5 Kekalahan Terbesar Timnas Indonesia, Argentina Siap Buatkan Rekor Pahit Baru?
INDOSPORT.COM - Laga FIFA Matchday antara timnas Indonesia vs Argentina yang lama dinanti akhinya akan digelar juga pada Senin (19/06/23) malam ini.
Walau menjadi tuan rumah di Gelora Bung Karno (GBK), Merah-Putih jelas bukan lawan sepadan bagi La Albiceleste bahkan usai Lionel Messi dipastikan absen sekalipun.
Peringkat FIFA kedua negara saat ini saja sudah berbeda jauh dengan Argentina berada di posisi satu sedangkan Indonesia terpisah 148 tingkatan.
Dari susunan pemain saja, timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong sudah kalah jauh dari Argentina yang memiliki Julian Alvarez, Alejandro Garnacho, Enzo Fernandez, Rodrigo De Paul, dan lain sebagainya di bawah komando Lionel Scaloni.
Maka dari itu jangan kaget apabila sampai terjadi pembantaian besar di GBK nanti yang justru bisa memecahkan rekor kekalahan terbesar Tim Garuda berikut ini.
5. Timnas Indonesia 0-6 Arab Saudi (17 Oktober 2003)
Saat berjumpa melawan negara dari Timur Tengah, timnas Indonesia seolah menjadi tim liliput. Tidak terkecuali Arab Saudi.
The Green Falcon selalu lebih perkasa bila berhadapn dengan Garuda Nusantara. Terbukti dengan rekor 12 pertemuan tanpa kekalahan yang mereka punya.
Salah satu kemenangan terbesar yang Saudi catatkan melawan timnas Indonesia adalah pada kualifikasi Piala Asia 2004 dengan skor enam gol tanpa balas yang mana juga masuk dalam catatan kekalahan paling memalukan Merah-Putih.
Saat itu timnas Indonesia dilatih oleh juru taktik asal Bulgaria, Ivan Kolev, yang mengandalkan pemain-pemain seperti Isnan Ali, Ponaryo Astaman, Budi Sudarsono, hingga Zaenal Arif.
Beruntung hasil tersebut tidak mempengaruhi kelolosan menuju putaran final usai 10 poin dari enam matchday sudah cukup membawa tim kebangsaan melaju ke China dimana Piala Asia 2004 digelar.
1. 4. Timnas Indonesia 1-7 Uruguay (8 Oktober 2010)
Argentina bukan raksasa Amerika Selatan yang menjajal kekuatan timnas Indonesia di Gelora Bung Karno. 13 tahun sebelumnya sudah ada Uruguay dengan skuad generasi emas mereka yang datang berkunjung.
Saat itu La Celeste masih dipegang oleh pelatih legendaris mereka yakni Oscar Tabarez. Luis Suarez dan Edinson Cavani pun istilahnya belum punya nama sebesar sekarang.
Hanya saja duet striker maut tersebut sudah mampu mengobrak-abrik pertahanan timnas Indonesia tanpa ampun. Usai 'membiarkan' Boaz Solossa memecah kebuntuan di menit ke-18, kombinasi El Pistolero dan El Matador mulai menggila.
Suarez dan Cavani masing-masing memborong hattrick hingga bahkan saling balas membalas assist. Satu gol Uruguay lainnya disumbangkan oleh Sebastian Eguren.
Walau demikian kekalahan ini sebenarnya tidak terlalu dibesar-besarkan. Siapapun tidak ada yang menjagokan timnas Indonesia untuk menang melawan tim yang pada bebarapa bulan kemudian bisa lolos ke semifinal Piala Dunia 2010.
3. Suriah 7-0 Timnas Indonesia (18 November 2007)
Setelah kampanye yang menginspirasi saat menjadi tuan rumah Piala Asia 2007, timnas Indonesia berharap bisa merasakan lagi euforia yang sama dengan ambil bagian di Piala Dunia 201o.
Sayangnya jalan menuju putaran final sangatlah berat. Benny Dolo dan anak-anak asuhnya bahkan tidak sampai bisa melaju ke kualifikasi utama.
Pasalnya saat menghadapi Suriah dalam dua leg ronde kedua, timnas Indonesia sudah harus kalah dengan agregat 11-1.
Leg kedua yang paling menyisakan luka karena Suriah bisa menghantam skuad kebanggaan negara 7-0 dengan Abbasiyyin Stadium, Damaskus, menjadi saksinya.
Padahal komposisi pemain Merah-Putih saat itu cukup lumayan dengan keberadaan Atep, Eka Ramdani, Ian Louis Kabes, Manu Wanggai, M. Roby, Ricardo Salampessy, dan masih banyak lagi.
2. 2. Denmark 9-0 Timnas Indonesia (3 September 1974)
Timnas Indonesia dan Denmark hanya pernah sekali berjumpa di panggung internasional yakni pada laga persahabatan nyaris setengah abad yang lalu.
Hanya saja satu perjumpaan itu justru menyisakan noda yang sulit dihilangkan yaitu kekalahan terbesar dalam sejarah timnas Indonesia.
Pertandingan sendiri berlangsung di Copenhagen, Denmark. Saat itu The Dannish Dynamite belum menjadi salah satu nama yang diperhitungkan di Eropa dan dunia.
Namun tetap saja perbedaan kualitas pada akhirnya berbicara. Indonesia digulung 9-0.
Salah satu nama legenda timnas yang saat itu terlibat dalam laga ini adalah Anjas Asmara yang pernah membela Persija Jakarta di era 70-an.
1. Bahrain 10-0 Timnas Indonesia (29 Februari 2012)
Tidak hanya skor 10-0 saja yang membuat martabat timnas Indonesia tercoreng karena harus kalah dari Bahrain dalam ajang sebesar kualifikasi Piala Dunia 2014, namun juga dugaan pengaturan skor yang membayanginya.
Dalam prosesnya, kedua tim berada dalam satu grup dengan Iran dan Qatar yang menjadi favorit untuk melaju ke Brasil.
Jelang matchday terakhir, Bahrain dalam posisi masih bisa lolos namun dengan syarat menang dengan selisih sembilan gol melawan Indonesia dan Qatar tumbang di tangan Iran.
Kecurigaan mulai timbul setelah pelatih Aji Santoso menurunkan banyak pemain minim pengalaman di starting XI timnas Indonesia. Aroma busuk makin tercium kala wasit memberikan penalti untuk Bahrain usai pelanggaran kiper Samsidar di kotak terlarang juga berbuah kartu merah,
Pada akhirnya dugaan adanya 'sepakbola gajah' tidak terbukti namun kekalahan 10-0 tetap saja jadi noktah hitam yang mustahil dihapus dari sejarah timnas Indonesia.