Bedah Kualitas Jerdy Schouten, Gelandang Jangkar Belanda Rebutan AC Milan dan PSV

INDOSPORT.COM – Membedah kualitas Jerdy Schouten, gelandang asal Belanda milik Bologna yang jadi rebutan AC Milan dan PSV Eindhoven.

Jagat bursa transfer musim panas dihebohkan dengan kabar perebutan Jerdy Schouten yang melibatkan dua tim, AC Milan dan PSV Eindhoven.

Pemain berusia 26 tahun itu menjadi rebutan seiring penampilan apiknya bersama Bologna pada musim 2022/2023 kemarin.

Dalam 33 penampilannya bersama Bologna, eks penggawa ADO Den Haag ini mampu mengoleksi dua assist, dan membawa timnya finis di 10 besar klasemen Liga Italia 2022/2023.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa AC Milan dan PSV sudah melayangkan tawaran konkret ke Bologna untuk menggaetnya, seperti yang dilansir dari media Belanda,  VI.

Dari kabar yang beredar, Jerdy Schouten sendiri lebih condong bergabung PSV ketimbang AC Milan, sehingga ia sempat tak dimainkan oleh Bologna saat melawan Cesena.

Melihat penampilannya musim lalu, sejatinya kiprah Schouten jauh dari kata memuaskan, mengingat ia hanya mampu mencetak dua assist dari 33 penampilan.

Tapi baik AC Milan dan PSV sama-sama melihat potensi dari Schouten yang dianggap bisa mengangkat performa tim pada musim 2023/2024 mendatang.

Sejak memutuskan meninggalkan Belanda dan berlabuh ke Italia pada 2019 lalu, Schouten telah membuat 109 penampilan bagi Bologna dengan koleksi dua gol dan enam assist.

Catatan itu tak terbilang apik, tapi cukup untuk pemain yang lebih banyak bermain sebagai gelandang bertahan bersama Bologna.

Kebetulan, saat ini kedua tim itu membutuhkan gelandang bertahan baru, usai AC Milan kehilangan Ismael Bennacer akibat cedera dan PSV berpotensi kehilangan Ibrahima Sangare ke Bayern Munchen.

Lalu, seperti apa kualitas yang dimiliki oleh Jerdy Schouten, sehingga AC Milan dan PSV Eindhoven rela saling sikut untuk memboyongnya dari Genoa?

1. Pemain Bertipe Anchor

Sebagai gelandang bertahan, Jerdy Schouten punya kemampuan menjadi Anchor, atau punya kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya.

Memang Output atau torehan gol dan assistnya sangat minim. Tapi tugas Schouten adalah untuk menjadi orang pertama yang membangun Build Up permainan timnya.

Dilihat dari radar yang dinukil dari DataMB di bawah ini, kemampuan Schouten sebagai Anchor tak terbantahkan lagi, terutama sebagai pemain First Phase dalam menyerang dan bertahan.

Kemampuannya sebagai pemain First Phase dalam menyerang terlihat dari akurasi operan progresifnya dan kemampuan dalam bertahan terlihat dari persentase duel dan aktivitasnya dalam bertahan.

Jika dibedah lewat angka, kemampuan Schouten sebagai Anchor atau pemain First Phase terlihat dari akurasi operannya sebesar 86,7 persen dari 53,73 percobaan per 90 menit.

Operan progresifnya pun cukup signifikan sebagai pemain nomor 6, yakni dengan rata-rata operan progresif sebanyak 4,99 kali per 90 menit.

Selain itu, Schouten punya ketenangan dalam menguasai bola yang terlihat dari dribel suksesnya saat menjaga bola, dengan rataan 0,97 kali per 90 menit.

Soal bertahan, Schouten punya rataan 3,69 tekel + intersep per 90 menit, rataan 1,43 blok per 90 menit, sapuan sebanyak 1,54 kali per 90 menit, dan memenangkan duel udara 1 kali per 90 menit.

Catatan itu cukup apik untuk seorang gelandang bertahan dengan paket lengkap, yang bisa membangun permainan sebagai pemain First Phase dan mencegah serangan lawan sebagai gelandang bertahan.

Maka tak mengherankan jika AC Milan dan PSV berebut tanda tangannya dan siap menebusnya dari Bologna di musim panas ini.

Kebetulan, kemampuan Schouten itu mirip dengan Bennacer yang andal dalam First Phase bagi AC Milan dan mirip dengan Sangare yang biasa menjadi gelandang bertahan bagi PSV.