Enzo Le Fee dan Yusuf Yazici, Dua Kandidat Penerus Paulo Dybala di Juventus
INDOSPORT.COM - Sejak Paulo Dybala angkat kaki, klub Liga Italia (Serie A), Juventus, kabarnya masih terus mencari pengganti yang tepat.
Untuk diingat kembali, Paulo Dybala hengkang dari Juventus pada 2022 lalu setelah melalui sejumlah drama, termasuk vs manajemen klub.
Kepergian pemain asal Argentina ini pun menyisakan PR besar bagi Bianconeri yang secara otomatis kehilangan sosok pemain nomor 10.
Mereka sempat memiliki Angel Di Maria untuk mengisi posisi tersebut, namun pada kenyataannya ia tidak lebih dari sekadar solusi sementara.
Belum lama ini, seperti diwartakan Tuttosport, Juventus tengah berburu penerus Paulo Dybala di bursa transfer pemain.
Selain itu, Juventus juga harus berjaga-jaga seandainya Paul Pogba tidak bisa tampil optimal maupun kembali ke performa terbaiknya seusai cedera.
Dalam laporan yang dilansir juvefc.com, mencuatlah beberapa nama potensial untuk peran tersebut, termasuk Enzo Le Fee dan Yusuf Yazici.
Selain itu, tidak ketinggalan pemain Napoli yang kabarnya akan dibajak Cristian Giuntoli, sang direktur olahraga baru Juventus.
Meski begitu, nama Enzo Le Fee dan Yusuf Yazici masih terdengar cukup awam di telinga publik sepak bola. Siapa sebenarnya dua sosok ini?
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut redaksi berita INDOSPORT sajikan profil singkat Enzo Le Fee dan Yusuf Yazici, calon penerus Paulo Dybala di Juventus.
1. Enzo Le Fee
Dimulai dari Enzo Le Fee, gelandang berusia 23 tahun yang kini tercatat sebagai pemain klub Ligue 1 Liga Prancis, Lorient.
Enzo Le Fee sendiri bukan nama asing di kancah bursa transfer pemain. Beberapa waktu lalu, ia sudah pernah dikaitkan dengan sejumlah klub Liga Inggris.
Berawal dari pengakuannya yang tidak ingin memperpanjang kontrak di Lorient, pemuda kelahiran 3 Februari 2000 itu pun langsung menjadi buruan beberapa calon peminat.
“Saatnya bagi saya meninggalkan Lorient. Saya tidak akan memperpanjang kontrak,” demikian bunyi pernyataan sang pemain seperti diklaim Fabrizio Romano, 28 Maret 2023.
“Saya sudah menunggu proposal baru sejak bulan Desember, tapi ternyata tidak ada. Jadi ini saatnya pergi,” ujarnya lagi.
Dengan kontraknya yang akan berakhir pada Juni 2024, nampaknya cukup wajar bagi Enzo Le Fee untuk mulai memikirkan masa depannya di Lorient.
Meski bermain untuk klub di liga kasta teratas (Ligue 1), usia yang masih muda bisa membawanya ke kompetisi lain di luar sana yang mungkin lebih menantang.
Juventus pun bisa memberi peluang tersebut, meski mereka sendiri saat ini sedang terkapar, buntut dari kerasanya musim 2022/2023 lalu.
Enzo Le Fee mengawali karier sepak bolanya dari sebuah akademi bernama La Vigilante FL Keryado, sebelum hijrah ke Lorient saat usia delapan tahun.
Pada 2019-2020, ia menjadi bagian skuad Lorient yang membawa pulang gelar Ligue 2 dan promosi ke Ligue 1.
Musim lalu, Enzo Le Fee menjadi andalan Lorient dengan tampil di 35 pertandingan dan mencetak 5 gol plus 5 assist.
2. Yusuf Yazici
Selanjutnya ada Yusuf Yazici, yang juga bermain di kompetisi Ligue 1 Prancis. Saat ini ia berseragam Lille dan baru selesai dipinjamkan ke klub Turki, Trabzonspor.
Meski bukan nama yang populer, pemain yang satu ini sempat menjadi pusat perhatian saat bermain di salah satu partai Liga Europa kontra AC Milan pada 2020/2021.
Saat itu, ia menjadi Man of the Match laga AC Milan vs Lille pada Jumat (06/11/20) dini hari WIB, yang dimenangkan oleh sang wakil Prancis.
Tidak tanggung-tanggung, ia mencetak tiga gol alias hat-trick ke gawang Gianluigi Donnarumma tanpa ampun.
Hat-trick tersebut pun membuat Lille menang telak dengan skor 3-0. Gol Yusuf Yazici masing-masing terjadi pada menit ke-22, 55, dan 58.
Pengalaman menghadapi AC Milan pun bisa menjadi sedikit bekal bagi Yusuf Yazici jika nanti merapat ke Juventus, dan harus bersua Rossoneri di kompetisi Liga Italia.
Hanya saja, untuk menjadi penerus Paulo Dybala bukanlah hal mudah, terlebih setelah ia mengalami musim yang kurang apik bersama Trabzonspor.
Yusuf Yazici merupakan gelandang berusia 26 tahun jebolan Trabzonspor sebelum hengkang ke Lille pada 2019 dan kembali ke Turki sebagai pemain pinjaman.
Bersama Lille, pemain kelahiran 29 Januari 1997 sudah mencicipi manisnya gelar Ligue 1 2020/2021 dan menjadi top skor Liga Europa pada musim yang sama.