Steven Gerrard Prioritaskan Amankan Mousse Dembele ke Al Ettifaq ketimbang Jordan Henderson
INDOSPORT.COM - Steven Gerrard, pelatih klub Liga Arab Saudi, Al Ettifaq, ternyata telah mengincar Moussa Dembele, sebelum mendekati Jordan Henderson.
Klub Liga Arab Saudi, Al Ettifaq, baru saja menunjuk legenda Liverpool, Steven Gerrard, menjadi pelatih baru, menggantikan Patrice Carteron.
Kapten Liverpool, Jordan Henderson, disebut akan menjadi rekrutan pertama Steven Gerrard pada bursa transfer musim panas ini.
Dengan demikian, untuk pertama kalinya sejak 2015, Steven Gerrard dan Jordan Henderson akan kembali dalam satu tim. Hanya saja, kali ini Steven Gerrard akan berstatus pelatih dan Jordan Henderson berstatus pemain.
Namun, usut punya usut, Jordan Henderson rupanya bukan incaran utama Steven Gerrard pada bursa transfer kali ini. Dilansir dari Mirror, mantan kapten Liverpool tersebut ternyata lebih dahulu mengincar Moussa Dembele.
Penyerang 27 tahun tersebut bahkan berpeluang menjadi rekrutan pertama Steven Gerrard di Al Ettifaq setelah kontrak sang pemain di Lyon berakhir pada musim ini.
"Al Ettifaq telah mencapai kesepakatan verbal untuk merekrut Moussa Dembele sebagai free agent. Kesepakatan final akan segera dikunci, here we go," cuit Fabrizio Romano, dengan sabda khasnya.
"Sang pemain diperkirakan akan dikontrak hingga Juni 2027. Tes medis sudah dijadwalkan, dan akan mengambil tempat di Eropa. Sesudah itu, eks striker Lyon akan resmi menjadi pemain Gerrard."
Moussa Dembele sendiri pernah menjajal berbagai macam kompetisi, mulai dari Liga Skotlandia, Liga Inggris, hingga Liga Spanyol.
Sembari menanti Moussa Dembele merapat, proses transfer Jordan Henderson ke Al Ettifaq pun masih tetap berjalan.
1. Henderson Bakal Terima Gaji 4 Kali Lipat
Jordan Henderson sendiri disebut bakal menerima gaji sebesar 700.000 poundsterling per pekan, atau empat kali lipat dari yang diterimanya di Liverpool.
Sang pemain juga diketahui telah meninggalkan tempat latihan Liverpool pada pekan lalu untuk melakoni tes medis di Manchester.
Namun, kepindahan Jordan Henderson ke Al Ettifaq tak sepenuhnya lepas dari kontroversi. Komunitas LGBT Inggris, misalnya, mengkritik keputusan sang pemain untuk pindah ke negara yang terang-terangan menolak LGBT.
Padahal, pemain berusia 33 tahun tersebut sebelumnya menjadi salah satu yang paling vokal mendukung komunitas LGBT di sepak bola.
Eks pemain Sunderland tersebut bahkan mengenakan ban kapten pelangi saat Timnas Inggris tampil di final Euro 2020 lalu. Ia juga berulang kali menyuarakan dukungannya untuk keberadaan komunitas itu di pertandingan.
Pandangan Henderson tentu tidak sesuai syariat di negara tempat klub Al-Ettifaq berada yakni Arab Saudi. Homoseksualitas adalah sesuatu yang ilegal, dilarang keras dan dapat dihukum mati di negara teluk itu.
Kelompok pendukung LGBT Inggris mulai mengkritik Henderson sejak pekan lalu, setelah desas-desus kepindahannya ke Arab Saudi tersebar.
Menyusul berita transfer tersebut, Amnesty International juga meminta Jordan Henderson untuk berbicara menentang pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi.
Negara itu dituduh melakukan sejumlah pelanggaran seperti pembatasan pada hak-hak perempuan dan hak untuk protes politik.
Kritikus termasuk Amnesty International mengklaim bahwa rezim Putra Mahkota Mohammed Bin Salman berusaha untuk memperbaiki reputasi internasional negara itu.