Jangan Asal ke Eropa, Alasan Kenapa Timnas Indonesia Harus TC di Austria untuk Piala Dunia U-17
INDOSPORT.COM - Demi mempersiapkan diri jelang Piala Dunia U-17 2023, PSSI sudah merencanakan pemusatan latihan atau training camp (TC) untuk timnas Indonesia U-17.
Belum diketahui dimana lokasi kegiatan tersebut akan digelar namun sepertinya Garuda Muda akan diterbangkan jauh melintasi benua.
Menurut info dari Erick Thohir selaku ketua umum PSSI, TC untuk timnas Indonesia U-17 akan dilaksanakan dua kali.
Sesi pertama akan digelar pada Juli 2023 yang disusul dengan sesi tambahan tepat di bulan berikutnya.
Wakil ketua umum PSSI, Zainudin Amali, bahkan memberikan bocoran yang lebih jelas karena mengabarkan jika Jerman dan Qatar bakal jadi destinasi pelatih Bima Sakti dan anak-anak asuhnya.
TC kali ini akan sangat krusial mengingat segala sesuatu tentang timnas Indonesia U-17 dan Piala Dunia U-17 2023 teramat mepet.
Pada akhir Juni 2023 lalu FIFA secara mengejutkan menunjuk Indonesia menjadi tuan rumah kompetisi kelompok usia tersebut sebagai pengganti Peru yang dinilai tidak layak.
Padahal Piala Dunia U-17 2023 sudah harus digelar pada 10 November hingga 2 Desember mendatang yang artinya hanya ada empat bulan bagi PSSI mempersiapkan segalanya baik itu venue, akomodasi, keamanan, dan tentu saja kesiapan penggawa timnas Indonesia U-17.
Meski mungkin tidak sekrusial aspek lain bila mengutamakan kenyamanan para negara tamu yang akan datang bertanding, kesiapan timnas Indonesia U-17 juga layak diberi perhatian lebih.
Pasalnya sudah cukup lama para pemain tidak berkumpul tepatnya sejak Oktober 2022 silam ketika dipastikan gagal lolos dari kualifikasi Piala Asia U-17 2023 yang juga sekaligus menjadi babak penyisihan menuju putaran final Piala Dunia U-17.
1. Pergi ke Austria Seperti Tim Liga Inggris
Situasi semakin diperparah dengan dangkalnya pool pemain yang bisa dipanggil ke timnas Indonesia U-17 mengingat saat ini kompeterisi usia muda di tanah air sedang tidak berjalan baik.
Jika mengambil pemain yang sudah menembus klub Liga 1 atau Liga 2, maka jam terbang mereka di sana diragukan telah mencukupi untuk menyokong perkembangan sebagai atlet pro.
Contohnya saja Arkhan Kaka yang merupakan salah satu nama besar di Garuda Muda namun bersama Persis Solo di 2022/2023 ia hanya menjalani tiga pertandingan sebagai pengganti.
Jika pemain seadanya ini disuruh berhadapan dengan perwakilan dari Brasil, Meksiko, Inggris, Prancis yang notabene unggul jauh dalam hal kualitas dan persiapan, maka mereka bisa jadi bulan-bulanan saja.
Meski mungkin tidak akan banyak berpengaruh, salah satu cara untuk menipiskan jarak dengan para raksasa Piala Dunia U-17 2023 nanti adalah melakukan pemusatan latihan dan TC maksimal.
Banyak hal yang bisa menentukan kualitas suatu TC dan lokasi pilihan adalah salah satunya. Jika PSSI benar akan memilih Qatar dan Jerman, kedua negara tersebut dipastikan memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan timnas Indonesia U-17.
Akan tetapi demi menambah bobot TC, ada baiknya PSSI memperhitungkan Austria untuk menjadi destinasi yang dipertimbangkan.
Austria sejak lama menjadi langganan tempat latihan pramusim klub-klub top Eropa termasuk Liga Inggris.
Contohnya saja di musim panas 2022 lalu dimana setidaknya ada tiga kesebelasan Premier League yang terbang ke negara Eropa tengah itu.
Mereka adalah Liverpool, Southampton, dan juga Newcastle United. Pemusatan latihan serta uji coba melawan klub lokal maupun internasional jadi agenda mereka datang ke Austria.
2. Altitude Tinggi Bantu Genjot Performa
Tentu ada alasan spesial kenapa Austria menjadi destinasi favorit klub Liga Inggris saat pramusim dan hal itu tidak lain adalah altitude atau ketinggian daratan.
Di Inggris rata-rata altitude hanya mencapai 162 mdpl saja sementara di Austria banyak tempat training camp yang menawarkan ketinggian mencapai 300, 400, 500, atau bahkan 900 mdpl.
Untuk apa sebenarnya berlatih di daratan tinggi? Jawabannya adalah karena memang penempaan fisik di sana bakal menunjukkan hasil yang lebih optimal.
Semua orang mungkin sudah tahu jika di dataran tinggi kadar oksigen di udara lebih tipis dari dataran rendah. Tidak heran apabila kita berkunjung ke area gunung, akan terasa sedikit sesak saat bernafas.
Bagi atlet tidak terkecuali pesepakbola, kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk mempersiapkan fisik lebih baik. Memforsir latihan di altitude tinggi akan membuat otot lebih bekerja keras agar memproduksi sel darah merah.
Jika berhasil, sel darah merah ini nantinya akan mengikat lebih banyak oksigen yang berujung pada ketahanan serta kondisi tubuh yang lebih baik.
Tidak cuma mempenagruhi fisik, Squawka juga mengklaim pemandangan indah di pengunungan Austria juga bisa menggenjot level dopamine atau hormon kebahagiaan yang tentunya cocok untuk para pemain yang tengah bersiap menghadapi musim panjang nan kompetitif.
Tentunya metode ini bisa saja diterapkan untuk timnas Indonesia U-17 dan jenjang usia sangara Merah-Putih lainnya kala mengagendakan pemusatan latihan.
Tentunya satu TC saja tidak akan bisa langsung menaikkan level tim siapapun di manapun latihan digelar.
Setidaknya akan ada referensi lokasi baru bagi PSSI saat harus menempa para awak timnas Indonesia jelang digelarnya ajang besar seperti Piala Dunia U-17 2023 mendatang.