Vakum 2 Tahun, Samuel Balinsa Lanjutkan Tradisi Bakat Papua di Arema FC
INDOSPORT.COM - Arema FC akhirnya kembali melanjutkan tradisi dengan merekrut bakat-bakat terbaik sepak bola dari tanah Papua pada kompetisi Liga 1 2023/2024.
Hal ini menyusul bergabungnya Samuel Balinsa. Pemain yang beroperasi di lini tengah itu menjadi satu dari deretan rekrutan I Putu Gede selama bursa transfer pramusim.
Namun di sisi lain, Samuel Balinsa menjadi rekrutan pertama klub berlogo kepala singa asal Papua dalam 2 tahun terakhir. Lantaran dalam periode itu, tradisi ini sempat vakum.
Arema FC sendiri cukup konsisten dalam menjalankan tradisi ini selama era Liga 1. Dimulai dari Marco Markus Kabiay (2017), Israel Wamiau (2018), Ricky Kayame (2019) hingga Mariando Djonak Uropmobin (2020).
Tiga nama terakhir menjadi pemain asal Papua yang bergabung sejak awal musim. Lantas, bagaimana kisahnya selama membela Arema FC?
1. Israel Wamiau
Pemain kelahiran Jayapura ini dihadirkan Arema FC dari Persipura saat dibesut oleh Joko Susilo sebagai proyeksi tim di kompetisi Liga 1 musim 2018 lalu.
Ketika itu, usianya masih 23 tahun. Dalam periode itu, Tim Singo Edan memang sedang getol untuk membangun kekuatan dengan para pemain usia muda.
Sayangnya, sektor pertahanan Arema FC dihuni oleh para bek dengan kualitas yang kompetitif. Di posisi bek tengah, ada Bagas Adi Nugroho, Purwaka Yudhi, Zaenuri, hingga Arthur Cunha.
Kesempatannya untuk menyandang posisi starter semakin tertutup rapat seiring kedatangan bek senior, Hamka Hamzah pada putaran kedua dari Sriwijaya FC.
Maka tak heran, kesempatannya untuk bermain hanya 12 kali pada musim itu. Israel Wamiau lantas memilih pulang ke Persipura dan sempat membela Persita Tangerang musim lalu.
2. Ricky Kayame
Ricky Kayame kemudian melanjutkan tradisi pemain asal Papua di skuat Arema FC, saat dibesut Milomir Seslija musim 2019 silam. Dia datang setelah tampil 16 kali untuk Persebaya musim 2018.
Periode itu dijalaninya nyaris tanpa cela. Pada pramusim kompetisi, Ricky sudah menyita banyak perhatian dengan performa ciamik dan gol-gol pentingnya.
Dia turut mengantar Arema FC menjuarai Piala Presiden 2019, hingga membuatnya selalu menjadi starter di posisi winger selama kompetisi Liga 1.
Sayangnya, Tim Singo Edan tampil melempem ketika kompetisi berjalan. Beragam dinamika yang terjadi membuat Arema FC hanya finis di urutan 9 klasemen Liga 1.
Ricky Kayame sendiri nyaris tak tergantikan dengan mencatat 30 kali penampilan. Pemain kelahiran Nabire itu ikut menyumbangkan 4 gol.
3. Mariando Djonak Uropmobin
Berbanding terbalik dengan Riky Kayame, Mariando Djonak Uropmobin justru menjalani karier tak mulus selama membela Arema FC. Dia datang dari Semen Padang awal musim 2020.
Mariando menyandang status sebagai wonderkid ketika datang di usia 24 tahun. Terlebih, dia berkontribusi nyata untuk Semen Padang dengan 2 gol dalam 13 laga, meski klubnya harus terdegradasi dari Liga 1.
Berposisi sebagai winger, Mariando jelas bukan saingan sepadan bagi 2 pemain impor asal Argentina, Jonathan Bauman dan Elias Alderete yang kerap dipilih oleh Mario Gomez.
Kendati demikian, pemain kelahiran Pegunungan Bintang Papua itu nyaris menutup pramusim dengan prestasi. Namun, Arema FC takluk dari Persebaya di semifinal Piala Gubernur Jatim.
Lebih apes lagi, Mariando belum sempat unjuk kemampuan ketika kompetisi Liga 1 musim 2020 berlangsung. Dia belum tampil sama sekali sampai kompetisi berhenti karena pandemi covid-19.