x

Gebrakan Erick Thohir untuk Audit Eksternal Bukan Barang Baru di PSSI

Jumat, 28 April 2023 07:12 WIB
Editor: Juni Adi
Acara pelepasan Timnas Indonesia U-22 ke SEA Games 2023 Kamboja oleh Ketum PSSI Erick Thohir di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (21/04/23). (Foto: PSSI)

INDOSPORT.COM - Gebrakan kepemimpinan Erick Thohir dalam rencana untuk mengaudit laporan keuangan PSSI bukanlah barang baru.

Erick Thohir kini kembali membuat gebrakan dalam kinerjanya sebagai Ketua Umum PSSI yang baru periode 2023-2027, yaitu siap membuat organisasi pimpinannya menjadi lebih transparan.

Caranya, ia akan melakukan audit forensik terhadap keuangan PSSI. Bahkan Erick Thohir sudah menunjuk firma ternama, Ernst & Young, untuk membedah pencatatan keuangan PSSI.

"Bermula dari peristiwa kemarin, ketika ada ketidakkonsistensian dalam pemberian hadiah juara liga, lalu ditengarai ada juga ketidakjelasan dalam manajemen keuangan di PSSI.

"Maka saya langsung tanda tangan MoU dengan pihak Ernst & Young Indonesia untuk mengadakan audit forensik atas pencatatan keuangan PSSI," ucap Erick dalam rilis resmi, Jumat (21/04/23) lalu.

Baca Juga

Erick Thohir tidak hanya melakukan audit PSSI tapi juga PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) sebagai operator Liga 1. Hal itu buntut dari tidak berinya hadiah uang kepada juara kompetisi, PSM Makassar, sebesar Rp2 miliar.

Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, lalu buka suara soal alasan mengapa PSM tidak mendapatkan hadiah juara Liga 1 musim ini.

Baca Juga

Menurut Ferry Paulus, juara Liga 1 ‘hanya’ diberikan trofi setelah melewati kesepakatan bersama klub-klub kompetisi tertinggi Liga Indonesia sejak 2018.

Ia mencontohkan saat Persija Jakarta dan Bali United yang menjadi juara pada periode itu tidak memperoleh hadiah uang dan hanya menerima trofi Liga 1.

“Hal ini sudah menjadi kesepakatan seluruh klub peserta Liga 1 sejak 2018,” kata Ferry Paulus dalam rilisnya beberapa waktu lalu.

Baca Juga

“Persija dan Bali United saat juara pun mendapatkan perlakuan yang sama,” ungkap mantan Direktur Olahraga Persija Jakarta.

Ferry Paulus lalu menegaskan sejak awal musim sudah diinformasikan dan disepakati klub peserta Liga 1, bahwa tidak ada hadiah berupa uang untuk tim juara. 

Hal ini justru berbeda dengan penyelenggaraan turnamen pramusim di Indonesia, yang memberikan uang dengan nominal besar untuk tim juara.

Seperti Piala Presiden, Piala Menpora hingga Piala Gubernur Kaltim, dengan catatan turnamen pramusim itu bukan diselenggarakan di bawah naungan PT LIB loh ya.

Perbedaan ini mendorong Erick Thohir melakukan langkah berupa pemeriksaan. Hal itu dilakukan Erick agar manajemen keuangan PSSI dan PT LIB lebih terbuka, transparan, dan akuntabel.

"Hal ini dilakukan sebagai bagian utama dalam bersih-bersih, baik PSSI maupun di Liga. Sudah pasti kita semua, saya, pengurus, dan pecinta sepak bola mau soal keuangan yang krusial ini terbuka," ucap Erick.

 "Apalagi sepak bola ini milik rakyat. Kami ini hanya ditugaskan untuk membersihkan," tukasnya.


1. Bukan Barang Baru

Logo PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Gebrakan Erick Thohir dalam rencana melakukan audit dari pihak eksternal untuk memeriksa keuangan PSSI dan PT LIB, ternyata bukan barang baru.

Sebelumnya para pengurus PSSI pernah melakukan langkah yang sama pada tahun 2011 lalu.

Saat itu tim Exco yang terdiri dari Ketua Umum PSSI baru, Djohar Arifin Husin, Waketum PSSI, dan sembilan anggota lainnya, melakukan pertemuan di kantor PSSI untuk pertama kalinya sejak terpilih.

Satu anggota tidak hadir saat itu, yakni La Nyalla Mattaliti yang tengah berobat ke Singpura.

Beberapa agenda yang dibahas secara intensif adalah menggodok bentuk struktur pengurus PSSI 2011-2015. Rapat juga memutuskan PSSI akan melakukan audit terhadap kondisi keuangannya.

Baca Juga

Ketua PSSI, Djohar Arifin dalam konferensi persnya di kantor PSSI mengatakan, audit financial perlu dilakukan agar kepengurusannya bisa mulai bekerja dari titik nol.

"Kami akan undang auditor internasional yang mengerti dunia sepak bola untuk melakukan audit," kata Djohar Arifin saat itu.

Baca Juga

Mantan staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu menyatakan audit dilakukan tidak untuk mencari kesalahan pengurus lama. 

Audit dilakukan agar kinerja PSSI ke depan lebih baik dan transparan. 

"Karena modal kami adalah kepercayaan. Kami ingin mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat juga jajaran pengusaha. 
"Karena itu kami harus mulai dengan bersih agar bisa melakukan kerjasama dengan pihak manapun," sambung Djohar.

Sebagai bentuk transparansi, nantinya ke depan PSS dibawah komando Djohar Arifin berencana mengumumkan kepada public, kondisi keuangan tiap enam bulan sekali atau satu tahun sekali. 

Baca Juga

Dengen beguitu masyarakat akan mengatahui kondisi sebenarnya dan merasa memiliki. Wacana Djohar itu bahkan bukan isapan jempol belaka.

PSSI menunjuk salah satu firma ternama yaitu Deloitte, auditor yang juga mengaudit keuangan klub-klub besar Eropa untuk melakukan audit terhadap PSSI sendiri dan juga PT Liga Indonesia, sebagai operator kompetisi saat itu.

Namun rencana audit mendapat penolakan oleh PT Liga Indonesia, karena operator kompetisi Liga Super itu tidak bersedia diaudit oleh Deloitte. Alhasil, PSSI hanya melakukan audit laporan keuangan miliknya sendiri.

PT Liga Indonesia tak mau diaudit karena beralasan, mereka telah mempunyai tim auditor internal. Sikap ini membuat PSSI berang. 

PSSI bahkan sampai menggandeng Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, untuk memaksa PT Liga Indonesia membuak pintu auditor eksternal.

Bendahara Umum PSSI saat itu, Zulkifli Nurdin Tanjung, menyebut padahal sebanyak 99 persen saham PT Liga Indonesia itu milik PSSI. Sebagai pemilik saham mayoritas, PSSI seharusnya memiliki hak melakukan audit. 

Apalagi sebagian besar perputaran uang di tubuh PSSI berada di PT Liga Indonesia. PSSI kemudian melayangkan surat ke PT Liga Indonesia untuk menggelar rapat umum pemegang saham.

Tetapi tidak digubris, surat kedua dikirim kepada Badan Liga Indonesia (BLI) namun kembali tidak mendapat jawaban.

PSSI pun akhirnya, PSSI pun mencabut hak PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi pada 22 Agustus 2011.

PSSI lalu menunjuk operator baru, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) untuk menjalankan roda kompetisi resmi yang baru saa itu, Liga Primer Indonesia (LPI). 

Permasalahan tidak berhenti sampai di situ. Meski PT Liga Indonesia sudah didepak oleh PSSI, mereka tetap menggelar kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) untuk musim baru 2011/12.

Klub-klub yang tadinya bermain untuk LPI akhirnya memilih bergabung ke ISL lagi, hal ini yang kemudian menjadi cikal-bakal lahirnya dualisme kompetisi dan kepengurusan antara PSSI dan KPSI, yang berbuntut sanksi FIFA.

PSSIErick ThohirPT Liga IndonesiaPSM MakassarLiga IndonesiaLiga 1PT Liga Indonesia Baru (PT LIB)

Berita Terkini