5 Kemenangan Terbesar Argentina dalam Sejarah, Timmas Indonesia Korban Berikutnya?
INDOSPORT.COM - Partai uji coba antara timnas Indonesia vs Argentina yang lama dinanti akhinya akan digelar juga pada Senin (19/06/23) malam ini.
Meski bertindak sebagai tuan rumah di Gelora Bung Karno (GBK), Tim Garuda jelas bukan lawan sepadan bagi Tim Tango bahkan usai Lionel Messi dipastikan absen sekalipun.
Peringkat FIFA kedua negara saat ini saja sudah berbeda jauh dengan Argentina berada di posisi satu sedangkan Indonesia terpisah 148 tingkatan.
Belum lagi sebagian besar pemain yang dibawa oleh Argentina ke Jakarta merupakan bagian dari skuad pemenang Piala Dunia 2022 lalu. Apalah artinya timnas Indonesia yang saat ini tengah berusaha bangkit dengan prestasi terbaru terbaik 'hanya' lolos ke putaran final Piala Asia 2023.
Maka dari itu jangan kaget apabila sampai terjadi pembantaian besar di GBK nanti yang justru bisa memecahkan rekor kemenangan terbesar Argentina berikut ini.
5. Argentina 8-0 Paraguay (20 Oktober 1926)
Di ajang Copa America 1926 yang kala itu masih menjadi turnamen tahunan dengan format round-robin, Argentina berstatus sebagai juara bertahan dari edisi 1925.
Tidak heran jika kemudian mereka menjadi salah satu favorit bersama Uruguay terutama usai Brasil memutuskan untuk mengundurkan diri.
Hanya saja La Albiceleste justru harus puas menjadi runner-up saja usai tidak mampu mengungguli raihan poin sang rival utama yang meraih empat kemenangan sempurna dari empat pertandingan.
Tapi setidaknya Argentina bisa memecahkan rekor kemenangan terbesar mereka saat menghadapi Paraguay di matchday kedua dengan skor 8-0.
Gabino Sosa menjadi bintang berkat lesakan empat golnya. Sang pemain sendiri kerap dianggap sebagai pemain besar Argentina pertama yang lahir di kota Rosario dimana setelahnya akan lahir Lionel Messi dan Angel Di Maria,
1. 4. Argentina 9-1 Kolombia (7 Februari 1945)
Mengikuti Copa America 1945 adalah momen unik bagi Argentina. Mereka keluar sebagai juara namun oleh CONMEBOL tidak ada hadiah trofi karena menganggap edisi kala itu hanya tambahan meski titelnya tetap diakui secara resmi.
Argentina sejak awal turnamen sudah mennginjak pedal gas dalam-dalam. Di dua laga pertama Bolivia (4-2) dan Ekuador (4-2) menjadi korban.
Pada matchday ketiga melawan Kolombia taring dan kuku sang kampiun mencapai puncak ketajamannya. Pembantaian 9-1 pun tercipta di Estadio Nacional Santiago.
Kemenangan ini jadi bahan bakar Argentina untuk membekuk juga Brasil dengan skor 3-1 yang semakin mengokohkan posisi mereka di puncak klasemen.
Brasil sempat meraup poin penuh ketika ikut menceploskan sembilan gol ke gawang Ekuador di matchday berikutnya namun itu saja tidak cukup bagi Tim Samba untuk menggusur Argentina dari takhtanya.
3. Argentina 11-2 Amerika Serikat (30 Mei 1928)
Olimpiade 1928 adalah edisi terakhir Olimpiade sebagai turnamen sepakbola internasional terbesar sebelum lahirnya Piala Dunia dari rahim FIFA dua tahun setelahnya.
Argentina sempat mengukir memori pahit di sana usai menjadi runner-up di bawah rival Amerika Selatan mereka, Uruguay.
Padahal sejak awal turnamen Manuel Ferreira dan kolega menunjukkan laju impresif. Terutama saat mempecundangi Amerika Serikat dengan skor 11-2 di laga pembuka.
Dominggo Tarasconi memborong empat gol dan akhirnya sang penyerang bisa menjadi top skor kompetisi dengan torehan 11 gol.
Sayangnya Tarasconi justru mandul di final yang digelar dua kali. Uruguay di laga pertama mampu ditahan 1-1 namun di partai penentuan Argentina justru tumbang 2-1.
2. 2. Argentina 11-0 Venezuela (10 Agustus 1975)
Copa America sempat menjalani periode dimana tidak ada satu negara khusus yang menjadi tuan rumah dimulai dari edisi 1975. Turnamen berlangsung dari Juli sampai Oktober 1975 dengan tiap laga dihelat di tempat yang berbeda-beda.
Tergabung dalam grup yang sama dengan Brasil, Argentina terbilang tertimpa sial. Terutama karena hanya ada satu tim yang bisa lolos ke fase gugur dari tiap kumpulan.
Diperkuat eks pemain Pelita Jaya dan Valencia, Mario Kempes, Argentina kalah dalam dua laga beruntun melawan pesaing klasik mereka itu dengan agregat 3-1.
Meski akhirnya harus gugur prematur namun Argentina tetap bisa menorehkan catatan apik kala menggebuk Venezuel pada matchday ketiga dengan skor 11-0 yang hingga kini masih jadi rekor kemenangan terbesar mereka.
Kempes menyumbang dua gol dalam laga tersebut. Siapa yang menyangka jika dua dekade setelahnya ia kemudian merumput di liga Indonesia dan mengakhiri karier di sana.
1. Argentina 12-0 Ekuador (22 Januari 1942)
Argentina sepertinya gemar sekali membuat rekor di Copa America edisi awal meski pada akhirnya tidak keluar sebagai juara. Contohnya seperti di Copa America 1942.
Dalam langkah mereka menuju partai puncak, Argentina sempat melumat Ekuador dengan skor mencolok 12-0 yang hingga detik ini menjadi rekor kemenangan terbesar La Albiceleste dan juga Copa America.
Jose Manuel Moreno menjadi sorotan utama setelah mengukir lima gol yang salah satunya merupakan gol ke-500 Copa America.
Bersama dengan rekannya di lini depan, Herminio Masantonio, Moreno kemudian menggondol sepatu emas.
Untuk kesekian kali Uruguay harus menjadi perusak rentetan momen apik ini dengan mengklaim trofi juara pasca memenangi seluruh enam pertandingan mereka.