Bedah Kualitas Matheus Franca, Calon Pengganti Mason Mount yang Dibidik Chelsea
INDOSPORT.COM – Raksasa Liga Inggris (Premier League), Chelsea, meneruskan trennya dalam menggaet bakat muda dengan menyasar Matheus Franca dari Flamengo.
Pemain berusia 19 tahun itu memang santer diberitakan menjadi target terbaru Chelsea untuk menempati posisi gelandang serang.
Tim berjuluk The Blues itu memang baru saja kehilangan dua pilar di lini tengah, yakni Mason Mount yang merapat ke Manchester United dan Mateo Kovacic yang merapat ke Manchester City.
Kepergian keduanya pun dibarengi dengan hengkangnya Kai Havertz ke Arsenal dan akan bertambah dalam waktu dekat.
Dengan kepergian para pemain itu, klub asal London Barat itu pun ingin mendatangkan pemain baru guna menempati pos gelandang.
Kabar terbaru Chelsea tertarik mendatangkan Matheus Franca dari Flamengo di bursa transfer musim panas 2023 ini.
Ia akan diplot sebagai gelandang serang sekaligus investasi bagi Chelsea yang memang belakangan gemar memboyong talenta muda dari Brasil.
Sebelum Matheus Franca, Chelsea dikabarkan menggaet Angelo Gabriel dari Santos dan Andrey Santos dari Vasco da Gama.
Disebutkan bahwa Chelsea bersedia menggelontorkan dana sebsar 20 hingga 25 juta euro (Rp408 miliar) untuk memboyong Matheus Franca.
Dengan harga sebesar itu, bagaimana dengan kualitas yang dimiliki Matheus Franca sehingga Chelsea berani memplotnya sebagai gelandang serang penggati Mason Mount?
1. Kualitas Matheus Franca
Ada alasan tersendiri mengapa Chelsea berencana mendatangkan Matheus Franca sebagai pengganti Mason Mount musim depan.
Keduanya memiliki kemiripan posisi gaya bermain yakni gelandang serang yang bisa diplot sebagai winger atau penyerang sayap.
Kesamaan posisi ini juga berlanjut dalam kesamaan gaya bermain baik sebagai gelandang maupun sebagai penyerang sayap.
Matheus Franca punya atribut untuk melakukan Pressing terhadap lawan, sama seperti Mount dengan kemampuan melepaskan intersep dan tekel di area pertahanan lawan.
Matheus Franca tercatat membuat rata-rata 2,38 tekel dan intersep per 90 menit. Hampir sama dengan Mount yang mencetak 2,5 tekel dan intersep per 90 menit di Final Third.
Kesamaan dalam bertahan di area lawan ini pun akan cocok dengan karakter Mauricio Pochettino yang mengedepankan Pressing ketat bagi timnya.
Dalam taktiknya, Pochettino kerap meminta anak asuhnya meng-cover seluruh area lapangan, di mana proses bertahan dilakukan oleh lini serang.
Sehingga wajar jika Chelsea menganggap Matheus Franca akan cocok sebagai pengganti Mount yang memang ingin dipertahankan oleh Pochettino.
Tapi tugas Matheus Franca tak hanya melakukan Pressing saja, melainkan memberi kreativitas ke Chelsea seperti halnya Mount.
Bagaimana dengan kualitas Matheus Franca dalam hal kreativitas? Apakah kalah atau justru unggul ketimbang Mount?
2. Unggul ketimbang Mount dalam Kreativitas
Perihal kreativitas, Matheus Franca punya catatan apik dalam hal kreativitas dengan membuat rata-rata 3,41 SCA per 90 menit.
Jika dilihat dari rata-ratanya, catatan itu masih kalah dari Mason Mount dengan rata-rata 3,58 SCA per 90 menit.
Akan tetapi, Matheus Franca memiliki sesuatu yang lebih dari Mount dalam hal kreativitas, yakni kemampuannya melakukan dribel dan melepaskan operan.
Tercatat Matheus Franca memiliki akurasi operan 74,4 persen dari 33,75 operan yang ia buat, di mana 3,88 operan di antaranya adalah operan progresif.
Soal dribel, Matheus Franca unggul ketimbang Mount dengan rataan 2,93 dribel ke arah lawan dan kesuksesan dribel atau melewati lawan sebanyak 2,54 kali per 90 menit.
Catatan itu berbanding lurus dengan catatan gol dan assistnya, di mana Matheus Franca memiliki rata-rata 0,54 Expected Goals (xG) dan Expected Assist (xA).
Sedangkan Mount hanya punya rata-rata 0,28 Expected Goals (xG) dan Expected Assist (xA) per 90 menit, meski ditaruh di lini serang.
Melihat catatan ini, angka 25 juta euro terbilang murah bagi Matheus Franca. Apalagi usianya baru 19 tahun dan masih bisa berkembang lebih jauh untuk menjadi seorang bintang besar.