x

Jalan di Atas Bara hingga Pakai Panah, Gaya Melatih 'Nyentrik' Pochettino yang Menanti Chelsea

Selasa, 16 Mei 2023 15:10 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Para pemain klub Liga Inggris (Premier League), Chelsea, tampaknya harus bersiap menerima gaya ‘nyentrik’ Mauricio Pochettino dalam melatih.

INDOSPORT.COM – Para pemain klub Liga Inggris (Premier League), Chelsea, tampaknya harus bersiap menerima gaya ‘nyentrik’ Mauricio Pochettino dalam melatih.

Seperti yang diketahui, pelatih asal Argentina itu digadang-gadang akan segera resmi menjadi pelatih Chelsea musim depan.

Kabar ini beredar beberapa waktu lalu, di mana jurnalis top seperti David Ornstein dan Fabrizio Romano menyebutkan bahwa kesepakatan telah terjalin antara kedua pihak.

Kesepakatan ini pun tinggal direalisasikan dalam bentuk dokumen, yang akan ditandatangani oleh Pochettino dalam waktu dekat, sebelum ia diresmikan menjadi pelatih.

Dikabarkan bahwa peresmian pelatih berusia 51 tahun itu akan terjadi pada pekan ini. Saat ini, ia berada dalam perjalanan dari Barcelona menuju London.

Baca Juga

Dengan adanya kabar ini, bisa dipastikan bahwa Mauricio Pochettino akan menjadi pelatih Chelsea selanjutnya setelah Graham Potter dipecat pada April 2023 lalu.

Disebutkan bahwa eks pelatih Tottenham Hotspur itu nantinya akan mendapat kontrak berdurasi tiga tahun bersama The Blues.

Baca Juga

Kontrak ini akan membuatnya bertahan hingga 2026 mendatang, dengan tujuan membantu para pemain muda Chelsea secara tim dan individu bisa berkembang lebih jauh.

Guna membantu perkembangan pemain dan timnya, ternyata Pochettino punya gaya melatih yang terbilang ‘nyentrik’ dan berbeda ketimbang pelatih pada umumnya.

Dari berjalan di atas bara api hingga menancapkan panah ke tenggorokan, berikut INDOSPORT rangkum metode kepelatihan Mauricio Pochettino selama melatih.

Baca Juga

1. Membentuk Energi dan Mental Pemain

Mauricio Pochettino.

1. Menyimpan Nampan Berisikan Lemon di Meja Kerja

Metode kepelatihan ‘nyentrik’ Pochettino yang pertama adalah kebiasaannya menyimpan nampan berisikan lemon di meja kerjanya.

Dilansir dari The Telegraph, kebiasaan ini ternyata berasal dari rekannya di Argentina yang mengatakan kepada Pochettino bahwa lemon bisa menyerang energi negatif dan bisa melihat aura orang lain.

Pochettino sendiri terbilang pelatih yang mengedepankan energi dan pikiran positif, sehingga kebiasaan ia lakukan untuk dirinya dan juga para pemainnya.

Pria yang pernah melatih Paris Saint-Germain ini juga mengatakan bahwa dirinya kerap melihat energi positif pemain dan aura mereka, selain berdasarkan data dari tes para pemain tersebut.

“Saya membutuhkan data dan tes, tetapi yang paling mempengaruhi keputusan saya adalah energi yang mengalir. Saya dapat meramal hal-hal yang akan terjadi dari seorang pemain dari aura mereka,” tulis Pochettino di bukunya berjudul ‘Brave New World’.

Baca Juga

2. Membentuk Mental dan Fokus Pemain

Dalam membentuk mental dan fokus para pemain ini, Pochettino terbilang nyentrik karena ia pernah meminta pemainnya berjalan di atas bara api dan mematahkan panah dengan tenggorokan.

Dua metode ini dilakukan saat Tottenham Hotspur akan melakoni final Liga Champions. Dilansir The Guardian, metode berjalan di atas api telah digunakannya sejak masih melatih Southampton.

Dibantu oleh temannya yang seorang motivator, Xesco Espar, metode berjalan di atas api dimaksudkan agar menguatkan pikiran pemain.

Baca Juga

Pun hal serupa dengan panah, di mana panah tersebut akan diletakkan di tenggorokan dan pemain diminta mematahkannya untuk membentuk pikiran agar bersiap dan fokus.

“Ketika Anda melihat panah, Anda berpikir: ‘Tidak mungkin. Bagaimana saya bisa mematahkannya dengan tenggorokan?’,” ucap Pochettino.

“Lalu Anda berkata: ‘Tidak. Ayolah, saya bisa membunuh diri saya sendiri’. Anda meletakkan bagian tajam di tenggorokan, tetapi kemudian Anda maju dan mematahkannya,” lanjutnya.

Baca Juga

2. Melatih Fisik Pemain

Mauricio Pochettino.

3. Melakukan Gacon Test

Pochettino juga punya metode melatih nyentrik untuk fisik pemain, yakni Gacon Test, atau tes berlari untuk pelari jarak menengah yang diperkenalkan oleh Profesor Georges Gacon pada 1994.

Dalam Gacon Test ini, Pochettino akan meminta pemain berlari selama 45 detik dalam jarak 150 meter dan istirahat 15 detik dengan jarak lari yang meningkat 6,25 meter secara bertahap.

Gacon Test ini telah dipraktekkannya sejak di Southampton. Saat itu, Rickie Lambert selaku pemain, mengaku tak tahan dengan latihan tersebut. Pasalnya, saat itu Gacon Test dilakukan setiap Senin, atau seusai laga.

Satu hal yang menarik dari metode kepelatihan Pochettino adalah dirinya selalu merekam latihan yang dilakukan anak asuhnya. Tak hanya saat berlatih dengan bola, tapi juga saat di Gym.

“Dia (Pochettino) merekam latihan. Dia adalah pelatih pertama yang saya rasa merekam latihan, merekam sesi di Gym. Tak ada tempat untuk sembunyi,” ucap mantan pemainnya, Danny Rose.

Bahkan saat bertanding, Danny Rose mengaku Pochettino mereka penampilannya dan menunjukkan banyak kesalahannya saat bermain.

“Ada satu pertandingan, kami bermain melawan Crystal Palace, dan saya pikir saya bermain baik. Dia (Pochettino) memanggil saya ke ruangannya keesokan harinya untuk menganalisa pertandingan.”

“Saya pikir akan ada beberapa cuplikan permainan yang baik. (Tapi) ia malah menunjukan 26 rekaman di pertandingan itu saat saya tampil buruk,” kenang Danny Rose.

SouthamptonChelseaTottenham HotspurMauricio PochettinoIn Depth Sports

Berita Terkini