Tabiat Mourinho Berubah, Cerdik Bikin Super Team di AS Roma Tanpa Uang Sepeserpun
INDOSPORT.COM - Kebiasaan Jose Mourinho yang boros di bursa transfer mulai sedikit berkurang ketika menangangi Liga Italia (Seria A), AS Roma terutama sejak dalam dua musim terakhir.
Hampir seluruh klub-klub di Eropa saat ini masih disibukkan dengan aktivitas di bursa transfer untuk belanja pemain baru jelang kompetisi 2023/24.
Banyak pemain yang didatangkan dengan status yang bermacam-maca. Ada yang direkrut sebagai pemain baru, ada yang dipermanenkan dari masa pinjamannya, ada juga yang dipertahankan karena mendapat kontrak baru.
Salah satunya adalah AS Roma. Pada bursa transfer kali ini Serigala Ibu Kota sedikit lamban dalam pergerakannya. Sebab mereka baru mendatangkaN tiga pemain.
Mereka adalah Houssem Aouar dari Lyon, Evan Ndicka dari Eintracht Frankfurt dan Rasmus Kristensen dari Leeds United. Menariknya, mereka diboyong tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.
Ketiganya didatangkan secara gratis setelah kontraknya di klub lama berakhir, kecuali Krsitensen karena dia berstatus pinjaman.
Kebijakan transfer AS Roma itu cukup bertentangan dengan tabiat pelatih mereka, Jose Mourinho yang dikenal sebagai sosok 'pembakar uang' untuk urusan membeli pemain.
Kebiasaan itu pernah dilakukan oleh Mourinho sebelum melatih AS Roma. Ia pernah memecahkan rekor transfer Chelsea (saat itu), ketika membawa Andriy Shevchenko dengan banderol 30 juta euro di tahun 2006.
Lalu di Manchester United juga ia mendesak manajemen untuk membelikan Paul Pogba dengan harga 100 juta euro dari Juventus.
Dan, yang paling mengejutkan adalah ketika Mou memboyong Giovani Lo Celso ke Tottenham dengan biaya £55 juta pada 2019.
Ketika menangani AS Roma, sebenarnya kebiasaan itu ia lanjutnya di awal-awal kariernya. Mendapat dana belanja cukup besar untuk memoles tim.
Mourinho langsung belanja banyak pemain, di antaranya membeli Tammy Abraham dari Chelsea sebesar 41 juta euro.
Marash Kumbula 26 juta euro, Eldor Shomurodov 18 juta euro, Rui Patricio 12 juta euro dan pemain lain hingga melakukan pengeluaran total sebanyak 127 juta euro.
Namun, di musim berikutnya, Mourinho melakukan transfer irit dengan melakukan banyak transfer secara gratis untuk mendatangkan Nemanja Matic, Paulo Dybala, Andrea Belotti hingga Georginio Wijnaldum dengan status pinjaman.
1. Musim Panas Ini Berjalan Pelik
Pada bursa transfer musim 2023 ini berjalan pelik dan identik. Sebab, AS Roma masih mengandalkan pemain bintang gratisan yang tersedia di pasar transfer.
Corriere dello Sport menjelaskan alasan utama AS Roma harus melakukan penghematan tidak bisa belanja jor-joran yaitu akibat terjerat masalah financial fair play (FFP) dari UEFA sejak 2022.
Pada bursa transfer musim 2023 ini berjalan pelik dan identik. Sebab, AS Roma masih mengandalkan pemain bintang gratisan yang tersedia di pasar transfer.
Corriere dello Sport menjelaskan alasan utama AS Roma harus melakukan penghematan tidak bisa belanja jor-joran yaitu akibat terjerat masalah financial fair play (FFP) dari UEFA sejak 2022.
Hal tersebut membuat Jose Mourinho harus mengesampingkan kebiasaannya untuk boros di setiap bursa transfer.
AS Roma bersama tujuh klub lainnya AC Milan, AS Monaco, AS Roma, Besiktas, Inter Milan, Juventus, Marseille, dan Paris Saint-Germain terbukti bersalah menyalahi aturan syarat FFP.
Sanksi yang diberikan sebesar 172 juta euro, dipotong dari pendapatan apa pun yang diperoleh setiap klub dalam partisipasi di kompetisi UEFA, atau dibayarkan secara langsung.
15 persen (26 juta euro) dari sanksi tersebut berstatus tanpa syarat alias harus dibayar penuh oleh AS Roma.
Denda sisanya (146 juta euro) dicicil sesuai syarat, tergantung pada kepatuhan setiap klub terhadap target yang dinyatakan dalam perjanjian penyelesaian mereka.
AS Roma sendiri menempati urutan ke-2 dalam daftar sanksi UEFA dengan denda mencapai 35 juta euro, 5 juta euro di antaranya harus dibayar penuh.
Tak heran jika Giallorossi sangat melakukan penghematan dan dipusingkan dengan upaya untuk menjual beberapa pemain demi mendapatkan dana segar.
Masalah keuangan ini yang membuat aktivitas transfer AS Roma sangat terbatas, sehinga mereka hanya bisa mendatangkan pemain gratis atau pinjaman seperti yang disebutkan sebelumnya.
Terlepas dari masalah itu, Mourinho memang tetap pelatih cerdik karena ia mampu memberikan prestasi untuk klub dengan skuad seadaanya.
Setelah bisa menjuarai UEFA Conference League (kasta ketiga kompetisi antar klub Eropa) pada musim 2022, AS Roma dibawanya menjadi finalis Liga Europa musim lalu.
Bukan tidak mungkin, mereka akan tetap jadi ancaman bagi klub-klub besar di Liga Italia maupun Eropa, terlepas dari masalah yang mereka hadapi.