Dulu Dididik Ajax, Kini Ryan Gravenberch Bisa Jadi Paul Pogba-nya Liverpool
INDOSPORT.COM - Nama gelandang Bayern Munchen, Ryan Gravenberch, belakangan muncul dalam daftar buruan klub Liga Inggris (Premier League), Liverpool, di bursa transfer.
Salah satunya diwartakan Mirror, peluang mendatangkan pemain berusia 21 tahun ini terbuka cukup lebar karena sang pemain tidak menutup pintu keluarnya dari Bayern Munchen.
Ryan Gravenberch sendiri baru merapat ke Bayern Munchen pada musim panas 2022 usai menimba ilmu di Ajax Amsterdam.
Ya, ia merupakan jebolan akademi Ajax yang sudah bergabung dengan mereka sejak usia 10 tahun, dan dianugerahi penghargaan Abdelhak Nouri Trophy.
Raihan trofi tersebut pun menandakan bahwa Ryan Gravenberch, setidaknya sekali dalam hidupnya, pernah menjadi pemain terbaik di akademi Ajax.
Setelah bertahun-tahun berada di klub yang telah mendidiknya, Ryan Gravenberch pun memutuskan hengkang ke Jerman dan bergabung dengan Bayern Munchen.
Meski sempat disebut-sebut mirip Paul Pogba dan Frank Rijkaard, pemain kelahiran Amsterdam ini ternyata tidak melalui musim yang baik-baik saja bersama Die Roten.
Musim debutnya di Jerman ternodai oleh Joshua Kimmich dan Leon Goretzka, yang menjegal jalannya menuju starter reguler.
Situasi pun makin pelik bagi Ryan Gravenberch setelah Bayern Munchen mendaratkan Konrad Laimer sebagai rekrutan pertama mereka di bursa transfer musim panas.
Kini, sang pemain pun punya kesempatan angkat kaki dari Bayern Munchen menuju Liverpool, bahkan Manchester United - di mana ia bisa bersua mantan pelatihnya, Erik ten Hag.
1. Bisa Jadi Paul Pogba-nya Liverpool
Hanya saja, Liverpool kabarnya memiliki ketertarikan lebih lanjut terhadap Ryan Gravenberch alih-alih Manchester United.
Apalagi, kabar tentang dirinya yang diminati Liverpool belakangan makin santer terdengar, menyusul memori publik terhadap kehadiran sang agen di Anfield beberapa waktu lalu.
Rafaela Pimenta, agen Ryan Gravenberch, terciduk berada di Anfield awal tahun ini, saat Jurgen Klopp sedang pusing-pusingnya dengan daftar cedera di sektor gelandang.
Lalu pada pertengahan April, perwakilan Liverpool disebut-sebut telah menggelar pertemuan dengan ayah sang pemain untuk membicarakan potensi transfer.
Jika benar-benar mendrat di Liverpool, Ryan Gravenberch pun bisa menjadi Paul Pogba-nya klub Liga Inggris ini, seperti kata pelatihnya dulu di Ajax.
Adalah Brian Tevreden, sosok yang mempromosikan sang pemain ke tim Ajax U-15 saat usianya baru 12 tahun.
Walau melihat ada kesamaan dengan Frank Rijkaard dari tampilan fisik, ia lebih suka menyebut Ryan Gravenberch sebagai kembaran Paul Pogba.
“Dia sangat dominan seperti Pogba. Itu yang saya lihat dalam diri Ryan,” ucap Brian Tevreden seperti dikutip dari laman resmi Bundesliga Jerman.
“Secara teknis, saya rasa dia versi yang lebih baik dari Paul [Pogba] saat masa jayanya di Juventus, dari kemampuan teknik hingga auranya di lapangan,” jelasnya.
Terlepas dari itu, Ryan Gravenberch juga pernah mendeskripsikan dirinya sebagai pemain yang sangat teknis dan suka mendribel.
2. Sekilas Karakter Ryan Gravenberch
Pengakuan itu terlontar dari mulutnya sendiri tidak lama setelah datang ke Bayern Munchen tahun lalu.
“Saya bermain untuk Ajax selama 12 tahun. Saya pemain yang besar [fisik], tapi saya sangat teknis,” ucapnya kepada kanal YouTube Bayern Munchen.
“Saya suka mendribel. Anda harus tahu situasi sekitar Anda, ada bola di sana, lalu berpindah ke mana, begitu pula melakukan defend, sebagai pemain sentral Anda harus bagus,” ucapnya.
Bicara soal perbandingan dengan Paul Pogba, Ryan Gravenberch sendiri mengaku tidak keberatan. Kepada De Telegraf, ia malah senang karena seniornya itu adalah pemain bintang.
Ia juga tidak merasa terbebani dan menurutnya perbandingan adalah sebuah hal yang lumrah bahkan di dunia sepak bola.
“Saya juga ingin mendengar sepuluh tahun ke depan ada pemain muda yang dibanding-bandingkan dengan saya,” ucapnya.
Selama ini, Ryan Gravenberch biasanya ditempatkan sebagai gelandang tengah baik di Ajax maupun Bayern Munchen.
Ia pemain tengah yang progresif, seorang pembawa bola, pemecah barisan, tapi juga mampu turun lebih dalam untuk membangun permainan dari posisi nomor 6.
Pemain kelahiran 16 Mei 2002 itu merupakan gelandang yang memegang penguasaan bola sebelum sampai ke para penyerang.
Namun di sisi lain juga bisa bertindak sebagai ancaman di depan gawang lawan. Jika berada di skuad The Reds, ia bisa menjadi salah satu opsi untuk pemain nomor 8.