Bedah Kualitas Altay Bayindir Usai Gabung Man United, Onana Bakal Tergusur?
INDOSPORT.COM – Raksasa Liga Inggris (Premier League), Manchester United, dirumorkan kian dekat mendatangkan kiper asal Turki, Altay Bayindir, dari Fenerbahce.
Dilaporkan oleh juru transfer ternama, Fabrizio Romano, disebutkan Manchester United sepakat memboyong Altay Bayindir dengan harga 7 juta euro.
Bahkan dilanjutkan bahwa kiper berusia 25 tahun itu telah melakukan pemeriksaan medis, dan tinggal merampungkan dokumen sebelum meresmikan kedatangannya.
Hadirnya Altay Bayindir pun membuat Man United bisa melepas Dean Henderson yang saat ini tengah didekati oleh Crystal Palace.
Nantinya kiper berpaspor Turki itu akan diproyeksikan sebagai kiper kedua atau kiper pelapis Andre Onana di bawah mistar tim berjuluk Setan Merah itu.
Tak hanya sekadar menjadi pelapis, Altay Bayindir juga diproyeksikan oleh Manchester United dan Erik ten Hag sebagai pesaing Andre Onana di bawah mistar.
Ya, sejak kedatangannya, posisi Onana sebagai kiper nomor 1 Man United terbilang aman, mengingat dirinya andal dengan menggunakan tangan dan kakinya.
Namun kekhawatiran terhadap performa Onana muncul sejak pramusim, di mana kiper asal Kamerun itu merupakan kiper yang aktif.
Onana kerap keluar dari sarangnya dan bahkan kerap membuat lawan mudah melakukan Pressing terhadapnya saat menguasai bola.
Kondisi tersebut menjadi ketakutkan Man United di kemudian hari, mengingat Onana bisa saja membahayakan gawang sehingga mudah kebobolan.
Tapi apakah kedatangan Altay Bayindir nantinya bisa menyaingi performa dan menggusur Onana dari bawah mistar Man United?
INDOSPORT pun akan mencoba membedah kualitas Altay Bayindir dan membandingkannya dengan performa Andre Onana di Manchester United. Berikut ulasannya.
1. Bayindir Lebih Cocok Jadi Pelapis?
Jika melihat nama besar keduanya, jelas Andre Onana punya nama yang lebih mentereng ketimbang Altay Bayindir yang lebih banyak menghabiskan kariernya di Turki.
Tapi jika berbicara soal kualitas, baik Onana dan Bayindir punya banyak perbedaan dan keunggulan dalam gaya bermain masing-masing.
Soal tugas sebagai kiper yakni mengawal gawang dari kebobolan, Onana lebih unggul ketimbang Bayandir dengan 77 persen penyelamatan berbanding 63,6 persen penyalamatan.
Bahkan Onana punya rataan kebobolan hanya 0,95 gol dari total 3,9 tembakan per laga. Sedangkan Bayandir rata-rata kebobolan 1,13 gol dari 2,75 tembakan per laga.
Meski melihat dari basic atau kemampuan dasar sebagai kiper Onana lebih unggul, Bayindir punya keunggulan yang tak dimiliki calon rekannya itu.
Keunggulan itu adalah keaktifannya sebagai kiper. Ya, Bayindir punya keunggulan ini terutama dalam bertahan di kotak 16 ketimbang kotak 12 nya.
Onana terbilang lemah dalam menghadapi situasi Set Pieces dengan kebobolan 0,18 gol dari sepak pojok karena dirinya tak percaya diri untuk menghentikan umpan silang dengan kesuksesan 6,1 persen saja.
Sedangkan Bayindir belum pernah kebobolan dari situasi sepak pojok musim lalu karena mampu menghentikan 7,2 persen umpan silang dan kerap keluar kotak 12 dengan rataan 1,63 kali per 90 menit.
Bandingkan dengan Onana yang berani keluar dari areanya saat menguasai bola saja, berbeda dengan Bayindir yang berani keluar saat timnya tengah menghadapi tekanan dari lawan.
Tapi jika melihat gaya bermain Ten Hag, maka Onana akan tetap jadi pilihan utama karena kemampuannya dalam Build Up serangan.
Berbeda dengan Bayindir yang justru jarang membangun serangan dari belakang dengan rataan akurasi operan lambung hanya sebanyak 37,6 persen saja.