Profil FC Sudtirol: ‘Klub Jerman’ yang Hampir Promosi ke Serie A Liga Italia
INDOSPORT.COM – Kompetisi kasta teratas Liga Italia atau Serie A hampir kedatangan tim promosi baru yang memiliki nuansa Jerman, yakni FC Sudtirol.
Tim yang berbasis di kota Bolzano ini hampir mencetak sejarah dengan promosi ke kasta teratas usai menembus semifinal Playoff Serie B 2022/23 atau kasta kedua Italia.
Di babak semifinal Playoff ini, FC Sudtirol berhadapan dengan tim legendaris, Bari, dan telah melakoni leg pertama, Selasa (30/05/23) dini hari WIB.
Di semifinal Playoff leg pertama ini, FC Sudtirol mampu meraih kemenangan 1-0 berkat gol dramatis yang dicetak oleh Matteo Rover di menit ke-90+2.
Dengan keunggulan 1-0 di leg pertama ini, tim berjuluk Il Tirolesi ini hanya perlu hasil imbang di leg kedua untuk lolos ke final Playoff Serie B 2022/23.
Jika berhasil lolos ke final, FC Sudtirol pun akan berhadapan pemenang antara Parma dan Cagliari yang juga melakoni semifinal Playoff Serie B 2022/23.
Jika dihitung per laganya, maka FC Sudtirol hanya butuh dua pertandingan lagi untuk mencetak sejarah promosi pertama kalinya ke Serie A atau kasta teratas Liga Italia.
Tak ayal, perjalanan FC Sudtirol ini menarik banyak atensi dari penikmat sepak bola Italia. Apalagi klub ini tak punya rekam jejak mentereng dibanding kompetitornya di semifinal Playoff Serie B.
Sebagai informasi, kompetitornya di semifinal Playoff Serie B, yakni Bari, Parma, dan Cagliari merupakan tim yang pernah berkiprah di Serie A.
Di sisi lain, FC Sudtirol bisa menarik atensi karena sejarahnya yang ternyata berlatar belakang Jerman ketimbang Italia, negara tempat tim ini berasal. Seperti apa profil Il Tirolesi ini?
1. Klub Bernuansa Jerman
FC Sudtirol berbeda dengan tim-tim Liga Italia pada umumnya. Sebab, tim ini memiliki nuansa Jerman yang kental di dalamnya, meski berbasis di negeri Pizza.
Saat pertama kali berdiri pada 1974, FC Sudtirol memiliki nama asli SV Milland Fussball, nama klub yang lebih identik dengan sepak bola Jerman.
Penamaan itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Sebab, Sudtirol sendiri merupakan sebuah wilayah di Provinsi otonomi Bolzano yang berasal dari nama South Tyrol atau Alto-Adige dalam bahasa Italia.
Nama Sudtirol sendiri merupakan bahasa Jerman untuk South Tyrol atau Alto-Adige. Penamaan Jerman ini tak lepas dari penduduk yang menempati wilayah itu.
Berdasarkan data per 2011 lalu, South Tyrol atau Sudtirol memiliki 62,3 persen populasi yang menggunakan bahasa Jerman dan hanya 24,3 persen saja yang menggunakan bahasa Italia.
Banyaknya pengguna bahasa Jerman di South Tyrol atau Sudtirol ini tak lepas dari sejarah di Perang Dunia II, di mana wilayah ini diduduki Nazi untuk Zona Operasi Kaki Pegunungan Alpen.
Setelah Perang Dunia II, sekutu yang memenangkan perang ini menetapkan South Tyrol atau Sudtirol menjadi bagian Italia di mana para penduduk berbahasa Jerman diberikan hak.
Sederet masalah di South Tyrol atau Sudtirol ini kemudian menjadi isu internasional, hingga akhirnya pada tahun 1992 Italia dan Austria yang mengklaim wilayah ini, mengakhiri perselisihannya atas wilayah itu.
Dari sanalah, South Tyrol atau Sudtirol menjadi wilayah otonomi Italia dan masih dihuni oleh penduduk berbahasa Jerman karena hak-hak yang diberikan itu.
Sejarah ini pun tak luput dari pembentukan FC Sudtirol yang identik dengan bahasa Jerman meski berbasis di wilayah Italia.
2. Berjuang dari Kasta Terbawah
Saat pertama kali dibentuk, FC Sudtirol memulai kiprahnya dari kasta terbawah, yaitu kasta regional dengan bermain di Eccellenza atau kasta kelima dan sempat degradasi ke Promozione atau kasta ketujuh di era 90 an.
Setelah berubah nama menjadi FC Sudtirol Alto-Adige pada 1995, Il Tirolesi kemudian berjuang untuk naik tingkat, dan berhasil menembus Serie C2 atau level profesional terendah di Italia pada tahun 200.
Pada tahun 2000, FC Sudtirol dipindah ke Bolzano dan berubah nama menjadi FC Sudtirol Bolzano-Bozen dan mulai menjadi tim yang lebih profesional.
Pasca promosi dari Serie C2 ke Serie C1, FC Sudtirol sempat mengalami kesulitan finansial di awal tahun 2000 an, sehingga sempat turun ke kasta keempat atau Lega Pro Seconda Divisione.
Tapi pada 2011, FC Sudtirol mulai bangkit dan berhasil naik ke Lega Pro Prima Divisione atau Serie C1 untuk mengisi kekosongan peserta.
Setelah masuk ke Serie C1, FC Sudtirol berusaha naik kasta dengan merekrut nama-nama seperti Giovanni Stroppa (eks pelatih akademi AC Milan) dan Stefano Vecchi (eks Caretaker Inter Milan).
Hasilnya pada 2012/13, FC Sudtirol berhasil promosi pertama kalinya ke Serie C atau kasta ketiga. Di Serie C, Il Tirolesi bertahan cukup lama.
Hampir satu dekade berselang, FC Sudtirol akhirnya bisa promosi ke Serie B atau kasta kedua pada musim 2021/22 yang jadi pencapaian terbaiknya sejauh ini.
Kini, FC Sudtirol berpotensi mencatatkan sejarah dengan lolos ke Serie A atau kasta teratas. Il Tirolesi hanya butuh dua pertandingan lagi untuk bisa mencetak sejarah itu.