Cerita Perjuangan Firman Utina di Piala AFF 2010, Disuntik Pereda Nyeri demi Bela Timnas Indonesia
INDOSPORT.COM - Perhelatan Piala AFF 2010 sepertinya memiliki cerita tersendiri di diri mantan legenda Timnas Indonesia, Firman Utina. Bagaimana tidak, di ajang tersebut, Firman Utina ternyata harus rela kakinya disuntik sebanyak 20 ampul obat pereda nyeri demi bisa membela Merah Putih.
Perhelatan Piala AFF sepertinya memang menjadi bahan yang menarik untuk dibicarakan. Pesta sepak bola di Asia Tenggara ini Selau memiliki cerita tersendiri bagi Timnas Indonesia.
Salah satunya ialah perhelatan Piala AFF 2010. SKuat Garuda yang begitu perkasa di babak penyisihan grup, justru tidak bisa berkutik banyak saat di partai final.
Bagaimana tidak, menghadapi Malaysia di babak final, Timnas Indonesia secara mengejutkan takluk 0-3 di markas Malaysia. Sehingga kemenangan 1-2 pada leg kedua juga menjadi tidak berharga karena Timnas Indonesia masih harus gagal merengkuh gelar juara Piala AFF.
Di balik cerita kegagalan Timnas Indonesia di masa itu, ternyata perhelatan Piala AFF 2010 juga memiliki kisah tersendiri untuk sosok Firman Utina.
Bagaimana tidak, tanpa banyak yang tahu, ternyata Firman Utina harus rela kakinya mendapat suntikan sebanyak 20 suntikan obat pereda nyeri demi bisa tampil di babak final.
Cerita berawal saat dirinya mendapat cedera ACL di leg kedua babak semifinal saat melawan Filipina di mana dia mendapat pelanggaran keras dari salah atau pemain Filipina.
“Jadi saat leg kedua semifinal itu, saya kena (cedera) sama pemain Filipina yang naturalisasi itu, saya lupa namanya,” kenang Firman Utina saat ditemui di Jakarta belum lama ini.
“Karena cedera itu, seharusnya saya naik meja operasi dan selesai sudah saya di ajang Piala AFF,” tambah Firman.
Firman pun mengatakan saat kondisi itu pelatih Timnas Indonesia saat itu, Alfred Riedl menyambangi dirinya di kamar hotel selepas pertandingan.
“Saat itu pelatih Alfred Riedl datang ke kamar saya. Saya satu kamar dengan Bambang Pamungkas.”
“Saya bertanya dengan dia, apakah kamu sangat menginginkan saya berada di lapangan,?” tambah Firman.
“Coach Alfred bilang dia sangat membutuhkan saya, tapi dia tidak mau memaksakan saya karena bisa bahaya untuk karier saya,” kenang Firman.
1. Suntikan Pereda Nyeri
Mendengar ucapan Alfred Riedl sebagai pelatih yang sangat membutuhkan dirinya dalam lapangan, Firman Utina pun berdiskusi dengan sang dokter.
“Saya berdiskusi dengan Dokter Mulki. Ya jalan keluarnya adalah saya harus mendapat suntikan sebanyak 20 ampul obat pereda nyeri setiap mau bertanding,” beber mantan pemain Persija Jakarta ini.
“Memang saat pertandingan itu tidak terasa sakit, tetapi selepas pertandingan atau saat reaksi obat hilang, baru di situ saya merasakan sakit luar biasa di kamar hotel, Bambang itu jadi saksinya saya teriak kesakitan di kamar,” kenang Firman.
Meski merasakan sakit yang luar biasa, bagi Firman itu semua dia lakukan demi bisa menyelesaikan perhelatan Piala AFF. Selain itu ada rasa bangga dia bisa tetap bermain di saat pelatih membutuhkannya.
“Di balik semua cercaan yang didapat saat Piala AFF 2010 itu semua, kami terima. Tapi orang luar banyak yang tidak (tahu) soal perjuangan kita itu.”
“Tapi setidaknya saya bangga bisa tetap menyelesaikan Piala AFF dan bermain untuk Timnas Indonesia,” kata Firman Utina.