Bersih-bersih PSSI, Erick Thohir Tunjuk Firma Ternama untuk Audit Keuangan
INDOSPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah meneken kesepakatan dengan firma ternama, Ernst & Young, untuk melakukan audit keuangan dalam federasi.
Menurut Erick Thohir, ada hal yang tidak transparan dalam tata kelola federasi. Contohnya inkonsistennya pemberian bonus juara Liga 1 dari 2017-2022 yang dilakukan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Tidak jelasnya hubungan kerja sama antara PT LIB dengan PSSI, termasuk spa; transfer pembayaran, mendorong Erick Thohir melakukan langkah tegas berupa pemeriksaan.
Semua ini perlu dilakukan agar manajemen keuangan, baik di PSSI dan selanjutnya di PT LIB, bisa terbuka, transparan, dan akuntabel.
"Bermula dari peristiwa kemarin, ketika ada inkonsistensi pemberian hadiah juara Liga 1. Lalu, ditengarai ada juga ketidakjelasan dalam manajemen keuangan di PSSI," kata Erick Thohir, Kamis (20/4/23).
"Maka saya langsung tanda tangan MoU dengan Ernst & Young Indonesia untuk mengadakan audit forensik atas pencatatan keuangan PSSI. Hal ini dilakukan sebagai bagian utama bersih-bersih, baik PSSI maupun PT LIB," imbuhnya.
Ketum PSSI periode 2023-2027 itu menegaskan, sepak bola adalah olahraga milik rakyat. Semua mesti transparan, supaya ke depan ada prestasi yang tercipta.
Untuk itu, audit perlu dilakukan karena sepak bola bukan hanya olahraga, melainkan telah menjadi industri besar. Banyak orang terlibat di sana dan perputaran uang sangat besar, sehingga mesti ada laporan pertanggung jawaban yang detail.
"Sudah pasti kita semua, saya, pengurus, dan pecinta sepak bola mau soal keuangan yang krusial ini terbuka. Apalagi sepak bola ini milik rakyat," jelas Erick Thohir.
"Kami ini hanya ditugaskan untuk membersihkan. Audit ini diperlukan agar terjadi kejelasan dan perbaikan pada pengelolaan keuangan pada seluruh pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia," tegasnya.
1. Semua Transparan
Tak hanya itu, sebelum Liga 1 2023-2024 berjalan, Erick Thohir berharap hal-hal menyangkut keuangan dan manajemen harus sudah dijelaskan detail. Tidak boleh ada yang disembunyikan supaya tidak terjadi kesalahpahaman antar peserta kompetisi dengan pengelola liga.
Erick Thohir menyebut, di Indonesia, komposisi kepemilikan saham di liga menetapkan PSSI memiliki saham yang jumlahnya 1 persen, sisanya untuk 18 tim peserta. Sehingga, federasi mendapatkan porsi pendapatan berdasarkan saham tersebut.
"Hal ini juga akan diaudit, termasuk digunakan untuk kepentingan apa dan dihitung sebagai penerimaan apa di PSSI pemasukan dari saham itu," ucap Erick Thohir.
"Di Malaysia, federasi sepakbola memiliki saham 60 persen di liganya. Tapi di Indonesia sangat demokrasi, hanya 1 persen. Luar biasa. Namun, saya akan tetap menghormati keputusan para pendahulu kita. Saya hormati kesepakatan sebelumnya," tuntasnya.