Kronologi Transfer Sandro Tonali: Tak Diberitahu AC Milan hingga Nolak Berkali-kali untuk Dijual
INDOSPORT.COM - Proses transfer Sandro Tonali yang dilakukan oleh klub Liga Italia (Serie A), AC Milan ke Newcastle United ternyata masih menyisakan cerita menarik untuk sang pemain.
Teka-teki masa depan Sandro Tonali di AC Milan akhirnya terjawab sudah. Sang pemain dipastikan hengkang menuju Newcastle United pada bursa transfer musim panas ini.
Rossoneri sepakat menjual Sandro Tonali ke Newcastle United dengan biaya mencapai 80 juta euro (Rp1,14 triliun) plus adds on. Ia dikontrak dengan durasi enam tahun.
Harga tersebut merupakan sebuah rekor bagi seorang pemain Italia. Sebelumnya ada Jorginho yang diboyong oleh Chelsea seharga 57 juta euro (Rp933 miliar).
Menurut pakar transfer Eropa, Fabrizio Romano, Tonali bakal menerima gaji 8 juta euro per musim plus 2 juta euro dalam bonus.
Saat ini sang pemain telah merampungkan tes medis di Newcastle United. Gelandang berusia 23 tahun itu diboyong oleh AC Milan dari Brescia pada musim panas 2020 lalu.
Mulanya AC Milan meminjam satu musim, statusnya kemudian dipermanenkan dengan biaya 27 juta euro.
Total ia telah dimemainkan 130 pertandingan untuk AC Milan dengan mencetak 7 gol dan 13 assist di semua ajang dalam tiga musim di San Siro.
Agen Tonali, Beppe Riso, mengatakan kalau transfer Tonali akan memberikan keuntungan besar buat Milan. Mantan klubnya Brescia juga dikatakan bakal mendapat persentase dari mega transfer ini.
"Sandro akan membantu Milan dengan operasi ini. Mereka pada akhirnya akan mendapatkan banyak uang," ungkap Riso kepada Milan News.
"Brescia juga akan mendapat uang karena dia mencintai Brescia. Dan itu bagus.”
Meski sudah tinggal menunggu peresmian, ternyata proses transfer Sandro Tonali dari AC Milan ke Newcastle United masih menyisakan cerita menarik bahkan nestapa untuk sang pemain. Berikut kronologinya:
1. Kronologi Transfer Sandro Tonali
AC Milan yang mulai mengubah kebijakan transfer dari kebiasaan memboyong pemain bintang sudah jadi dan berumur, kini memilih berinvestasi dengan pemain muda potensial.
Hal itu terbukti membuat AC Milan kembali disegani karena performa tim lebih fresh dan enerjik. Satu scudetto dan mampu sampai ke semifinal Liga Champions dua musim terakhir, adalah hasil nyatanya.
Namun jelang bergulirnya musim baru 2023-2024, AC Milan membuat langkah mengejutkan di bursa transfer musim panas.
Mulanya mereka mendepak dua orang petinggi klub berposisi Direktur Olahraga serta Direktur Teknik yakni Ricky Massara dan Paolo Maldini.
Padahal kedua sosok itu punya peran krusial dalam membangun AC Milan beberapa musim terakhir, terutama dalam urusan transfer pemain.
Salah satu kinerja terakhirnya di klub adalah berhasil memperpanjang kontrak Rafael Leao dan Olivier Giroud. Kedua pemain ini diincar banyak klub top Eropa.
Kepergian Massara dan Maldini membuat kebijakan transfer AC Milan saat ini langsung dibawah kendali pemilik klub, Gerry Cardinale.
Langkah kontroversial langsung dilakukan dengan menjual pemain masa depan klub, Sandro Tonali ke Newcastle United. Awalnya The Magpies mengincar gelandang milik Inter Milan, Nicolo Barella.
Dilansir dari Telegraph, mereka menawar sekitar 58 juta euro. Namun Inter Milan tak bergeming, karena nilai tersebut dianggap masih kecil sehingga mereka menolak.
Kemudian, pada Selasa (20/06/23) larut malam, laporan datang dari SportItalia bahwa Newcastle malah mengalihkan perhatian mereka ke gelandang Azzurri lainnya dari AC Milan.
Sandro Tonali adalah pemain yang dimaksud, dan beberapa jam sejak itu, saga transfer tersebut telah berkembang secara cepat dan dramatis.
Awalnya tawaran Newcastle United dilaporkan berada sekitar €60 juta, yang pada Rabu (21/06/23) pagi, namun ditolak oleh AC Milan.
Keputusan itu berdasarkan keinginan pemilik klub. Ia tidak ingin melepas Tonali dibawah dari harga yang ditetapkan sebesar 80 juta euro. Angka yang dinilai cocok untuk melepas pemain seperti Sandro Tonali.
2. Sempat Menolak
Di sisi lain, agen Sandro Tonali, Giuseppe Riso, disibukkan dengan urusan transfer kliennya yang lain, Davide Frattesi dari Sassuolo karena diminati banyak klub top, salah satunya Juventus.
Ia pun melakukan pertemuan dengan perwakilan Juventus pada Rabu sore. Di sisi lain, Newcastle United menaikan tawaran untuk Tonali sebesar 70 juta euro kepada AC Milan.
Tetapi AC Milan tak bergeming, Newcastle United pun kembali menaikkan tawaran sebesar 80 juta euro, dan Rossoneri setuju.
Setelah mendapat restu dari klubnya, Newcastle United tinggal melakukan negosiasi kepada Sandro Tonali melalui agennya, untuk membahas persayaratan pribadi.
Beppe Riso kemudian mendelegasikan anggota lain untuk bernegosiasi dengan pihak Newcastle United.
Hal itu dilakukan untuk membicarakan persyaratan dan detail kontrak untuk Sandro Tonali. Gelandang berusia 23 tahun itu awalnya menolak menurut laporan Sky Sports Italia.
Tetapi ia tidak bisa berbuat banyak, hingga akhirnya menyetujui persyaratan pribadi di antaranya bakal mendapat gaji 8 juta euro per musim dan dikontrak dalam enam tahun.
Setelah terjadi kesepakatan, Sandro Tonali tinggal selangkah lagi gabung dengan Newcastle United yaitu harus menyelesaikan tes medsi.
Karena Sandro Tonali sedang memperkuat timnas Italia di EURO U-21, maka pemeriksaan medis bakal dilakukan di Rumania, tuan rumah EURO U-21.
Newcastle United pun harus bersabar untuk mengumumkan secara resmi perekrutan Sandro Tonali. Jika sudah diresmikan, Tonali bakal jadi penjualan pemain Italia termahal dalam sejarah.
Sebelumnya rekor itu dipegang oleh Jorginho saat diboyong dari Napoli ke Chelsea sebesar 58 juta euro.
Media Italia, La Repubblica, mengklaim bahwa tangis Sandro Tonali pecah setelah mengetahui dirinya akan dilepas AC Milan ke Newcastle United.
Dalam laporannya, La Repubblica menyebutkan bahwa prioritas Tonali adalah bertahan di San Siro, meski dirinya harus menerima pemotongan gaji pada 2021 lalu.
Namun klub berjuluk Rossoneri itu memilih menerima tawaran yang datang untuknya, sehingga ia merasa dikhianati dan tangisnya pun pecah.
Tangis tersebut disebutkan karena dirinya sejak kecil bermimpi bermain bagi AC Milan dan ingin menghabiskan kariernya di San Siro.