Doa Bersama, Striker Arema FC Gustavo Almeida Turut Prihatin Tragedi Kanjuruhan
INDOSPORT.COM - Arema FC mengemas sesi perkenalan tim jelang Liga 1 2023/2024 secara sederhana melalui gelaran doa bersama di pintu utama Stadion Kanjuruhan Malang, Kamis (29/6/23).
Seluruh anggota tim berjulukan Singo Edan ikut hadir tanpa terkecuali. Salah satunya striker asing kebangsaan Brasil, Gustavo Almeida.
"Saya antusias mengikuti acara ini, karena berdoa agar kami dapat meraih kesuksesan pada kompetisi Liga 1 musim ini," ucap Gustavo Almeida saat ditemui INDOSPORT.
Bagi Gustavo, tentu ini pengalaman pertamanya mengikuti sesi doa bersama dengan lantunan doa yang menggunakan bacaan umat muslim.
Namun, hal ini tidak menjadi masalah. Karena toleransi seperti ini sudah dijalaninya ketika berkarier di klub Negeri Sembilan FC Malaysia dan Al-Nasr Kuwait.
"Bagi saya ini situasi yang normal. Apalagi saya juga banyak teman yang beragama muslim. Jadi tidak masalah," ucap Gustavo.
Gustavo memang menjadi satu dari 5 pemain asing yang turut ambil bagian dalam sesi doa bersama jelang Liga 1 itu. Dia bahkan terlihat khusyuk dalam melantunkan doa.
Dalam kesempatan itu, 4 pemain asing Arema FC lain juga hadir. Mereka adalah Ariel Lucero (Argentina), Charles Lokoli Ngoy (Australia) dan Ichaka Diarra (Mali).
Mereka juga turut mengikuti acara silaturahmi bersama anak-anak panti asuhan dan masyarakat sekitar yang mengikuti gelaran doa bersama itu.
"Kami berharap bisa menjalani kompetisi Liga 1 musim ini dengan baik, sesuai harapan semua pihak," pungkas eks striker Kagoshima United Jepang tersebut.
1. Sejarah Kelam
Bersamaan dengan itu, Gustavo Almeida mengaku sudah tahu bahwa ada momen kelam yang pernah terjadi di tempat duduknya saat mengikuti doa bersama.
Pada pelataran lobi Stadion Kanjuruhan, banyak suporter mengalami luka-luka setelah terlibat insiden memilukan pasca laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya musim lalu.
Dia tahu bagaimana momen itu menjadi sejarah kelam bagi sepak bola Indonesia. Sebanyak 135 nyawa melayang pasca sebuah laga sepak bola.
"Ya, saya tahu tentang apa yang pernah terjadi di tempat ini, ketika masih bermain untuk Negeri Sembilan FC di Malaysia," ujar Gustavo.
"Ketika tragedi terjadi, saya dapat informasi dari banyak teman yang bermain di Indonesia. Sangat sedih rasanya," imbuh dia.
Kebetulan, ada satu teman karibnya yang menjadi saksi hidup saat Tragedi Kanjuruhan. Dia tak lain adalah Adilson Maringa, eks kiper Arema FC pada Liga 1 periode 2021-2023.
Maka dari itu, Gustavo berharap doa yang dilantunkan bisa tersampaikan kepada para korban tragedi yang terjadi pada Sabtu (01/10/22) silam.
"Sejarah yang pahit, bagaimana banyak orang kehilangan keluarga tercintanya. Saya ikut bersimpati," tukas eks striker Al-Nasr Kuwait tersebut.
Dia pun berharap hal ini jadi motivasinya untuk memberi kemampuan terbaik bagi Arema FC, meraih prestasi bagus pada kompetisi Liga 1 musim ini.
"Saya berharap doa yang terbaik untuk semua orang. Bagaimana tim ini bisa bersatu kembali dengan suporter dan mempersembahkan prestasi bagus," pungkas Gustavo.