5 Fakta Menarik Duel PSS vs PSIS: Gali Freitas Bersinar, Wasit Dapat Sorotan
INDOSPORT.COM - Partai pekan keempat Liga 1Â Indonesia 2023-2024 antara PSS Sleman vs PSIS Semarang di Stadion Maguwoharjo, Jumat (21/7/23), memberi suguhan yang menarik. Ada lima fakta yang menarik untuk dibahas.
Partai tim bertetangga ini berakhir dengan kedudukan 2-2. PSIS sempat dua kali memimpin lewat gol Carlos Fortes menit ke-24 dan Paulo Gali Freitas menit ke-57.
Namun, mentalitas tangguh dari PSS membuat kedudukan berimbang. PSS menyamakan kedudukan lewat Kei Sano menit ke-45+3 dan Jihad Ayoub menit ke-78.
Bahkan, PSS punya peluang untuk come back. Sialnya, penalti Kim Kurniawan jelang laga berakhir hanya membentur mistar gawang.
Berikut ini lima fakta yang dirangkum INDOSPORT tentang duel PSS Sleman vs PSIS Semarang. Simak ulasan berikut ini!
1. Gali Freitas Semakin Bersinar
PSIS Semarang boleh berbangga karena keputusan merekrut Paulo Gali Freitas berbuah manis. Bomber Timor Leste memberikan kontribusi yang luar biasa.
Total dalam empat penampilan, Gali Freitas mencatatkan dua gol dan satu assist. Catatan ini lebih baik dibandingkan winger Brasil, Vitinho, yang belum tampil sesuai ekspektasi.
Pelatih PSIS, Gilbert Agius,memuji performa Gali Freitas. Ia dan para pemain lain bisa menjalankan strategi sesuai instruksinya.
"Ya, Gali melakukan tugasnya dengan baik, seperti para pemain lainnya. Tapi tentang penampilannya di pertandingan ini, saya ingin melihat rekaman pertandingannya terlebih dahulu. Saya hanya ingin bilang 2-2 adalah hasil yang adil," ucap Gilbert Agius.
2. Keputusan Salah Wasit
Dalam laga ini, pengadil membuat keputusan salah yang merugikan PSS Sleman. Ternyata, gol Ricky Cawor yang dinyatakan offside seharusnya bisa disahkan.
Gol itu terjadi pada menit ke-42, saat PSIS memimpin 1-0 lewat Carlos Fortes. Sepakan jarak dekat Yevhen Bokhashvili dibelokkan Ricky Cawor yang berdiri tanpa kawalan.
Ternyata, posisi Cawor dianggap offside oleh hakim garis yang mengangkat bendera. Padahal, di garis pertahanan PSIS masih ada Fredyan Wahyu yang awalnya berupaya menutup Kei Sano memberi umpan ke Yevhen.
Keputusan salah dari wasit ini viral di media sosial karena diunggah akun instagram Sport Indosiar. Bomber Persib, David da Silva, mengirimkan emoticon 'menangis' atas video tersebut.
1. Berjalan Keras
3. Buat Keputusan Tegas
Meski melakukan kesalahan atas gol Ricky Cawor, ketegasan wasit pada laga ini patut diapresiasi. Setiap terjadi pelanggaran, wasit langsung memberikan teguran serta penjelasan.
Ketegasan ini dibuktikan dengan kartu merah yang diberikan untuk Carlos Fortes. Emosi pemain Portugal itu terpancing ketika diprovokasi gelandang PSS, Wahyudi Hamisi.
Fortes yang terlihat kesakitan langsung mengarahkan kakinya ke arah Hamisi. Fortes dapat kartu merah, dan Hamisi sebagai pemancing keributan dapat kartu kuning kedua.
Selain dua nama itu, wasit mengeluarkan empat kartu kuning lainnya. Satu kartu kuning diberikan untuk Jihad Ayoub. Sementara dari PSIS ada Adi Satryo, Gio Numberi dan Alfeandra Dewangga.
Laga ini dipimpin wasit M Erfan Efendi, didampingi dua asisten, Gede Selamet Raharja dan Geofari Ade Reza Bil Faqih. Sementara Axel Febrian Sinaga jadi wasit cadangan.
4. Permintaan Maaf Kim
Kegagalan mengeksekusi penalti, yang bisa membuat PSS menang, membuat Kim Kurniawan bersedih. Ia sempat berlutut usai laga berakhir, sebelum kemudian didatangi rekan-rekan setimnya, termasuk Jonathan Bustos.
Kim Kurniawan juga gentle untuk tetap ikut momen menyanyikan lagu 'Sampai Kau Bisa' bersama suporter. Sepanjang menyapa suporter, Kim menunjukkan gestur permintaan maaf.
Meski gagal mencetak gol, kemungkinan besar posisi ban kapten tetap ada di lengan Kim. Di luar kegagalan mengambil penalti, Kim tampil bagus dalam empat laga di Liga 1 2023-2024.
5. Suporter PSIS Nekat Datang
Panpel PSS Sleman tak henti-hentinya mengimbau agar suporter PSIS Semarang tak datang. Namun pada faktanya justru jumlah suporter PSIS yang datang mencapai ratusan orang.
Ratusan suporter PSIS tanpa atribut itu bernyanyi di sepanjang pertandingan di tribun utara sisi barat. Mereka juga terlihat adu chants dan selebrasi dengan suporter tuan rumah.
Untung saja tak ada gesekan suporter dengan belasan ribu pendukung tuan rumah. Justru suporter PSIS yang diduga dari Panser Biru itu menunjukkan hubungan harmonis seusai laga.
Terkait datangnya ratusan suporter PSIS itu, Chief Executive Officer (CEO) PSIS, Yoyok Sukawi, tak mengakuinya. Ia menyebut kelompok itu tak bisa disebut sebagai suporter PSIS karena tak mengenakan atribut klub maupun suporter.
"Nggak ada, nggak lihat aku, atributnya nggak ada. Kalau cuma nyanyi, semua juga bisa," ucap Yoyok Sukawi usai pertandingan.
Total dalam laga ini ada 15.669 pasang mata yang hadir secara langsung di Stadion Maguwoharjo Sleman.