Prediksi Formasi Ngeri AC Milan bersama Fabio Silva, Wonderkid Flop Wolves yang Butuh Pembuktian
INDOSPORT.COM - Fabio Silva adalah nama terbaru yang dikaitkan dengan raksasa Liga Italia (Serie A), AC Milan, pada bursa transfer musim panas kali ini.
Penyerang muda milik Wolverhampton Wanderers (Wolves) itu dilaporkan oleh Tuttomercatoweb memang tengah mencari klub baru sebelum musim 2023/2024 dimulai.
Tidak berkembangnya karier Silva bersama Wolves jadi alasan terbesar kenapa ia ingin meninggalkan Molineux Stadium.
Padahal saat ia pertama kali menjejakkan kaki di sana pada bursa transfer musim panas 2020, Silva disambut dengan antusiasme besar. Sebesar harga belinya dari FC Porto yang mencapai 40 juta Euro.
Walau usianya kala itu masih 18 tahun namun label sebagai salah satu jebolan terbaik akademi Porto membuat Silva dibebankan harapan besar oleh Wolves.
Sayangnya karena satu dan lain hal Fabio Silva justru gagal mengembangkan bakatnya di Liga Inggris dan total hanya mengemas empat gol plus enam assist dalam 62 penampilan yang sebagian besar dimulai dari bangku cadangan.
Kesabaran Wolves padanya pun mulai habis dan menunjukkannya dengan menerima dua proposal peminjaman sekaligus. Paruh pertama 2022/2023 Silva habiskan di Belgia bersama Anderlecht dan di paruh kedua giliran PSV Eindhoven yang menampung.
Hasilnya? Cukup bisa dibilang bagus. Penggawa timnas Portugal junior tersebut total bisa mendapatkan 51 kali jatah tampil dan mengemas 16 gol.
AC Milan pun tertarik untuk membawanya ke Liga Italia. Kebetulan mereka pun butuh mesin gol baru setelah Zlatan Ibrahimovic mengumumkan pensiun.
Semesta seolah menginginkan transfer in juga terwujud. Secara terbuka, agen dari sang pemain yakni Carlos Oliveira menyatakan jika kliennya memang sudah punya keputusan bulat untuk meninggalkan Wolves.
1. Trauma di Inggris
"Fabio mencintai fans Wolves dan menghormati presiden klub namun apa yang terjadi pada musim 2021/2022 lalu meninggalkan luka psikologis yang serius padanya," beber Carlos Oliveira pada The Wolfpack.
"Kami tidak merasakan adanya perlindungan pada anak remaja yang pada musim debutnya membuat empat gol dan empat assist. Sekarang kami memutuskan untuk pindah dan ini adalah buah pemikiran bersama untuk kebaikan Fabio,"
"Saat ini kami tengah mengusahakan untuk mencari klub yang mau membelinya permanen namun itu juga tergantung Wolves. Kita lihat saja nanti,"
"Tidak ada niatan untuk menyakiti siapapun. Kami ingin pergi dengan cara baik-baik dan bahka berharap klub bisa mendapatkan uang yang mereka sudah keluarkan untuk membeli Fabio," pungkasnya kemudian.
Statistik membuktikan jika Fabio Silva masihlah pemain berbakat. Usianya juga baru 20 tahun. Masih sangat hijau dan potensinya bisa bangkit kapan saja.
Dilansir dari FBref, Silva pada musim lalu bermain sebanyak 2.130 menit yang terbagi dalam periode bersama Anderlecht dan PSV Eindhoven.
Dari sana ia bisa mengemas 11 gol dari ajang liga domestik dengan bekal xG 4.0 saja.
Itu artinya Silva jauh melampaui kemungkinan mencetak golnya sendiri sampai nyaris tiga kali lipat.
Bandingkan dengan Olivier Giroud dan Divock Origi sebagai dua opsi teratas AC Milan untuk mengisi pos 'nomor 9' pada musim lalu.
Giroud memiliki 13 gol di Liga Italia dengan xG 12,7 sementara Origi mencetak dua lesakan dengan xG 2,1.
2. Pantas Jadi Starter
Itu artinya jika AC Milan jadi memboyong Fabio Silva ke Liga Italia pada bursa transfer musim panas ini, ia cukup pantas dijajal sebagai penyerang utama mereka.
Memang sudah sepantasnya I Rossoneri mulai mengurangi beban Olivier Giroud yang pada September tahun ini akan genap berusia 37 tahun.
Benar jika ketajaman bomber flamboyan Prancis itu masih belum habis namun semakin cepat menemukan penggantinya maka semakin cepat pula AC Milan dalam melakukan transisi lintas generasi.
Para pilar tim yang lebih muda seperti Rafael Leao, Fikayo Tomori, atau Sandro Tonali akan memiliki kesempatan lebih cepat untuk beradaptasi dengan permainan Silva.
Kebetulan Silva sendiri cukup versatile untuk masalah posisi bermain. Bersama PSV maupun Anderlecht ia sempat dilibatkan dalam skema satu maupun dua penyerang tengah.
Hal ini jelas memudahkan AC Milan yang senang dengan formasi andalan Stefano Pioli, 4-2-3-1, dan juga tidak harus merugi bila memutuskan untuk bereksperimen dengan taktik lain.
Sebagai ujung tombak, Silva baiknya diberi support dengan pemain kreatif di semua lini. Leao jelas punya tempat paten di sayap kiri namun AC Milan sepertinya butuh upgrade untuk Alexis Saelemaekers maupun Junior Messias di sisi seberang.
Brahim Diaz kemungkinan akan kembali ke Real Madrid musim depan sehingga mungkin ini saatnya Yacine Adli atau Charles De Ketelaere promosi sebagai 'nomor 10' baru tim.
Duet pivot Tonali dan Ismael Bennacer juga tidak perlu diganti. Demikian pula dengan kwartet lini belakang Davide Calabria, Tomori, Pierre Kalulu, dan Theo Hernandez yang bertugas melindungi kiper Mike Maignan.
Patut ditunggu bagaimana nantinya kelanjutan minat AC Milan pada Fabio Silva, wonderkid redup yang tengah menanti musim breakthrough-nya yang bisa jadi sudah menunggu di Liga Italia.