Juventus Pilih Jonathan David ketimbang Lukaku, Bakal Untung atau Buntung?

INDOSPORT.COM – Raksasa Liga Italia (Serie A), Juventus, memilih mengindahkan transfer Romelu Lukaku dan beralih ke sosok Jonathan David dari Lille.

Dilaporkan oleh Gazzetta dello Sport, manajemen Juventus memilih mengalihkan targetnya, meski harga David lebih mahal ketimbang Lukaku.

Diketahui, Lukaku dibanderol dengan harga 40 juta euro (Rp669 miliar) oleh Chelsea. Sedangkan David dipagari harga 50 juta euro (Rp837 miliar) oleh Lille.

Penyerang asal Kanada itu menjadi target karena dianggap punya kapabilitas yang lebih mumpuni ketimbang Lukaku di musim lalu.

Di musim lalu, David mampu mencetak total 26 gol bersama Lille dan Lukaku hanya mampu melesakkan 14 gol saja.

Selain karena performa, Juventus merasa Jonathan David memiliki gaji yang lebih murah ketimbang Romelu Lukaku yang kabarnya bakal dibayar 12 juta euro (Rp200 miliar) per tahunnya.

Kendati David bukanlah pilihan utama Massimiliano Allegri, tapi Cristiano Giuntoli merasa David akan menjadi investasi yang tepat untuk klub berjuluk Bianconeri itu.

Tapi apakah pilihan untuk memboyong penyerang asal Kanada itu akan memberikan keuntungan bagi Juventus dan Allegri?

Pasalnya, Allegri lebih memilih Lukaku yang dianggapnya lebih cocok dalam skemanya, ketimbang David yang justru jadi pilihan Giuntoli.

Melihat catatan gol keduanya, wajar jika Giuntoli lebih memilih menjatuhkan pilihan ke David ketimbang memenuhi keinginan Allegri yang memilih Lukaku.

Apalagi jika melihat usia keduanya. David yang baru berusia 23 tahun dianggap investasi yang tepat ketimbang Lukaku yang berusia 30 tahun, meski nama pertama jauh lebih mahal.

Tapi apakah Jonathan David pilihan Cristiano Giuntoli lebih bijak ketimbang Romelu Lukaku pilihan Massimiliano Allegri? Apakah transfer ini akan menguntungkan Juventus kelak?

1. Bertipe Sama, tapi Punya Risiko Berbeda

Baik Jonathan David dan Romelu Lukaku sama-sama merupakan penyerang yang bertipe Target Man, atau lebih banyak aktif di kotak 16.

Karena sama-sama bertipe Target Man, tugas keduanya pun hanya untuk mencetak gol semata, tanpa perlu terlibat dalam permainan.

Hal ini terbukti dari catatan keduanya. David punya rataan 24,87 operan per 90 menit. Sedangkan Lukaku rata-rata melepaskan 22,34 operan per 90 menit.

Soal peran sebagai Target Man juga terlihat dari umpan progresif yang diterima keduanya di kotak 16, di mana David menerima 8,68 operan per 90 menit dan Lukaku menerima 8,44 operan.

Karena tugas keduanya sebagai Target Man, jelas bahwa David dan Lukaku tak punya kapabilitas untuk membantu serangan dan pertahanan.

Sehingga, perbandingan bisa dilihat dari kemampuan keduanya mencetak gol. Secara jumlah gol, David boleh unggul ketimbang Lukaku. Tapi bagaimana jika kemampuan keduanya dibedah?

Untuk ketajaman mencetak gol, boleh jadi Lukaku lebih unggul karena mencetak 0,49 Non-Penalty Goals (NPG) per 90 menit ketimbang David yang membuat 0,40 NPG per 90 menit.

Bahkan soal membantu rekan mencetak gol, Lukaku lebih unggul dengan mencetak 0,34 assist per 90 menit ketimbang David dengan 0,11 assist per 90 menit.

Hanya saja, David punya lebih aktf di Final Third saat bertahan, di mana ia membuat 0,91 tekel + Intersep per 90 menit ketimbang Lukaku dengan 0,29 tekel + intersep per 90 menit.

Melihat catatan penting dalam peran keduanya sebagai Target Man, jelas terlihat bahwa David dan Lukaku punya gaya bermain yang sama.

Tapi untuk harga 40-50 juta euro, jelas David akan menguntungkan bagi Juventus ketimbang Lukaku karena nama pertama bisa menjadi investasi jangka panjang ketimbang nama terakhir.

Juventus juga akan diuntungkan dengan kembalinya kepercayaan pendukung kepada klub jika mendatangkan David, mengingat Lukaku merupakan pemain yang kental dengan rival abadinya, Inter Milan.