Biar Tak Mubazir, Cara Jitu Bos Madura United 'Peras' Tenaga Pemain Asing
INDOSPORT.COM - Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, melontarkan respons perihal kompetisi Liga Indonesia yang akan mengusung sejumlah regulasi baru mulai musim 2023-2024.
Yang pertama adalah soal sistem kompetisi yang terbilang baru. Setelah babak reguler berlangsung, tim juara ditentukan di babak championship dengan 4 tim teratas.
Selain itu, regulasi perihal kuota pemain asing juga berubah. Dari yang semula dengan format 3+1 (Asia), musim ini ditambah dengan formasi 5+1 (ASEAN).
Achsanul Qosasi pada prinsipnya mendukung segala aturan baru untuk Liga 1 nanti. Namun, dia juga mengutarakan opini pribadi perihal kompetisi.
"Lebih baik jika ada kompetisi tambahan seperti Piala Indonesia, Piala Nusantara, dan kompetisi serupa lain yang diselenggarakan selain Jumat, Sabtu, dan Minggu," sambungnya.
Pendapat itu tercetus lantaran Liga Indonesia hanya akan berlangsung pada akhir pekan saja. Sedangkan di tengah pekan tidak ada jadwal laga.
Setidaknya, hal itu sudah tergambar dari draft jadwal yang tersebar belakangan ini. Dengan adanya Piala Indonesia, intensitas laga bisa ditingkatkan.
Lagipula, kompetisi dengan format turnamen ini sudah sekian lama vakum. Rencana menggulirkannya musim lalu, akhirnya kandas dengan alasan waktu yang terbatas.
"Saya berharap Exco PSSI bisa mempertimbangkan format yang ada. Dengan begitu, klub dapat memaksimalkan penggunaan pemain asing," tambah figur yang akrab dipanggil AQ tersebut.
1. Anggaran Fantastis
Achsanul Qosasi jelas punya maksud dan tujuan di balik pendapat dalam mendesak PSSI bisa menggelar beberapa kompetisi lagi selain Liga 1.
Setidaknya, intensitas pertandingan semua klub baik di kasta pertama maupun kedua, bisa terjaga dengan baik andaikan Piala Indonesia bisa digelar musim ini.
Terlebih, klub-klub juga sudah mengalokasikan anggaran luar biasa besar dalam membenahi kekuatan musim ini. Terutama bertambahnya kuota pemain asing.
"Klub harus memberi upah kepada enam pemain asing. Jika dikalkulasikan dengan 18 klub, maka ada 108 pemain asing yang harus digaji," ucap Achsanul.
Secara spesifik, gelaran Piala Indonesia atau turnamen selain liga, bisa mencegah anggaran klub menjadi mubazir dan bisa lebih maksimal penggunaannya.
AQ pun memberi contoh, bagaimana semua klub yang berkompetisi di Liga Indonesia mesti mengalokasikan anggaran mencapai ratusan miliar rupiah.
"Jika kita menggaji mereka Rp100 juta per bulan, maka ada pengeluaran sebesar Rp108 miliar untuk membayar pemain asing. Sayang sekali kalau mereka hanya berkompetisi dalam satu turnamen (Liga 1)," imbuhnya.
Anggaran itu jelas diluar biaya operasional dan kontrak para pemain lokal. Sehingga, desakan untuk menggelar Piala Indonesia ini cukup relevan dilontarkan.
"Lebih baik jika kita dapat memanfaatkan otak kerja para pemain asing untuk menghibur penikmat sepak bola nasional. Saya berharap Exco PSSI mempertimbangkannya," tutup Achsanul Qosasi.