Arsenal Memang Belum Saatnya Saingi Manchester City Rebut Trofi Liga Inggris
INDOSPORT.COM - Mimpi terburuk Arsenal menjadi nyata usai gelar Liga Inggris (Premier League) 2022/2023 yang sudah di depan mata justru jadi milik Manchester City.
Kepastian untuk kembali gagal menjadi juara didapat The Gunners karena kesalahan mereka sendiri usai kalah dari Nottingham Forest pada Sabtu (20/05/23) dengan skor 1-0.
Dengan demikian poin maksimal yang bisa Arsenal dapatkan musim ini adalah 84 saja. Mustahil untuk menggusur Manchester City dari puncak yang saat ini saja punya 85 poin dari 35 laga.
Wajar apabila kini tim asuhan Mikel Arteta tersebut jadi bulan-bulanan dimana-mana. Pendukungnya pun tak bisa berkutik karena sudah terlanjur percaya diri sepanjang musim ini.
Opta mencatat jika Arsenal adalah tim dengan waktu terlama di puncak klasemen tanpa bisa menjadi juara. Catatan ini tidak hanya berlaku di era Premier League saja namun sejak divisi teratas Liga Inggris pertama kali dimainkan sejak 1888/1889.
Itu artinya 93% persen waktu Meriam London pada musim ini dihabiskan dengan menikmati dinginnya puncak. Sayang mereka justru terpeleset di waktu yang paling krusial.
Arsenal sudah menempati pole position sejak pekan ketiga sampai gameweek 23. Mereka sempat dijegal Manchester City di medio Februari 2023 dan turun ke posisi kedua namun kembali memimpin selama 11 minggu lamanya.
Petaka sebenarnya sudah mulai terlihat di pekan ke-30 dimana sejak itu Gabriel Jesus dan kolega hanya bisa memenangkan dua pertandingan saja dan masing-masing menelan tiga kekalahan dan hasil imbang.
Toh Arsenal tidak perlu terlalu bersedih mengingat pada awalnya mereka hanya mengincar finis empat besar dan kembali ke Liga Champions. Persis seperti apa yang banyak dikoar-koarkan oleh para Gooners, julukan fans mereka, usai puncak tidak lagi ditempati.
Hanya saja pil pahit tetap harus ditelan dan pelajaran mesti diambil. Untuk sekarang mereka memang belum siap secara fisik maupun psikis untuk saling sikut dengan Manchester City yang dalam satu dekade terakhir memonopoli enam musim Liga Inggris.
1. Skuad Termuda di Liga Inggris
Salah satu alasan kenapa tergelincirnya Arsenal dari perebutan juara musim ini, atau yang kerap disebut bottling, cukup bisa dimaafkan oleh fans netral adalah fakta jika skuad mereka masih begitu hijau.
Pada saat 2022/2023 dimulai mereka berbekal tim dengan rataan usia 24,4 tahun saja. Mereka berbagi posisi pertama tim termuda bersama dengan Southampton.
Kala itu hanya Granit Xhaka saja pemain yang berusia kepala tiga. Gelandang sentral asal Swiss itu bahkan belum berulang tahun ke-30 sebelum September 2022 lalu.
Barulah ketika Jorginho (31) dicomot dari Chelsea pada musim dingin Xhaka menjadi punya teman sesama pemain 'tua'. Namun aura muda tetap tidak sirna karena Jakub Kiwior (22) dan Leandro Trossard (28) juga ikut merapat.
Manajemen transfer Arsenal memang sepertinya menekankan target utama mereka hanya pemain yang belum melewati batas 26 tahun. Terlihat dalam kebijakan merekrut Fabio Vieira, Gabriel Jesus, dan Oleksandr Zinchenko dari bursa transfer musim panas 2022 lalu.
Setahun sebelumnya prinsip serupa juga sudah diterapkan. Ben White, Martin Odegaard, Aaron Ramsdale, serta Takehiro Tomiyasu pun dibeli saat masih berada dalam kategori U-23.
Akhirnya starting XI mereka jadi dipenuhi banyak para wonderkid dan calon bintang. Susunan pemain utama termuda Arsenal di 2022/2023 memiliki rataan 24,1 tahun yang lagi-lagi masuk dalam kategori paling hijau sepanjang kompetisi bergulir.
Akan tetapi meski belum punya banyak pengalaman para youngster Arsenal tetaplah bisa unjuk gigi. Salah satu buktinya adalah bagaimana mereka sama sekali tidak kesulitan membuat gol. 83 lesakan sampai pekan ke-37 membuat Gudang Peluru jadi tim tersubur kedua di Liga Inggris.
Hebatnya mereka tidak perlu bergantung pada satu mesin gol saja. Saat ini sudah ada empat pemain yang punya dua digit gol yakni Gabriel Martinelli (15), Odegaard (15), Bukayo Saka (13), serta Jesus (10).
Dengan polesan yang lebih apik di musim depan plus tambahan pemain baru yang punya pengalaman serta kualitas lebih, dapat dijamin jika Arsenal akan semakin berbahaya.
2. Belum Siap 'Berperang' di Luar Lapangan
Hanya saja pemain muda apik tidak akan menjamin tim manapun menjadi yang terbaik di liganya. Arsenal butuh belajar dari bagaimana Manchester City mengatur skuadnya.
The Citizens juga punya banyak wonderkid namun tetap memiliki sejumlah 'old head' seperti Ilkay Gundogan, Kevin De Bruyne, Kyle Walker dan Riyad Mahrez. Bahkan beberapa musim lalu mereka juga masih memiliki Fernandinho yang bertahan sampai berusia jelang kepala empat.
Pengalaman para pemain senior tersebut dalam menghadapi skenario title race bisa menjadi pembeda. Mereka tahu apa yang harus dilakukan di saat-saat genting dan menyalurkan ketenangan pada mereka yang mungkin belum sering mengalami situasi serupa.
Arsenal memang punya Zinchenko dan Jesus yang merupakan eks City dan pernah ikut menjadi juara Liga Inggris di sana namun dibandingkan dengan para De Bruyne, Mahrez, Walker, atau Gundogan mereka masih bau kencur.
Salah satu bukti jika Arsenal butuh pemimpin yang lebih baik adalah bagaimana sejumlah pemain mereka sempat membuat postingan provokatif ketika masih memimpin di tabel klasemen.
Gabriel Magalhaes menuliskan status di Twitter yang diketahui dibuatnya untuk membalas kritikan pada Arsenal pada akhir Januari lalu. Hasilnya kini setelah Manchester City menjadi juara cuitan tersebut menjadi bumerang.
Zinchenko juga demikian. Setelah kemenangan melawan Fulham di 12 Maret, ia mengunggah foto pemain dan staf Arsenal di ruang ganti dengan jam raksasa sebagai fokus. Jarum jam tersebut menunjukkan angka 11 dan 2 seolah memberi tanda jika gelar akan mereka genggam dalam tempo dua bulan dan 11 laga lagi.
Sebagai pembanding, para pemain Manchester City tidak ada yang membuat pernyataan, ungkapan, ekspresi, gestur, atau apapun itu guna menunjukkan mereka adalah tim hebat. Mereka paham mengejar dalam diam adalah respon terbaik dalam menghadapi perang pemikiran rival dalam perebutan gelar.
Mikel Arteta selaku pelatih seharusnya tahu akan hal ini. Ia memang juga manajer muda minim pengalaman namun harusnya masanya belajar sebagai asisten Pep Guardiola di City membuatnya bisa mencegah anak asuhnya berbuat hal ceroboh namun justru malah jatuh ke lubang yang sama.
Juru taktik asal Spanyol itu ikut berpose dalam foto Zinchenko tadi yang kini sudah dimatikan kolom komentarnya. Satu lagi alasan kenapa Arsenal memang belum saatnya menyaingi Manchester City di Liga Inggris.