Profil Marta, Ratu Piala Dunia Wanita yang Masih Tanpa Mahkota
INDOSPORT.COM - Tidak ada nama yang lebih identik dengan sepakbola putri dan juga kejuaraan Piala Dunia Wanita selain Marta.
Meski kini usianya sudah menginjak 37 tahun, namun penyerang asal Brasil tersebut masih setia menghiasi gelaran Piala Dunia Wanita edisi 2023 yang digelar di Australia dan Selandia Baru.
Di dunia olah kulit bundar kaum Hawa, Marta adalah sosok yang sangat melegenda. Apabila pensiun nanti, publik sepertinya nyaris sepakat jika tidak ada yang dapat menyaingi kebesarannya.
Bernama lengkap Marta Vieira dan Silva, Marta lahir di Alagoas yang merupakan negara bagian dari Brasil pada 19 Februari 1986.
Sayangnya masa kecil perempuan bertinggi badan 162 cm tersebut tidak dihiasi kehadiran seorang ayah.
Pasalnya yang bersangkutan sudah pergi meninggalkan Marta semenjak sang atlet populer masih bayi dan ibunya, Tereza, mengambil alih tanggung jawab penuh untuk mengasuh Marta beserta tiga buah hati lainnya.
Meski tidak memiliki masa kanak-kanak yang sempurna namun pada kenyataannya semua tragedi tersebut mampu membuat Marta tumbuh menjadi pesepakbola yang luar biasa.
Pada awalnya keinginannya untuk menjadi pesepakbola pun sempat mendapat ganjalan. Pihak keluarga tidak ingin melihat putri mereka lebih senang menendang bola ketimbang bermain boneka.
Hanya saja semua itu tetap bisa Marta lewati dan pada tahun 2000 di usia 14 tahun ia sudah menjadi bagian dari tim profesional Vasco da Gama, sebuah klub terpandang di Brasil.
Setelah dua tahun di Vasco ia hanya memainkan 16 pertandingan dengan hiasan empat gol namun itu sudah jadi cukup bukti untuk Santa Cruz merekrutnya.
Ia kemudian membersamai Santa Cruz sampai menginjak usia 18 tahun. Di sana sang striker masih kerap menjadi rotasi namun lagi-lagi status non-starter tidak membuat Marta dianggap tidak jago.
Malahan pada 2004 kesebelasan wanita dari Swedia, Umea IK, memberinya penawaran untuk merantau ke Eropa dan bermain untuk mereka.
Di sinilah legenda sepakbola Marta benar-benar dimulai. Sosok yang dijuluki sebagai 'Pele Bergaun' oleh publik Brasil tersebut dengan cepat menegaskan jika dirinya adalah pemain putri terbaik dunia.
Selama empat tahun di Umea, 201 gol mampu dicetak oleh Marta hanya dari 103 pertandingan kompetitif. Artinya rata-rata per 90 menit ia bisa menyarangkan 2,03 gol.
Catatan ini bahkan tidak bisa disamai oleh pesepakbola laki-laki manapun sejak era statistik mulai dicatat. Rasio gol dan terbaik yang pernah terekam di abad 21 menurut situs Transfermarkt adalah Lionel Messi dengan 630 gol dari 726 laga (0,87/90).
1. Sukses Besar tapi Dijauhi Trofi Piala Dunia
Tidak heran jika kemudian menjadi tim yang sangat ditakuti saat Marta masih bersama mereka.
Gol-gol sang megabintang membawa kesebelasan tersebut merengkuh empat trofi Liga Swedia, satu trofi Piala Swedia, dan satu Liga Champions.
Sampai saat ini belum ada klub wanita Swedia lain yang bisa menjadi ratu di Eropa selain Umea.
Setelah dari Umea, Marta mengembangkan sayap dengan berpetualang ke Amerika Serikat dan juga tanah kelahirannya sendiri yakni Brasil dengan membela Los Angeles Sol, Santos, Gold Pride, Western New York Flash, juga Orlando Pride.
Di 2012 sampai 2017 ia menyempatkan untuk berkarier lagi di Swedia namun dengan dua klub berbeda yaitu Tyreso dan Rosengard.
13 trofi terhitung sudah diraih Marta sampai detik ini di level klub yang mana juga membawanya meraih penghargaan pesepakbola terbaik wanita FIFA sebanyak enam kali sejak 2006 hingga 2018.
Tidak ada pemain putri lainnya dengan jumlah penghargaan sama. Rekor terdekat adalah milik rivalnya asal Jerman di dekade 2000-an yakni Birgit Prinz dengan tiga trofi.
Dengan catatan mentereng tersebut di level klub, tidak heran apabila Marta kemudian menjadi andalan di timnas Brasil wanita. Bersama As Canarinhas atau Burung Kenari Betina, sudah banyak rekor dan prestasi yang ia ukir.
Di antaranya 175 caps yang membawanya jadi pemain kedua Brasil dengan jumlah pertandingan terbanyak. Hanya kalah dari mantan rekan satu timnya sendiri, Formiga, yang mmeiliki 206 caps.
Kemudian juga 115 gol yang membuat Marta menjadi top skor sepanjang masa Brasil putri. Pesaing terdekatnya adalah Cristiane dengan 96 gol dan masih sama-sama menjadi pemain aktif untuk Tim Samba.
Sayangnya di ajang internasional Marta belum bisa membawa Brasil menjuarai turnamen tertinggi yakni Piala Dunia Wanita meski sudah enam edisi telah iaikuti.
Paling banter Brasil diantarkannya ke final 2007 di China sebelum akhirnya tumbang di tangan Jerman. Padahal Marta juga dianggap sebagai legenda besar di Piala Dunia Wanita.
Dengan total 17 gol, tidak ada pemain lain yang lebih subur darinya di kompetisi empat tahunan tersebut sehingga dirinya seolah bak ratu yang tidak memiliki mahkota di Piala Dunia Wanita.
Di edisi 2023, Brasil dan Marta kembali ambil bagian namun perjuangan mereka di Australia dan Selandia Baru untuk mendapatkan gelar pertama dipastikan tidak mudah.
Mereka dikepung para favorit lain seperti Spanyol, Australia, Inggris, Jerman, Prancis, dan tentu saja sang juara bertahan Amerika Serikat. Meski demikian tetap tidak ada yang mustahil di sepakbola termasuk Marta membawa Brasil menjuarai Piala Dunia Wanita 2023.