Prediksi Formasi AC Milan Bila Sukses Gaet Tijjani Reijnders, Katalis Era Oranye Baru di San Siro
INDOSPORT.COM - Kian santer diisukan menjual Sandro Tonali, AC Milan langsung dihubungkan dengan sejumlah calon pengganti di bursa transfer dan salah satunya Tijjani Reijnders.
Gelandang berpaspor Belanda berdarah Indonesia tersebut baru menjalani musim luar biasa di AZ Alkmaard dan bisa menjadi bargain buy untuk raksasa Eropa.
Kabar jika Tijjani masuk dalam radar AC Milan pertama kali dibocorkan oleh jurnalis kenamaan Italia, Gianluca Di Marzio pada 20 Juni 2023 lalu.
Memang belum ada tindakan konkrit yang Rossoneri tunjukkan untuk mendekati midfilder 24 tahun itu namun Stefano Pioli selaku pelatih sudah memberikan lampu hijau untuk dilancarkan scouting lebih menyeluruh.
Harga Tijjani yang terbilang cukup murah, 18 juta Euro, membuatnya jadi target yang sulit untuk dilewatkan.
Terutama dengan para rival peminat lain seperti West Ham United dan Ajax Amsterdam yang katanya juga siap mendekat kapan saja membuat AC Milan harus bergerak cepat dalam membuat keputusan.
Tijjani Reijnders sendiri baru memperpanjang kontraknya bersama AZ Alkmaar pada Januari tahun ini sehingga cukup mengagetkan jika De Kaasboeren mau melepasnya sedemikian cepat.
Atau memang ini adalah strategi dari manajemen AZ Alkmaar untuk menambah masa bakti jebolan akademi PEC Zwolle dan FC Twente tersebut hingga Juni 2027 sehingga bisa memiliki power lebih dalam bernegosiasi.
Jika benar, maka itu adalah pengambila keputusan jitu. Seorang pemain yang mencetak tujuh gol dan 12 assist dari 54 laga di segala ajang jelas tidak bisa dilepas murah begitu saja.
Tijjani pun juga sukses membawa klubnya tersebut finis empat besar di Liga Belanda juga mencapai semifinal Liga Konferensi Europa.
1. Pembangkit Kejayaan Belanda?
AC Milan punya histori penuh cinta dan sukses dengan para pemain asing asal Belanda.
Di dekade 80-an ada trio Frank Rijkaard, Ruud Gullit, dan Marco van Basten yang berhasil memenangkan dua digit trofi termasuk dua Liga Champions dan tiga Liga Italia.
Kemudian meski tidak setenar pendahulunya juga ada Edgar Davids dan Patrick Kluiver yang memberi semburat oranye di San Siro pada penghujung 90-an.
Hanya saja di era modern kisah romantis ini belum bisa terulang. Semakin sedikit talenta Belanda yang bisa mengharumkan nama AC Milan.
Terakhir yang paling berkesan mungkin adalah Jaap Stam (2004-2006) dan Clarence Seedorf (2002-2012) namun setelahnya hampir bisa dibilang nihil.
Bintang Negeri Kincir Angin terakhir yang dimiliki oleh AC Milan adalah Nigel de Jong yang mengabdi sejak 2012 sampai 2016.
Ia bermain di era yang sama dengan Mark van Bommel, Urby Emanuelson, dan Marco van Ginkel namun saat itu Il Diavolo Rosso sudah memasuki era kelam dimana paceklik trofi datang di penghujung masa kepresidenan Silvio Berlusconi.
Kedatangan Tijjani Reijnders bisa menjadi katalis kebangkitan kisah kasih AC Milan dan Belanda.
Meski namanya belum setenar para 'leluhurnya' yang sudah lebih dulu menginjak rumput San Siro, ia tetap bisa mengingatkan AC Milan pada alasan kenapa mereka pernah jatuh cinta pada legiun asing dari barat laut.
Kebetulan profil permainan Tijjani sangat dibutuhkan oleh AC Milan seperti yang terpampang dalam penjelasan berikut ini.
2. Pengganti Sempurna untuk Tonali
Meski kita harus mempertimbangkan perbedaan level serta intesitas antara Liga Italia dan Liga Belanda, namun di atas kertas Tijjani Reijnders adalah pemain yang lebih unggul ketimbang Sandro Tonali.
Terutama dalam hal menyerang, Tijjani sedikit lebih efektif dengan pemain yang akan ia gantikan posisinya di AC Milan tersebut.
Bisa dilihat dari grafik yang ditunjukkan oleh DataMB berikut ini. Tijjani hanya kalah jauh dalam hal persentil duel saja namun di tujuh kategori lain yang esensial untuk pemain berposisi gelandang ia mampu meyaingi bahkan melebihi.
Data keluaran Squawka juga menunjukkan situasi serupa. Bahkan secara mendetil mereka membuktikan jika aspek pertahanan Tijjani tidaklah buruk.
Terlihat dari bagaimana per 90 menit pria berdarah Maluku yang sempat PSSI dekati untuk dinaturalisasi itu memiliki 6,5 perebutan bola, 8,1 duel, 1,1 tekel, 0,8 sapuan, 1,6 potongan, dan 0,5 blok.
Sejak awal Tijjani memang bukan pemain yang sering kehilangan possesion. Setidaknya jauh lebih baik saat dibandingkan dengan Tonali (11,4:14,7).
Jika jadi datang ke AC Milan, maka Tijjani bisa langsung dimainkan Stefano Pioli sebagai salah satu pivot dalam formasi 4-2-3-1.
Ismael Bennacer bisa menjadi tandem bagi pemain yang baru saja mendapatkan panggilan pertamanya ke timnas Belanda senior tersebut.
Akan jauh lebih baik lagi jika AC Milan mau mendatangkan gelandang serang baru pengganti Brahim Diaz yang punya kualitas tinggi agar mampu menjadi decoy bagi Tijjani apabila hendak melakukan late run ke sepertiga akhir lapangan lawan.
Rafael Leao juga bisa memfasilitasinya dari sisi kanan maupun kiri. AC Milan jelas butuh banyak perbaikan untuk bisa kembali menjuarai Liga Italia dan Tijjani Reinjders bisa jadi langkah awal yang konkrit setelah kepergian Sandro Tonali.