3 Fakta Kekalahan PSIS Semarang, Pertanyakan Rumput dan Penalti 'Bodong' Persita
INDOSPORT.COM - Ada tiga fakta menarik dalam kekalahan PSIS Semarang atas Persita Tangerang di pekan kedua Liga 1 Indonesia 2023/24, Sabtu (8/7/23). Mereka tak bermain baik karena 'kaget' dengan kondisi rumput Indomilk Arena.
PSIS sejatinya datang untuk melanjutkan tren positif. Mereka baru saja membuat comeback istimewa dengan menang 3-1 atas Bhayangkara FC, Senin (3/7/23).
Sayangnya, harapan itu sirna setelah pertarungan 90 menit. PSIS pulang dengan tangan hampa ketika Christian Rontini dan Ezequiel Vidal membawa Persita unggul 2-0.
INDOSPORT merangkum tiga fakta menarik atas kekalahan perdana PSIS di Liga 1 2023-2024. Ada deretan fakta yang diungkapkan pelatih Gilbert Agius.
1. Pertanyakan Kondisi Rumput
PSIS Semarang merasa kesulitan mengembangkan permainan di Indomilk Arena. Kondisi rumput yang tak sempurna memaksa mereka mengganti pola permainan.
Awalnya, PSIS mempersiapkan permainan dengan mengandalkan umpan-umpan pendek. Namun, karena situasi lapangan yang tak mendukung, para pemain mulai melepaskan umpan panjang.
Gambaran dari situasi itu terlihat dari statistik pertandingan. Akurasi umpan PSIS sangat buruk hingga kalah dalam persentase penguasaan bola.
PSIS Semarang mencatatkan 60 persen akurasi umpan. Hanya 188 umpan yang tepat sasaran dari 309 percobaan. Tuan rumah Persita Tangerang lebih unggul dengan akurasi 70 persen.
Catatan itu sangat menurun ketimbang saat PSIS bermain di Stadion Jatidiri, Senin (3/7/23). Akurasi umpan tim PSIS mencapai 80 persen sepanjang laga kontra Bhayangkara FC.
"Sekali lagi, lapangan tidak mendukung, terpaksa kami memainkan bola lambung padahal kami ingin main datar. Kami juga baru saja melakukan perjalanan darat dan hal itu cukup mempengaruhi," ucap pelatih PSIS, Gilbert Agius.
1. 2. Penalti Kontroversial
Dalam dua pekan pelaksanaan Liga 1 2023-2024, ada banyak keputusan wasit yang menjadi sorotan. Salah satunya terdapat dalam laga PSIS Semarang vs Persita Tangerang.
Pada menit ke-16, wasit Rio Permana Putra memberikan hadiah penalti kepada Persita. Hukuman diberikan setelah bek PSIS, Fredyan Wahyu, melanggar Irsyad Maulana.
Rio Permana tanpa ragu langsung menunjuk titik putih. Namun, dari video tayangan ulang sangat terlihat Irsyad jatuh di luar kotak penalti. Hanya badannya saja yang terjatuh di dalam kotak penalti.
Untung saja, penalti itu tak menjadi gol bagi Persita. Mateo Bustos yang menjadi algojo gagal mencetak gol setelah sepakannya ditepis kiper PSIS, Ady Satryo.
Momen kontroversial itu justru berbalik menjadi panggung Adi Satryo. Kebetulan, di tribun penonton juga ada staf kepelatihan timnas Indonesia yang menyaksikan.
Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, tanpa ragu memberikan pujian pada Adi Satryo. Dia selalu memberi Adi kepercayaan karena progresnya yang bagus dalam latihan serta pertandingan.
"Dia pemain muda dan masih bisa berkembang lebih banyak, serta masih bisa meningkatkan performanya," tutur Gilbert Agius.
2. 3. Perubahan Strategi Mengagetkan
Dalam laga ini, Gilbert Agius melakukan perubahan strategi yang super mengejutkan. Dalam situasi pertandingan masih 0-0, Agius menarik tiga pemain kunci pada menit ke-55.
Ketiganya adalah Taisei Marukawa, Vitinho dan Luthfi Kamal. Mereka digantikan Paulo Gali Freitas, Delfin Rumbino dan Riyan Ardiansyah.
Perubahan strategi ini tak berbuah apa-apa. Justru gawang PSIS kemudian dijebol dua kali oleh Christian Rontini pada menit ke-61 dan Ezequiel Vidal (86').
Gilbert Agius menjelaskan soal keputusan mengejutkan ini. Ternyata, ada kondisi khusus yang membuatnya menarik pilar penting, terutama Marukawa.
"Soal Marukawa, dia tidak berada dalam kondisi terbaiknya dan itulah kenapa kami ganti dia lebih cepat," imbuh Gilbert Agius.