3 Efek Kehadiran Adilson Maringa di Bali United, Ridho Bakal Tenggelam?
INDOSPORT.COM - Ada tiga efek besar yang berpotensi hadir setelah Bali United meresmikan Adilson Maringa. Kehebatan kiper asal Brasil bisa menempatkan Muhammad Ridho Djazulie sebagai penghuni tetap bangku cadangan di Liga 1 2023-2024.
Maringa merupakan kiper yang tampil luar biasa dalam dua musim bersama Arema FC. Meski memiliki badan besar, reflek Maringa terbilang sangat bagus.
Kemampuan itu pada akhirnya "memaksa" Bali United mengorbankan satu slot asing untuk pos penjaga gawang. Mereka butuh satu nama ini sebagai pengganti Nadeo Argawinata yang ke Borneo FC.
Jelas efek positif akan datang dengan hadirnya Maringa. Pemain yang sempat berkarier di Liga 2 Portugal ini akan memberi rasa nyaman bagi lini belakang Bali United.
Namun, tak semuanya berbuah positif. Ada pula efek negatif yang berpotensi diterima kiper lain Bali United. Berikut ini tiga efek kehadiran Adilson Maringa yang dirangkum INDOSPORT.com.
1. Mentalitas Internasional
Adilson Maringa sudah punya pengalaman internasional karena berani meninggalkan Brasil dan berkarir di Portugal. Di negara Cristiano Ronaldo itu, Maringa bermain di kompetisi kasta kedua.
Maringa membela Vilafranquense dalam dua musim. Pada musim 2019-2020, Maringa bermain 13 kali. Lalu, pada musim 2020-2021, Maringa bermain 19 kali.
Pengalaman Maringa bermain di Portugal menjadi modal Bali United ketika bermain di kompetisi Asia. Mentalitas Maringa bisa membantu Bali United dalam menghadapi tim-tim terbaik Asia.
Di kompetisi yang lebih tinggi levelnya dari Liga 1, mentalitas memberi peranan penting dalam menjaga konsistensi sepanjang laga. Konsistensi ini diperlukan Bali United yang kerap tak berdaya ketika jadi wakil Indonesia.
1. 2. Lebih Vokal
Adilson Maringa tak melakukan banyak saves pada Liga 1 2022-2023. Catatan penyelamatan yang dilakukannya masih di bawah Andritany Ardhiyasa, Gianluca Pandeynuwu hingga Muhammad Natshir.
Namun, hal itu bukan berarti menjadi sebuah catatan jelek bagi Maringa. Jika seseorang pernah duduk di belakang gawang Arema FC, maka orang itu akan tahu betapa berisiknya Maringa.
Di tengah keterbatasan bahasa, Adilson bisa mengucapkan beberapa kata untuk mengkoordinasikan lini belakang Arema FC.
Maka tak heran bahwa pertahanan Arema FC menjadi salah satu yang tersolid di Liga 1 2021-2022 atau Liga 1 2022-2023 sebelum Tragedi Kanjuruhan.
Berisiknya teriakkan Maringa menjadi efek positif untuk menjaga komunikasi di lini belakang Bali United. Dengan pandangan yang lebih luas, Maringa bisa memberi tahu posisi atau tugas untuk pemain-pemain di depannya.
Ketika Maringa berhasil membuat koordinasi sistem bertahan menjadi maksimal, maka Maringa tak perlu banyak melakukan saves untuk menyelamatkan gawangnya.
2. 3. Ridho Berpotensi Tenggelam
Teguh Amiruddin pernah merasakan betapa "beratnya" menjadi cadangan dari Adilson Maringa. Pada Liga 1 2021-2022 lalu, Adilson yang tampil luar biasa memaksa Teguh sering duduk manis di bangku cadangan.
Pada musim pertamanya di Indonesia, Adilson mencatatkan 30 penampilan dan hanya kebobolan 23 gol di Liga 1 2021-2022. Performa impresif itu menempatkan Arema FC di empat besar klasemen akhir.
Sebagai efek dari hal itu, Teguh hanya bermain lima kali, dengan rincian empat kali inti dan sekali jadi pemain pengganti. Musim Liga 1 2022-2023 sedikit "lebih baik" karena dia bisa bermain sembilan kali.
Situasi yang dihadapi Teguh sangat berpotensi menimpa Muhammad Ridho. Jika dalam dua musim terakhir dia masih bisa main 18 kali setiap musimnya, maka di bawah Adilson, menit bermainnya berpotensi menurun.
Jelas nongkrong di bangku cadangan tak menggambarkan kekuatan sebenarnya yang dimiliki Ridho. Satu hal yang bisa dilakukan Ridho adalah berjuang keras di latihan agar bisa menggeser posisi Adilson dari tempat utama.
Hal itu juga perlu dilakukan Rakasurya Handika yang akan menjadi kiper ketiga di bawah Maringa dan Ridho. Jika posisi Ridho saja sudah sulit, maka Raka juga akan lebih sulit lagi untuk mengincar tempat bermain di Liga 1 2023-2024.