x

Bukan Buatan FIFA, Piala Dunia U-17 Rupanya 'Produk' Negara Asia Tenggara!

Minggu, 25 Juni 2023 00:10 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
Pada Jumat (24/06/23), FIFA resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

INDOSPORT.COM - Pada Jumat (24/06/23), FIFA resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

Sebelumnya Peru merupakan negara yang berhak menggelar turnamen tingkat usia dua tahunan ini.

Namun FIFA mencabut hak itu dengan alasan infrastruktur di negara tersebut tidak memenuhi standar kelayakan untuk menggelar ajang setingkat Piala Dunia U-17.

Indonesia dianggap layak untuk diberi kesempatan kedua setelah sebelumnya dilucuti dari haknya untuk menjadi host Piala Dunia U-20 2023.

Indonesia urung menggelar Piala Dunia U-20 2023 karena Israel tampil sebagai salah satu peserta yang berasal dari UEFA. Alasannya jelas berlandaskan politik dan ketidaksetujuan pada zionisme.

Baca Juga

Pagelaran Piala Dunia U-17 kemungkinan besar tidak menghadapi kendala yang sama mengingat UEFA diwakili hanya oleh Inggris, Prancis, Jerman, Polandia, dan Spanyol.

Keputusan penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 dilakukan dalam rapat Dewan FIFA pada hari yang sama dengan pemungumuman akbar tadi.

Baca Juga

Rapat ini mengulas soal penunjukan tuan rumah Piala Dunia Antarklub 2025, proses pengajuan penawaran Piala Dunia 2030, hingga tuan rumah kongres dan turnamen di bawah payung FIFA.

“Dewan juga menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023. Kerangka waktu untuk masing-masing ajang akan dikonfirmasi pada saatnya,” demikian pernyataan FIFA melalui laman resmi mereka.

Perlu anda ketahui, Piala Dunia U-17 sebenarnya bukan turnamen yang resmi dilahirkan oleh rahim FIFA. Cikal bakalnya justru dari sebuah turnamen yang dirancang oleh Singapura pada hampir separuh abad yang lalu.

Baca Juga

1. Bermula di Lion City Cup

Sepp Blatter (kanan)

Sebelum 1977 tidak ada turnamen sepakbola internasional untuk kelompok usia U-17 yang dihelat oleh badan atau organisasi manapun.

Maka dari itu Federasi Sepakbola Singapura pun membuat terobosan dengan membuatkan turnamen bernama Lion City Cup.

Mereka mengirimkan timnas U-15 sampai U-16 namun peserta tamu yang datang tidak dibatasi sekedar kesebelasan negara saja.

Tim akademi dari klub-klub Eropa, Asia, Australia, dan benua-benua lain juga diperbolehkan untuk ikut.

Contohnya saja di Liverpool, Manchester City, Tottenham Hotspur, AIK Stockholm, Eintracht Frankfurt, PSV Eindhoven, Perth FC, Flamengo, dan masih banyak lagi pernah mengirim perwakilan mereka ke Lion City Cup.

Baca Juga

FIFA merasa terinsipirasi oleh turnamen ini dan pada 1982 setelah menyaksikan salah satu edisi Lion City Cup, Sepp Blatter yang kala itu menjadi sekjen FIFA pun memutuskan untuk membuat ajang tiruan.

Pada mulanya format yang digunakan tidak langsung Piala Dunia U-17 melainkan Kejuaraan Dunia U-16.

Baca Juga

Perubahan menjadi Piala Dunia U-17 baru dilakukan pada 1991 dan bertahan hingga saat ini.

Edisi pertama Kejuaraan Dunia U-16 berlangsung di China pada 1985 dan Nigeria keluar sebagai juaranya.

Setelah itu sudah ada 18 edisi Piala Dunia U-17 yang digelar dan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia adalah edisi ke-19.

Baca Juga

2. Tak Didominasi Eropa dan Amerika Latin

Timnas Inggris di Piala Dunia U-17 2017

Tidak seperti Piala Dunia senior yang sejauh ini hanya menelurkan juara dari Eropa dan Amerika Latin saja sejauh ini, Piala Dunia U-17 punya sesuatu yang berbeda.

Turnamen ini seolah benar-benar jadi ajang unjuk gigi pemuda-pemuda dari seluruh penjuru planet biru untuk menjadi yang nomor satu.

Tengok saja bagaimana Nigeria adalah negara paling berprestasi di Piala Dunia U-17 dengan kumpulan lima trofi dimana yang terbaru datang pada 2015 silam.

The Golden Eaglets juga bisa menjadi runner-up tiga kali yang menunjukkan jika mereka memang dominan.

Ghana menguatkan warna Afrika berkat kemenangan di 1991 dan 1995. Mereka duduk sebagai raja ketiga dengan penampilan final lain pada 1993 dan 1997.

Kemudian di urutan kedua ada Brasil yang sepertinya bukan sebuah kejutan. Selecao Junior hanya satu tingkat di bawah Nigeria dengan raihan empat trofi.

Wakil Amerika Utara dan Asia yang biasanya hanya jadi penggembira di Piala Dunia senior justru juga bisa berbicara lantang di sini.

Meksiko menggondol dua trofi pada 2005 dan 2011 sementara Arab Saudi muncul sebagai kampiun edisi 1989.

Maka dari itu meskipun hanya sekedar kompetisi level junior, namun Piala Dunia U-17 tidak boleh sama sekali diremehkan. Banyak sekali kejutan yang bisa dilahirkan.

Timnas Indonesia U-17 bukan pengecualian. Andai bersiap secara matang dan dipayungi keberuntungan, maka Garuda Muda juga bisa lantang menantang para tamu yang di atas kertas lebih superior.

FIFAPiala DuniaIndonesiaSepp BlatterPiala Dunia U-17Indepth

Berita Terkini