3 Kali Arsenal Hanya PHP Juara Liga Inggris, Kapan yang Paling Menyakitkan?
INDOSPORT.COM - Arsenal kena tikung Manchester City dan harus merelakan gelar juara Liga Inggris (Premier League) 2022/2023 mereka terenggut paksa oleh sang rival.
Padahal, anak-anak asuh Mikel Arteta sudah berjuang keras sejak musim lalu, mengumpulkan poin demi poin demi meraih posisi terbaik di klasemen.
Akan tetapi, penampilan yang mulai menurun pada tahun 2023 ditambah konsistensi Manchester City dalam memenangkan setiap laga mereka, membuat Arsenal terpuruk.
Trofi Liga Inggris yang sudah di depan mata mendadak lenyap. Arsenal pun lagi-lagi harus mengubur mimpi juara mereka dalam-dalam.
Sampai tulisan ini dibuat, Arsenal masih menyisakan satu laga lagi di Liga Inggris, namun raihan poin mereka sudah mentok dan tidak bisa melampaui Manchester City.
Kegagalan Arsenal juara musim ini sekaligus mematahkan mimpi The Gunners untuk meraih gelar Liga Inggris yang sudah lama diidam-idamkan.
Terakhir kali, mereka mencicipi gelar juara pada musim 2003/2004. Saat itu, Arsenal tampil cemerlang lantaran menutup kompetisi tanpa satu kali pun mengalami kekalahan.
Namun sayang, setelahnya tim asal London ini bak terjun bebas dari puncak kesuksesan mereka dan tidak pernah juara lagi.
Meski begitu, sepanjang sejarah, Arsenal sempat mengalami beberapa kali momen ‘nyaris juara’ yang berakhir pahit karena terpeleset.
Tentu saja, momen-momen ini tidak kalah menyakitkan dengan apa yang terjadi musim ini, di mana mereka terdepak setelah lama menguasai klasemen.
1. Ada Momen Kejar-kejaran Poin
Selain 2022/2023, kira-kira kapan ya Arsenal mengalami masa-masa sulit dan gagal juara Liga Inggris secara dramatis?
2002/2003
Secara pribadi, kegagalan Arsenal pada musim ini membuat Arsene Wenger murka. Bahkan, ia juga menyenggol sang juara saat itu, Manchester United.
“Kami kalah dari tim yang menghabiskan uang 50 persen lebih banyak setiap tahunnya,” ucap Arsene Wenger, seperti pernah diwartakan Goal International.
Musim 2002/2003 sendiri memang dikenal sebagai kompetisi super sengit yang terjadi antara Arsenal dan Manchester United. Mereka saling berkejaran poin.
Rivalitas Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson pun tidak kalah ketat, membuat ‘perang’ menuju kursi juara terasa begitu panas.
Manchester United yang sempat tertinggal saat awal musim berhasil menyalip Arsenal tidak beberapa lama sebelum musim berakhir.
Kemenangan Manchester United atas Arsenal di duel mereka yang terjadi pada 7 Desember 2002 pun menjadi salah satu kuncinya.
Bahkan, di partai yang berakhir dengan kemenangan Setan Merah 2-0 itu pun sempat diwarnai protes Arsene Wenger.
Ia mempermasalahkan gol Setan Merah milik Juan Vernon yang menurutnya berakar dari handsball Ruud van Nistelrooy.
Namun sampai mulut berbusa pun Arsene Wenger tidak akan bisa mengubah keputusan wasit, yang melegalkan gol tersebut.
Berbekal kemenangan atas Arsenal, Manchester United pun menggila di sisa musim 2002/2003 dan pada akhirnya tampil sebagai juara dengan raihan 83 poin dan Arsenal 78.
2. 2007/2008
Pertandingan kontra Birmingham City pada bulan Februari 2008 menjadi titik balik terpelesetnya Arsenal dari perburuan takhta juara Liga Inggris.
Mereka datang dengan keunggulan tabungan lima poin di puncak klasemen, namun setelahnya skuad The Gunners malah tampil melempem.
Mereka hanya memenangkan satu dari tujuh pertandingan selanjutnya, yang membuat William Gallas dkk terhempas ke peringkat tiga saat akhir musim.
Di pertandingan menghadapi Birmingham City saat itu pun, Arsenal mengalami hasil pahit yang membekas di hati para suporter serta pemainnya.
Sudah unggul 2-1, poin kemenangan yang sudah digenggam tahu-tahu melayang usai Birmingham City mencetak gol penyama kedudukan para menit ke-90.
Yang lebih menyakitkannya lagi, gol tersebut terjadi melalui tendangan penalti, dari tim yang hanya beranggotakan 10 pemain!
Ya, Birmingham City melanjutkan pertandingan hanya dengan 10 pemain setelah Martin Taylor diusir keluar wasit dengan kartu merah.
Martin Taylor sendiri melakukan tekel keras terhadap Eduardo, yang menyebabkan pemain Arsenal tersebut patah kaki.
Eduardo ditarik keluar sekitar delapan menit setelah pertandingan dimulai dan digantikan oleh Nicklas Bendtner.
Untuk musim 2007/2008, Arsenal lagi-lagi harus mengakui nama besar Manchester United yang pada akhirnya menyabet gelar juara dengan 87 poin.
Tipis saja, Arsenal yang ada di peringkat tiga mengumpulkan 83 poin, sedangkan Chelsea sang runner-up mengoleksi 85 poin.
Sumber: goal.com, arsenal.com, premierleague.com