Wakil Liga Italia vs Liga Inggris, Mana yang Lebih Unggul di Final Liga Champions?
INDOSPORT.COM - Setelah 16 tahun lamanya, final Liga Champions yang mempertemukan wakil dari Liga Italia dan Liga Inggris akhirnya terjadi lagi di 2022/2023.
Kali ini Manchester City akan berlaku sebagai perwakilan negeri Raja Charles sementara Inter Milan menjadi jagoan negeri Pizza dan Pasta.
Manchester City adalah klub yang selalu jadi favorit dan masuk bursa juara kurang lebih dalam satu dekade terakhir Liga Champions.
Hanya saja capaian The Citizens adalah runner-up belaka usai menembus final dan kalah pada edisi 2020/2021 silam.
Musim ini mereka diharapkan untuk akhirnya bisa pecah telur dan mengangkat trofi Si Kuping Besar. Terutama setelah keberhasilan tim asuhan Pep Guardiola itu menggulingkan Real Madrid di semifinal dengan agregat 5-1.
Sementara itu hadirnya Inter Milan di partai puncak adalah sesuatu yang membuatnya banyak orang tersentak. I Nerazzurri semenjak menjuarai Liga Champions 2009/2010, belum lagi menjadi tim yang disegani di Eropa lagi.
Lima musim beruntun mereka hanya bisa melaju paling jauh sampai 16 besar saja namun musim ini jauh berbeda. Lautaro Martinez dan kolega menjadi kuda hitam yang berlari begitu kencang.
Puncak sukses Inter Milan di 2022/2023 adalah saat mengeliminasi rival sekota sendiri, AC Milan, yang mereka paksa bertekuk lutut 3-0 lewat dua leg. Walau demikian, di hadapan Manchester City yang perkasa Si Biru-Hitam masihlah bak liliput saja.
Kendati cukup timpang dari berbagai level, namun tetap saja final Liga Champions 2022/2023 akan menyajikan partai 'klasik' antara dua tim dari dua negara dengan tradisi sepakbola nan kaya.
Italia (7) dan Inggris (6) masuk dalam tiga besar negara perebut trofi Liga Champions terbanyak. Hanya Spanyol (14) yang punya koleksi lebih masif dari keduanya. Untuk itu cukup menarik untuk menyimak rekor pertemuan klub kedua negara sejauh ini di final sebelum menyaksikan duel Manchester City vs Inter Milan.
1. 1. Liverpool vs AS Roma (1983/1984)
Ada yang unik dari catatan sejarah pertemuan klub Liga Inggris dan Liga Italia di final Liga Champions. Yaitu selalu melibatkan Liverpool termasuk di edisi pertama dimana Italia diwakili oleh AS Roma pada 1983/1984 silam.
Meski dimainkan di Olimpico Roma, kandang I Lupi, namun The Reds tetap bukan underdog mengingat ini adalah final keempat Liga Champions mereka yang satu itu masih bernama European Cup atau Piala Eropa sementara bagi sang empunya stadion ini adalah pengalaman pertama.
Liverpool yang kala itu masih diperkuat oleh Ian Rush, Graeme Souness, Kenny Dalglish, hingga Bruce Grobbelaar mampu mendominasi meski bermain di bawah atmosfer tidak ramah Olimpico dan bisa unggul lebih via gol Phil Neal (13') sebelum bisa disamankan oleh Roberto Pruzzo (42').
Skor imbang 1-1 berlanjut hingga adu penalti. Liverpool sempat berada dalam tekanan saat algojo pertama mereka yakni Stephen Nicol gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Beruntung setelahnya tidak ada lagi penendang mereka yang loyo.
Sebaliknya, Roma justru tidak bisa mengkonversi dua dari empat tendangan pembuka mereka sehingga harus menyerah 4-2 dalam adu tos-tosan. Wakil Inggris pun berhak membawa pulang trofi kemenangan.
2. Juventus vs Liverpool (1984/1985)
Semusim setelahnya, Liverpool kembali melaju ke final European Cup dengan menghadapi lawan dari Italia yang kali ini adalah Juventus. Sayangnya Si Merah tidak bisa menjaga rekor sempurna mereka di partai bergengsi ini dan justru diberi cobaan yang maha dahsyat.
Bertempat di Heysel Stadium, Brussels, Belgia, kick-off pertandingan justru diwarnai kerusuhan di tribun dimana fans Liverpool merusak pagar pembatas dan menyerang tifosi Juventus. Hasilnya 39 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Kejadian yang kemudian dikenang sebagai Tragedi Heysel ini masuk dalam catatan paling kelam di sejarah Liverpool dan efek buruknya tidak hanya mereka yang kena. Seluruh klub Inggris kemudian dijatuhi hukuman ikut dalam kompetisi Eropa selama lima musim karena ulah fansnya yang kerap menimbulkan keributan.
Final sendiri tetap dimainkan pada akhirnya dengan berbagai pertimbangan dan dikerahkannya polisi dalam jumlah besar. Juventus keluar sebagai pemenang berkat gol penalti Michel Platini di babak kedua.
Bagi I Bianconeri, ini adalah trofi Liga Champions pertama mereka. Semakin manis karena Platini ikut dianugerahkan Ballon d'Or ketiga beruntunnya.
2. 3. Liverpool vs AC Milan (2004/2005)
Buntut dari sanksi akibat Tragedi Heysel serta bangkitnya kekuatan kesebelasan Jerman, Belanda, Prancis, hingga Portugal dan Yugoslavia membuat publik harus menanti 20 tahun lamanya sampai final Liga Champions kembali mengadu klub Inggris dan Italia.
Liverpool lagi-lagi menjadi wajah Inggris namun kini dengan lawan baru, AC Milan yang tengah berada dalam masa emas mereka dengan diperkuat banyak pemain kelas dunia seperti Ricardo Kaka, Andriy Shevchenko, Clarence Seedorf, Andrea Pirlo, Alessandro Nesta, Paolo Maldini dan masih banyak lagi.
AC Milan sedikit lebih diunggulan dan perkiraan tersebut tampak akan jadi nyata usai Maldini membuka skor di menit pertama. Hernan Crespo kemudian memborong brace di paruh pembuka yang membuat Liverpool tertinggal 3-0 saat jeda di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Turki.
Karena terlalu percaya diri AC Milan justru malah loyo di babak kedua. Bergiliran Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso menjebol gawang Nelson Dida untuk memaksakan perpanjangan waktu dan adu penalti.
Apa yang terjadi di babak tos-tosan semuanya juga sudah tahu. I Rossoneri tumbang 2-3 dan The Reds selama-lamanya akan mengenang malam ajaib di Istanbul tersebut.
4. AC Milan vs Liverpool (2006/2007)
Kurang lebih dua tahun setelah memori pahit di Istanbul, AC Milan punya kans untuk membalaskan dendam mereka pada Liverpool. Kali ini Olympic Stadium Athens di Yunani yang menjadi venue.
Di kedua kubu masih banyak pemain yang tersisa dari final Liga Champions 2004/2005 dan ini membuat pertandingan menjadi lebih panas sejak jauh hari.
Hanya saja kali ini nasib lebih berpihak pada AC Milan dan Italia karena berkat dua gol dari Filippo Inzaghi di menit ke-45 dan 82 cukup untuk membuat mereka keluar sebagai juara.
Liverpool memang sempat membalas sekali lewat aksi Dirk Kuyt namun karena setelahnya waktu langsung masuk masa injury time, tidak ada banyak kesempatan untuk melakukan comeback lagi.
Walau sepertinya sulit, namun diharapkan final Liga Champions 2022/2023 antara Manchester City vs Inter Milan juga akan seseru para pendahulunya. Dengan demikian tradisi gemerlap duel Inggris vs Italia di panggung tertinggi antar klub Eropa akan tetap terjaga.