Termasuk 'Depak' Boehly! Ini 4 Kiat untuk Chelsea Agar Segera Bangkit
INDOSPORT.COM - Telah tersingkir dari Liga Champions, Carabao Cup, Piala FA, dan tidak lagi bisa menjuarai Liga Inggris membuat musim 2022/2023 Chelsea resmi gagal total.
Satu-satunya target realistis dari The Blues saat ini memenangi sebanyak mungkin 10 partai domestik pamungkas mereka dan mengakhiri kompetisi di 10 besar.
Mengejar tiket ke ajang Eropa musim depan sepertinya sudah mustahil bagi armada asuhan Frank Lampard ini mengingat tiket terdekat, Liga Europa, harus digapai dengan finis di posisi kelima yang jaraknya 14 poin.
Saat ini Chelsea hanya terduduk di peringkat 11 Liga Inggris dengan raihan 39 poin saja dari 31 pertandingan.
Jika tidak bergerak dari sana sampai akhir musim, maka mereka resmi mencatat rekor peringkat liga terburuk selama nyaris dalam tiga dekade.
Kali terakhir London Biru finis di luar top half adalah di musim 1995/1996 slam.
Aib yang sama hanya pernah sekali Chelsea derita pada 2015/2016 kala era manajerial Jose Mourinho yang kedua berakhir pahit namun seharusnya klub berbujet belanja setinggi mereka tidak boleh mengalami kejadian seperti ini.
Siapa yang menyangka jika pada akhirnya klub yang sudah mengeluarkan lebih dari dari 600 juta Euro di dua bursa tranfer terakhir bisa berakhir demikian.
Mau tidak mau Chelsea harus berubah. Sudah ditunjuknya empat manajer berbeda baik tetap maupun sementara di 2022/2023 menandakan jika masalah mereka tidak hanya soal performa di lapangan namun juga mengakar sampai ke manajemen.
Todd Boehly selaku pemilik sudah mulai harus mengambil langkah tegas jika tidak mau jadi badut paling konyol dalam sejarah Liga Inggris. Berikut ini adalah sejumlah kebijakan yang ia ambil untuk meringankan beban Chelsea.
1. 1. Jauhkan Boehly dari Ruang Ganti
Soal royalitasnya pada Chelsea, Todd Boehly memang tidak ada duanya namun perkara kesiapannya memiliki salah satu klub sepakbola paling terpandang di dunia masih jadi tanda tanya.
Di tengah buruknya performa klub, ia sempat dikabarkan masuk ke ruang ganti tim demi memberikan motivasi sekaligus ultimatum namun sayangnya kebijakan itu justru menjadi bumerang.
Pasca laga kontra Brighton & Hove Albion pada Sabtu (15/04/23) lalu, Beohly isunya mencak-mencak dan menuding salah satu pemain Chelsea sebagai biang kerok kekalahan 1-2. Yang dijadikan kambing hitam tidak terima dan kabar ini kemudian menyebar ke berbagai media.
Bocornya informasi ini jadi salah satu penanda jika kekompakan staf dan pemain tengah tidak erat. Untuk mengindari kebocoran lebih lanjut, ada baiknya Boehly untuk sementara tidak dulu ikut campur urusan ruang ganti Chelsea.
Bagaimanapun juga pengusaha sukses asal Amerika Serikat itu masih terbilang tidak tahu apa-apa soal sepakbola. Ia masih perlu banyak belajar bagaimana caranya menangani sebuah klub dengan ekspektasi dan reputasi yang begitu besar dengan baik.
2. Tunjuk Manajer Tetap Sekarang Juga
Awalnya memanggil kembali Frank Lampard untuk dijadikan manajer interim sampai akhir musim dianggap tepat. Walau punya memori buruk namun ia setidaknya paham kultur klub dan juga punya modal status legenda yang dihormati.
Saat ia menelan kekalahan di laga pertamanya dari Wolverhampton Wanderers, publik masih paham namun setelah kini menderita tiga pertandingan tanpa kemenangan beruntun kepulangan sosok Super Frank ke Stamford Bridge semakin terasa menyakitkan.
Itulah kenapa menunjuk pelatih tetap saat ini juga sebaiknya Chelsea lakukan. Tidak ada lagi yang bisa diraih di sisa 2022/2023 namun setidaknya manajer baru nantinya akan punya waktu lebih lama untuk mengenal tim sebelum dimulainya 2023/2024.
Banyak nama besar yang bisa mereka tarik ke ibu kota Inggris seperti Julian Nagelsmann, Luis Enrique, Joachim Low, atau Mauricio Pochettino.
Semakin cepat Lampard kembali dipecat, semakin besar pula kesempatannya untuk melindungi legacy. Chelsea pun punya masa depan yang lebih jelas.
2. 3. Fokus ke Kualitas Terbaik Tim
Bersama Thomas Tuchel dan Graham Potter, dua manajer tetap sebelumnya, Chelsea sempat punya periode positif meski tidak lama. Rahasianya adalah skema tiga bek.
Saat diasuh oleh Bruno Saltor pun mereka sanggup menahan imbang Liverpool 0-0 juga dengan formasi yang mengandalkan duet tiga pemain belakang.
Hanya saja saat Frank Lampard datang, pakem empat bek justru diperkenalkan. Hasilnya ya seperti sekarang ini, kekalahan tiga kali beruntun dirasakan Joao Felix cs.
Harusnya Lampard tidak banyak melakukan modifikasi. Komposisi skuad Si Biru saat ini pun lebih cocok untuk 3-5-2 ketimbang 4-2-3-1 dengan banyaknya stok winger oke, gelandang box-to-box mumpuni, dan bek sentral tangguh.
Dengan kepastian untuk memainkan satu taktik yang sudah familiar, maka kans bagi Chelsea untuk memenangkan 10 laga pamungkasnya jelas lebih besar.
4. Segera Tentukan Siapa yang Bertahan dan Dijual
Sebanyak apapun uang yang Todd Boehly investasikan ke Chelsea, sepakbola sayangnya bukan sesuatu yang bisa mendulang sukses atas dasar siapa yang paling kaya.
Butuh manajemen skuad yang baik baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Aspek tersebut tidak terlihat di Stamford Bridge saat ini.
Dua kali jor-joran di bursa transfer membuat skuad Chelsea menjadi gendut. Total 31 pemain ada di tim senior yang menyebabkan ruang ganti pun sudah tidak lagi bisa menampung mereka sekaligus.
Ditambah lagi setiap pertandingan hanya ada 16 yang bisa bermain dimana lima di anyaranya sebagai pengganti. Cepat atau lambat harmoni skuad bisa luluh lantak karena masalah jam terbang.
Chelsea mau tidak mau sudah mulai harus memprediksi siapa yang layak dipertahankan atau dijual musim depan. Memiliki skuad yang lebih ramping tidak hanya menjaga kerukunan namun juga jauh meringankan beban pengeluaran untuk gaji dan operasional lainnya.