Potret Stadion Sidolig Persib yang Jadi Kandidat Venue Latihan Piala Dunia U-17
INDOSPORT.COM - Stadion Persib alias Stadion Sidolig menjadi salah satu venue yang disiapkan untuk tempat latihan para peserta Piala Dunia U-17 2023.
Terletak di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Stadion Sidolig memiliki sejarah panjang bagi sepak bola Kota Bandung. Fasilitas ini sudah ada dari zaman kolonial Hindia Belanda dan konon dibangun pada 1903 yang diinisiasi orang Belanda bernama Frans Sidolig.
Sidolig sendiri merupakan singkatan Sport in de Openlucht is Gezond atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia yakni 'olahraga di alam terbuka itu sehat'.
Sebuah catatan yang ditulis oleh Ujanx Lukman di laman Komunitas Aleut pada Januari 2011 menerangkan, dulu pertandingan sepak bola di Bandung digelar dengan berpindah-pindah tempat.
Beberapa tempat tersebut yakni mulai dari alun-alun, Lapangan Gementte (Parkir Balai Kota) hingga Lapangan Javastraat (lapangan kosong di antara Jalan Jawa, rel kereta api dan Jalan Sumatera).
Saat itu, beberapa klub berlatih di sana, seperti BVC (Bandoengsche Voetbal Club), UNI (Uitspaning Na Inspaning), Sidolig (Sport in de Openluncth is Gezond), Velocity, Sparta dan Luno.
Setelah itu, pada 1914, Residen Priangan melarang penggunaan lapangan tersebut. Sehingga, mereka membangun fasilitas sendiri seperti UNI di Jalan Karapitan, sedangkan Sidolig membuatnya di Jalan A. Yani (kini Stadion Persib).
Selain itu, masih dari laman Komunitas Aleut (tulisan Irfan Noormansyah 2016), ada cerita lain dari Stadion Sidolig, yakni peristiwa berdarah yang menewaskan tiga tentara belanda dan seorang pemain Jong Ambon.
Tragedi berdarah tersebut, terjadi saat APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) memaksa masuk ke dalam stadion saat turnamen sepakbola yang digelar Divisi Olahraga S.A.D Belanda.
Turnamen sepak bola tersebut dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas dipulangkannya sisa tentara Belanda menjelang Natal.
Insiden yang terjadi di Sidolig tersebut, tak terlepas dengan sentimen masyarakat terhadap tragedi pembantaian warga oleh Tentara Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Raymond Westerling.
Saat ini, Stadion Persib menjadi ruang publik yang digunakan sebagai salah satu sentra perdagangan peralatan dan perlengkapan olahraga khususnya sepak bola.
Selain itu, di stadion milik Pemerintah Kota Bandung ini juga terdapat mes yang ditempati oleh Persib Bandung. Bahkan, lapangan Sidolig sering digunakan untuk tempat latihan mereka.
Stadion Persib sendiri sudah mengalami beberapa renovasi. Yang terbaru dimulai pada akhir 2020, lantaran disiapkan untuk venue latihan tim peserta Piala Dunia U-20 2023.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial, membeberkan proses dipilihnya Stadion Sidolig tersebut, menjadi salah satu venue untuk latihan peserta Piala Dunia U-20.
Menurutnya, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menghubunginya tiga bulan lalu dan menanyakan kesiapan stadion di Kota Bandung untuk dijadikan tempat latihan peserta Piala Dunia. Dia lantas memutuskan untuk mempersiapkan Stadion Persib.
"Tiga bulan ke belakang, saya dihubungi oleh ketua PSSI, Mochamad Iriawan, bahwa beliau meminta Bandung menjadi salah satu kota untuk Piala Dunia U-20 pada 2021,"
"Akhirnya saya mencari tempat dan akhirnya memilih Sidolig ini. Ini merupakan kebijakan dari pusat," kata Oded di temui seusai kick off renovasi Stadion Persib, Jumat (6/11/20).
Namun, FIFA memutuskan untuk mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 yang akan berlangsung pada 10 November hingga 2 Desember mendatang.
Perwakilan FIFA sendiri sudah melakukan peninjauan kesiapan Stadion Persib, Minggu (30/7/23), yang rencananya akan dipakai untuk Piala Dunia U-17 2023.
Pengelola Stadion Persib, Yandi Mulyadi bersyukur lapangan bersejarah ini mendapatkan apresiasi dari FIFA. Meski demikian, ada catatan agar stadion tersebut bisa tetap terawat.
"Alhamdulillah lapangan masih konsisten, bagus, cuma memang mungkin disini perlu pemeliharaan yang lebih, terutama untuk Persib karena selama ini yang pakai Persib," ucap Yadi Mulyadi.
"Untuk pemeliharaan saja karena lapangan sudah bagus. Mungkin semacam vertikal, pemotongan, kalau pemotongan secara manual nggak setipis di GBLA. Mungkin ini terlalu tebal karena tidak bisa potong tipis, nanti habis lah. Jadi kita perlu alat yang bagus," tandasnya.