Tertantang Target Promosi ke Liga 1, Pelatih Baru PSMS Pakai Metode ala Militer?
INDOSPORT.COM - Ridwan Saragih membeberkan alasan menerima pinangan menakhodai alias menjadi pelatih kepala PSMS Medan untuk Liga 2 2023-2024.
Pelatih berlisensi A AFC ini mengaku merasa tertantang dengan target yang diberikan pihak manajemen PSMS Medan sehingga dirinya menerima pinangan tersebut.
"Pertama karena target ya, karena targetnya berprestasi musim ini (terutama promosi ke Liga 1). Jadi saya sebagai putra daerah merasa tertantang, termotivasi, ingin membuktikan," ucapnya kepada awak media, Kamis (22/6/23).
Lebih lanjut, RS membenarkan ini merupakan periode ketiga bekerja sama dengan Ayam Kinantan lantaran dua periode sebelumnya dipercaya sebagai asisten pelatih.
"Ya ini periode ketiga. 2017 sekali (asisten Mahruzar Nasution), 2021 sekali lagi (asisten Ansyari Lubis)," ungkap Ridwan Saragih.
Diketahui, PSMS telah melakukan persiapan untuk menyambut Liga 2 2023-24. Salah satunya dengan menggelar seleksi pemain trial yang diundang sejak awal pekan ini.
Seleksi yang digelar di Stadion TD Pardede, Sunggal, Deli Serdang ini terlihat Ridwan masih dibantu Legimin Raharjo sebagai asistennya.
Ketika disinggung perihal siapa asisten lainnya yang akan membantunya di staf kepelatihan PSMS (pelatih kiper, pelatih fisik, dan asisten lainnya), RS masih enggan membeberkannya.
"Sudah ada (calonnya) dan sudah dibicarakan juga (dengan manajemen PSMS Medan). Mungkin dalam waktu dekat sudah hadir," imbuh Ridwan Saragih.
1. Wewenang Penuh
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia, Arifuddin Maulana Basri, membeberkan alasan pihaknya menunjuk Ridwan Saragih.
"Alasan pertama karena secara lisensi sudah sesuai (lisensi A) untuk mengarungi Liga 2," kata pria yang akrab disapa Ari ini kepada awak media, Selasa (20/6/23).
"Lalu dengan latar belakang menangani tim PS AD yang cukup tangguh, sehingga kita beri kesempatan untuk beliau menangani PSMS," tambahnya.
Lebih lanjut, menantu dari Gubernur Sumut sekaligus mantan Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, ini memberikan wewenang penuh kepada sang pelatih dalam menentukan para asistennya.
"Untuk staf kepelatihan lainnya, kami juga serahkan semuanya kepada head coach. Kami tidak akan mencampuri atau intervensi apa pun. Semuanya wewenang head coach, termasuk (pilih) pemain," pungkas Ari.