks Akademi Bayern Sebut Erik ten Hag Diktator
INDOSPORT.COM – Eks pemain akademi Bayern Munchen, Riccardo Basta, sebut pelatih Manchester United, Erik ten Hag, diktator karena kemakan janji palsu.
Raksasa Liga Inggris, Manchester United, memang tampil lebih cimaik di bawah Erik ten Hag pada musim 2022/2023 ini.
Bagaimana tidak? Setan Merah menjadi satu-satunya tim Liga Inggris yang masih bersaing di empat ajang berbeda saat ini.
Man United sukes menjuarai Piala Liga Inggris, berada di perempat final Liga Europa, semifinal Piala FA, dan menghuni peringkat ketiga klasemen Liga Inggris.
Kedigdayaan Manchester United pada musim ini tampak terletak pada hadirnya pemain baru yang tepat pada bursa transfer musim panas lalu.
Peraih 20 gelar Liga Inggris itu menggaet Tyrell Malacia, Christian Eriksen, Lisandro Martinez, Casemiro, dan Antony serta tidak ada satu pun wajah anyar yang gagal di musim perdananya di Old Trafford.
Selain itu, pelatih asal Belanda ini patut diacungi jempol karena berhasil membangkitkan performa loyo Marcus Rashford, Aaron Wan-Bissaka, dan Diogo Dalot.
Selain faktor di dalam lapangan, eks juru taktik Ajax Amsterdam itu rupanya juga mengembalikan kedisiplinan di kubu Setan Merah.
Tentu saja hal ini membuat para pemain mengecap betapa tegasnya peraturan yang dibuat Erik ten Hag, bahkan pemain bintang dan berjasa besar pun tidak luput dari sanksi jika melanggar aturan itu.
Namun, menariknya ada eks akademi Bayern Munchen, Riccardo Basta, yang menyebut Erik ten Hag sebagai diktator karena kemakan janji palsu pelatih Manchester United itu.
1. Ten Hag Tebar Janji Palsu
Riccardo Basta menyebut bahwa pelatih Manchester United, Erik ten Hag, sebagai diktator karena membuat janji palsu padanya kala masih menukangi Bayern Munchen.
Sebelum memulai kariernya sebagai salah satu klub ternama di Eropa, yaitu namanya pertama kali terdengar kala menukangi Ajax Amsterdam, Erik ten Hag pernah menukangi beberapa tim.
Pria berusia 53 tahun tersebut pernah menangani Go Ahead Eagles, Utrecht, dan Bayern Munchen II dan di Die Roten B inilah Riccardo Basta kemakan janji palsu pelatih asal Belanda itu.
Juru taktik berkepala plontos itu sebelumnya menghabiskan dua tahun bertanggung jawab atas tim cadangan Die Bayern pada 2013-2015 saat Pep Guardiola masih menjadi pelatih kepala kala itu.
Selama masih berada di Bayern Munchen II, Ten Hag bertemu dengan Riccardo Basta, seorang gelandang yang kini bermain di kasta kelima Liga Jerman, VfR Garching.
Di situlah Basta merasakan kepahitan dengan Ten Hag karena kariernya yang merosot sejak dirinya bekerja sama, apalagi pria yang kini berusia 28 tahun tersebut tak mendapatkan waktu main di tim senior Bayern.
Basta mengeklaim Ten Hag menebar janji palsu padanya untuk mendapatkan kesempatan bermain di tim utama, bahkan sang pemain sampai menyebut dirinya hampir seperti seorang diktator.
“Setiap anak bermimpi menjadi pesepak bola profesional dan saya sudah begitu dekat dengan impian tersebut saat masih di Bayern,” tandas Basta pada Sport 1.
“Tapi, saya ditertawakan dan janji palsu akhirnya tersaji. Setelah menandatangani perpanjangan kontrak pertama, dia (Ten Hag) berkata mereka mengandalkan saya dan ada rencana bagi saya (ke depan).”
“Saya seharusnya menjadi penghubung antara tim pertama dan kedua serta sesekali berada di skuad. Saya rasa itu hal hebat, ya tentu saja. Namun, pada akhirnya, hal itu tak terwujud.”
“Secara pribadi saya tak punya hubungan yang baik dengan (Erik) ten Hag. Dia hampir menjadi seorang diktator. Dia punya rencana dan kami sebagai pemain harus mengikutinya,” tutur Riccardo Basta.
Janji palsu Erik ten Hag mungkin saja juga sempat terucap dari mulutnya kala dirinya mengatakan masih membutuhkan Cristiano Ronaldo saat megabintang berusia 38 tahun itu ingin cabut dari Manchester United.
Namun, Erik ten Hag sendiri jarang memainkan Cristiano Ronaldo hingga akhirnya wawancara kontroversial itu muncul yang membuat Manchester United dan CR7 akhirnya bercerai.
Sumber: Sport 1