Stop Ratapi Kepergian Maldini, AC Milan Masih Kompetitif dan Cardinale Terikat Janji Investasi Rp15 T
INDOSPORT.COM - Stop ratapi kepergian Paolo Maldini, saat ini klub Liga Italia, AC Milan, masih menjadi tim yang kompetitif dan ada janji investasi dari Gerry Cardinale senilai Rp15 T yang mesti dipenuhi.
Maldini akhirnya cabut dari AC Milan usai konflik dengan pemilik klub. Konon, pemilik RedBird Capital, Gerry Cardinale, pelit mengeluarkan anggaran pada bursa transfer.
Sebagaimana diketahui, Paolo Maldini dan Ricky Massara terlibat perseteruan dengan investor AC Milan, RedBird Capital, hingga membuat keduanya diusir dari pertemuan.
Keadaan itu bermula dari RedBird Capital yang dinilai kurang berani menggelontorkan modal untuk pergerakan bursa transfer AC Milan pada beberapa musim lalu, pun saat ini.
Namun kritik pedas ini rupanya membuat RedBird Capital tidak suka. Gerry Cardinale segera mengusir dua sosok ini, bersamaan dengan bursa transfer musim panas.
Banyak yang menyebut Gerry Cardinale adalah sosok 'antagonis' yang dengan tega mengusir Paolo Maldini. Termasuk, CEO AC Milan, Giorgio Furlani, yang juga memiliki andil sebagai kaki tangan Cardinalle.
Namun, di balik itu semua, ternyata ada hal yang tak dilihat oleh banyak suporter AC Milan. Diam-diam Cardinale sendiri tengah membangun rencana jangka panjang untuk menjadikan AC Milan tim modern.
Pelatih legendaris AC Milan, Carlo Ancelotti, belum lama mengkritik keras pemecatan Paolo Maldini yang dinilai tak menghargai arti dari tradisi dan sejarah.
Kecaman juga dilakukan oleh banyak penggemar Rossoneri di seluruh dunia. Gerry Cardinale pun dianggap sebagai sosok antagonis yang bisa menghancurkan AC Milan. Namun, benarkah demikian?
1. Benarkah Gerry Cardinale Sosok Antagonis?
Satu hal yang pasti, kesuksesan yang diraih AC Milan pada dua musim terakhir dengan menggondol gelar Scudetto Serie A dan menembus semifinal Liga Champions bukanlah murni peran besar dari Paolo Maldini dan Ricky Massara saja.
Faktanya, di balik itu, ada sosok kepercayaan Gerry Cardinale, yakni Geoffrey Moncada, yang lihai dalam melihat potensi pemain muda, khususnya dari Liga Prancis.
Rafael Leao, Mike Maignan, hingga Pierre Kalulu menjadi buktinya. Ditambah beberapa bintang lainnya, Milan sendiri belum ada niatan untuk melepas bintang-bintang muda yang menjadi pilar tim saat ini.
Rafael Leao baru saja diberikan kontrak baru, lalu Mike Maignan ingin dipagari dengan kesepakatan baru agar tak hengkang ke klub Inggris seperti Chelsea.
Kontrak Sandro Tonali, Theo Hernandez, Ismael Bennacer, hingga Olivier Giroud sejauh ini juga masih aman sentosa.
Bahkan, AC Milan segera mendapatkan Daichi Kamada, playmaker sensasional Eintracht Frankfurt sebagai pengganti Brahim Diaz yang kembali ke Madrid. Dari statistik dua musim terakhir, Kamada masih lebih unggul dari Diaz.
Selain itu, Milan juga masih dalam jalur perburuan Marcus Thuram, Gianluca Scamacca, hingga Noah Okafor.
Sederhananya, masih ada niatan bagi Gerry Cardinale untuk melanjutkan level kompetitif dari AC Milan. Ditambah lagi, perlahan neraca keuangan AC Milan mulai seimbang.
Investasi Rp15 Triliun Cardinale Termasuk Stadion
Sebagai orang kaya yang berpengalaman memegang tim-tim olahraga, Gerry Cardinale tidaklah bodoh. Entah bagaimana akhirnya nanti, satu hal pasti, ia berhasrat menaikan derajat klub AC Milan.
Saat ini, perhatian Cardinale terpusat pada megaproyek pembangunan stadion baru yang selama ini jadi PR bagi AC Milan. Melansir dari Gazzetta dello Sport, pertemuan terkait pembangunan stadion berjalan lancar.
Rencananya, stadion baru Milan akan berdiri di daerah San Donato. Stadion ini nantinya akan jadi milik Rossoneri sepenuhnya bukan berbagi dengan sang tetangga, Inter Milan.
Sebagai syarat menjadi tim modern dunia, Milan wajib punya stadion baru, bukan mengontrak. Inilah yang membedakan pemasukan klub-klub Italia dengan Inggris atau Spanyol.
Banyak klub-klub Liga Italia yang belum memiliki stadion sendiri, dibanding Liga Inggris atau Liga Spanyol.
Beberapa hari lalu, CAA ICON sebagai konsultan pembangunan stadion menggelar pertemuan dengan Gerry Cardinale dan pejabat San Donato untuk menghasilkan kesepakatan yang positif.
Proyek ini pun ditaksir akan menelan biaya 1 miliar euro atau setara Rp15 triliun rupiah. Jumlah yang tak kecil, tetapi ini pengorbanan yang harus dilakukan Milan secara umum dan Cardinale secara khusus.
Pemilihan lokasi di San Donato yang masuk wilayah San Francesco sendiri adalah tempat paling strategis dalam mendukung kegiatan olahraga karena di sinilah salah satu jalur masuk ke Kota Milan, tepatnya di selatan.
Pemilihan tempat sendiri terinspirasi dari Stadion Allianz Arena milik Bayern Munchen di Jerman. Dengan memiliki stadion sendiri, maka ke depannya mudah bagi AC Milan untuk bersaing secara konsisten dengan klub-klub raksasa Eropa seperti Man United, Man City, Bayern Munchen, Real Madrid, hingga Barcelona.
2. Apa Motif Cardinale?
Bukan kebetulan bagi AC Milan untuk menjalankan strategi investasi pada pemain muda. Sejauh waktu berjalan, cara ini cukup berhasil.
Meski pada musim lalu perekrutan tidak berjalan mulus, tetapi setidaknya Milan punya sederet pemain muda yang melonjak nilai pasarnya berkali-kali lipat dari harga pembelian.
Hal ini memancing pada spekulasi negatif soal masa depan AC Milan. Ada indikasi kuat bahwa Gerry Cardinale ingin menaikan valuasi klub untuk akhirnya dijual dengan harga berlipat.
Hal ini tentu terdengar kejam. AC Milan bisa berakhir seperti Borussia Dortmund, Tottenham Hotspur, atau Ajax Amsterdam sebagai penyuplai pemain-pemain muda berbakat ke klub yang lebih elite.
Akan tetapi, jika direnungkan, jalan ini tidaklah buruk-buruk amat. Sebab, secara pondasi, Milan memang masih tertinggal jauh dari para raksasa Eropa.
Setidaknya, di era Gerry Cardinale, AC Milan akan memiliki stadion baru yang memberikan keuntungan jangka panjang dan pemain-pemain muda berbakat yang bisa menghadirkan beberapa trofi dalam perjalanannya.