3 Hal Berguna yang Bisa Dilakukan PSSI dengan Duit Rp74 Miliar daripada Datangkan Argentina
INDOSPORT.COM - PSSI kabarnya harus merogoh kocek cukup dalam untuk bisa mendatangkan timnas Argentina ke Indonesia sebesar Rp74 miliar. Keputusan itu menuai pro dan kontra, karena nominal tersebut bisa berguna hal lain.
Kepastian timnas Indonesia melawan timnas Argentina di Jakarta pada 19 Juni 2023 dalam agenda FIFA Matchday, diumumkan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir pada Rabu (24/05/23).
Dalam sesi jumpa pers, Erick Thohir yang ditemani oleh perwakilan timnas Argentina memastikan La Albiceleste bakal datang dengan skuad terbaiknya.
"Karena itu, kita untuk FIFA Matchday Juni ini, kita membuat gebrakan. Satu kita lawan Palestina yang ranking 94, lebih bagus dari kita. Kemarin lawan Burundi kita alhamdulillah menang, lalu seri.
"Tentu saya juga apresiasi, sahabat saya dari Argentina, bahwa Argentina juga ikut hadir membantu sepak bola Indonesia. Ini bagian dari persahabatan dari kedua negara," ujar Erick di Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Saya bisa jawab hari ini, setelah mendapat persetujuan dari FIFA, AFC, dan perwakilan Argentina di sini. Jadi bukan kaleng-kaleng.
"Kita buktikan PSSI yang sekarang serius membangun sepak bola Indonesia, kita buktikan dengan FIFA Matchday yang teratur dan kedatangan tim juara dunia, Argentina, di Indonesia."
Sebelum PSSI diwakili oleh ketua umum Erick Thohir menyampaikan kabar ini, pihak federasi sepak bola Argentina, AFA, sudah lebih dahulu mengumumkan bakal melawan Indonesia beberapa waktu lalu.
Melalui laman media sosialnya, AFA mengumumkan bakal melakoni tur Asia 2023 untuk menghadapi dua negara dalam pertandingan uji coba, yakni Australia dan Indonesia.
"Timnas yang dipimpin Lionel Scaloni akan bertanding pada Juni di China dan Indonesia. Pertandingan persahabatan yang sudah dikonfirmasi.
"Tur Asia 2023, 15 Juni pertandingan Argentina vs Australia, kemudian 19 Juni ada Argentina vs Timnas Indonesia di Jakarta," tulis AFA.
1. Hal yang Bisa Dilakukan PSSI dari Duit Rp74 Miliar
Laga uji coba melawan Argentina ini menjadi sejarah tersendiri bagi Timnas Indonesia. Sebab untuk kali pertama bertanding melawan tim yang menempati peringkat satu dunia.
Tetapi sebelum melawan Argentina yang berada di nomor satu ranking FIFA, timnas Indonesia lebih dahulu menjamu Palestina yang berperingkat 94 dunia di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, 14 Juni 2023 mendatang.
Dilansir dari New York Times, PSSI harus merogoh kocek cukup dalam untuk bisa membawa juara dunia itu ke Tanah Air yakni sebesar 5 juta dolar atau setara Rp74 miliar.
Kemudian menjadi kontroversi setelah bocoran dana yang dikeluarkan oleh PSSI untuk datangkan Argentina.
Sebab publik menilai kalau nominal tersebut seharusnya jauh lebih berguna untuk membangun sepak bola Indonesia dengan manfaat jangka panjang. Apa saja yang bisa dilakukan PSSI dengan duit Rp74 miliar?
Membangun Training Center Timnas Indonesia
Mendatangkan negara-negara besar penuh bintang untuk beruji coba melawan timnas Indonesia memang bagus untuk menambah pengalaman.
Tetapi untuk meningkatkan kualiatas sepertinya kurang tepat. Sebab kualitas pemain bisa didapat jika suatu negara mempunyai pusat latihan atau training center untuk tim nasionalnya berstandar FIFA.
Hal itu dibuktikan dari sejumlah negara Asia Tenggara yang sudah memiliki training center untuk timnasnya. Thailand dan Vietnam misalnya, mereka sekarang menjadi tim kuat dari ASEAN yang level bersaingnya sudah Asia.
Tentu fasilitas latihan menjadi faktor penting dalam membangun timnas Thailand dan Vietnam menjadi tangguh dan berkualitas.
Indonesia sendiri hingga saat ini belum memiliki training center untuk tim nasional, meski ketua umum PSSI silih berganti baik yang menjabat hanya satu periode atau lebih dari dua periode.
Biaya pembuatan training center sendiri sebenarnya setara dengan harga komersil mendatangkan timnas Argentina.
PSSI sebagai induk sepak bola nasional, bisa dengan mudah mendapatkan dana senilai tersebut dari bantuan FIFA dalam program FIFA Forward 3.0.
FIFA Forward 3.0 adalah program yang diluncurkan FIFA pada Januari 2023. Bertujuan untuk memberi pendanaan dan dukungan pengembangan sepak bola di seluruh dunia.
Program ini akan berlangsung sampai 2026 dan diberikan kepada 211 asosiasi anggota dari enam konfederasi (AFC, CAF, CONCACAF, CONMEBOL, OFC, dan UEFA).
Indonesia pernah mendapat kucuran dana FIFA Forward 3.0 sebesar 5,6 juta dolar AS (sekitar Rp 83 miliar) pada awal tahun ini.
Dana tersebut merupakan bantuan dari FIFA untuk Indonesia guna membangun tempat pelatihan alias training camp.
Namun, karena sedang terkena sanksi administrasi, Indonesia untuk sementara tidak bisa diikutkan ke dalam program FIFA Forward 3.0.
Bantuan dana buat Indonesia disetop sementara waktu akibat gagalnya menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023.
2. Menjalankan Roda Kompetisi
Sejak tragedi maut di Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu, roda kompetisi sepak bola nasional sempat terkendala karena harus dihentikan sementara, demi lancarnya proses penyidikan.
Sayangnya berhentinya kompetisi ternyata juga berdampak terhadap keuangan klub maupun PSSI dan operator Liga, PT LIB, karena tidak ada uang pemasukan dari sponsor maupun tiket.
Alhasil, setelah kembali mendapat lampu hijau untuk menggelar kompetisi lagi dari pemerintah dan kepolisian, PSSI dan PT LIB sepakat hanya menjalankan lagi Liga 1 dan memberhentikan Liga 2 serta Liga 3.
Padahal tetap menjalankan dua kompetisi kasta terbawah itu cukup penting bagi kemajuan sepak bola nasional yang bermuara ke tim nasional.
Karena dari kompetisi itu lahir sejumlah pemain potensial. Ramadan Sananta misalnya, ia merupakan jebolan kompetisi Liga 3 Indonesia membela klub PS Harjuna Putra musim lalu.
Tetapi musim ini, ia menjadi sorotan karena tampil apik bersama PSM Makassar di Liga 1 dan juga timnas Indonesia U-22.
Ia juga jadi pemain kunci dalam keberhasilan membawa pulang medali emas SEA Games setelah puasa 32 tahun, serta menjadi top skor SEA Games 2023.
PSSI berasalan menghentikan Liga 2 dan Liga 3 musim lalu selain karena biaya operasional yang kurang cukup untuk menerapkan sistem buble, sarana dan prasana menjadi pertimbangan lain.
Menurut mantan Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, dana yang dibutuhkan untuk menjalankan roda kompetisi Liga 2 dalam satu musim itu mencapai Rp90 miliar.
Sedangkan dana untuk mendatangkan timnas Argentina adalah Rp74 miliar. Sisanya bisa didapat dari sponsor dan hak siar.
"Terkait dana yang dibutuhkan untuk Liga 1 dan 2, tim kompetisi juga tim keuangan sedang berhitung.
"Jika dilihat dari yang sebelumnya sekitar Rp450 hingga Rp500 miliar untuk liga 1 dan untuk liga 2 sekitar Rp80-90 miliar," ujar Lukita kepada Skor.id.
"Untuk dana Liga 2 kisaran dana itu karena semua kebutuhan dibiayain oleh kami, salah satunya stadion," katanya.
Melanjutkan Kompetisi Usia Dini
Sejak beberapa musim terakhir, PSSI selalu rutin menggelar kompetisi usia muda dalam program Elite Pro Academy U-14, U-16, dan U-18.
Menurut laporan Save Our Soccer (SOS) per bulan April 2023, biaya yang harus dikeluarkan oleh PSSI untuk menggelar Elite Pro Academy sebesar kurang dari Rp10 miliar.
Gelaran Kompetisi Elite Pro Academy (EPA) ini disponsori oleh Mola TV. Selaku sponsor, Mola TV mengaku sudah membayarkan uang sponsorship senilai Rp8 Miliar.