Sardar Azmoun Gabung AS Roma, Mourinho Temukan Duet Sepadan Dybala?
INDOSPORT.COM – Raksasa Liga Italia (Serie A), AS Roma, secara mengejutkan memenangkan perburuan Sardar Azmoun dari Bayer Leverkusen.
Dilaporkan oleh Fabrizio Romano, AS Roma mampu mengalahkan rivalnya, AC Milan, dalam perburuan Sardar Azmoun jelang penutupan bursa transfer musim panas 2023.
Tim berjuluk Giallorossi itu memenangkan perburuan Azmoun usai mencapai kesepakatan dengan Leverkusen dalam transfernya.
Kesepakatan tersebut yakni berupa peminjaman disertai opsi pembelian permanen sebesar 12 juta euro (Rp198 miliar) di akhir masa peminjaman.
Sejatinya AC Milan juga menawarkan opsi yang sama. Namun, penyerang asal Iran itu lebih memilih Serigala Ibu Kota Italia usai berbicara dengan Jose Mourinho.
Ya, Jose Mourinho menjadi faktor kunci kepindahan Sardar Azmoun dari Bayer Leverkusen ke AS Roma pada musim panas 2023 ini.
Mourinho menekankan sejak Juli 2023 lalu bahwa dirinya membutuhkan penyerang baru untuk menjadi duet Paulo Dybala di musim 2023/2024.
Keinginan itu tak lepas dari situasi di lini serang AS Roma yang kini hanya menyisakan Andre Belotti saja untuk musim 2023/2024.
AS Roma sempat harus kehilangan Tammy Abraham yang harus cedera ACL dan absen hingga Januari 2024. Belum lagi dengan perginya Eldor Shomurodov ke Cagliari.
Senada dengan keinginan Mourinho, Azmoun pun ingin mencari suasana baru usai mengalami musim yang buruk bersama Leverkusen.
Sejak kepindahannya ke Jerman pada Januari 2022 lalu, Azmoun gagal berkembang dan justru menjadi pesakitan bagi Leverkusen.
Kini Sardar Azmoun telah hijrah ke AS Roma. Tapi apakah dirinya bisa memenuhi keinginan Jose Mourinho sebagai duet Paulo Dybala? Berikut ulasan INDOSPORT.
1. Performa Sardar Azmoun
Dengan misi menjadi duet Paulo Dybala, Sardar Azmoun nyatanya tak punya catatan yang apik di Leverkusen, dengan hanya mencetak 5 gol saja dari 44 pertandingan.
Catatan terbaiknya justru lebih banyak didapatkan di Rusia, yang kualitas liganya dianggap tak cukup baik ketimbang liga-liga Eropa lainnya.
Tapi faktanya, catatan yang tak cemerlang dari Azmoun di Leverkusen tak lepas dari sistem yang dimainkan oleh tim asal Jerman itu.
Ya, sistem Leverkusen menuntutnya tak hanya menjadi Goal Getter yang menjadi tugasnya, melainkan menjadi pemain yang harus rajn turun ke dalam.
Catatannya sepanjang membela Leverkusen pun menjadi buktinya, di mana Azmoun lebih banyak menciptakan peluang ketimbang mendapat peluang itu sendiri.
Tercatat, Azmoun membuat 3,05 Shot-Creating Actions (SCA) atau tindakan berbuah peluang per 90 menit. Nilai ini lebih besar dari tembakan yang ia buat yakni hanya 2,23 tembakan per 90 menit.
Azmoun juga dimainkan sebagai pemantul bagi penyerang utama Leverkusen, yakni Patrik Schick, dengan rataan 2,56 umpan progresif per 90 menit, dan minim sentuhan di kotak penalti dengan rataan 4,04 sentuhan saja.
Bahkan, Azmoun harus membantu pertahanan dari Final Third dengan rataan 0,99 tekel+intersep dan membuat 1,32 sapuan per 90 menit.
Catatan-catatan ini menunjukkan bahwa Leverkusen salah menggunakan Azmoun yang lebih bertipe Goal Getter ketimbang menjadi Second Striker.
Kini di AS Roma, Azmoun pun bakal bermain sebagai Goal Getter dan menjadi duet Paulo Dybala. Tapi apakah keduanya bisa bermain bersama?
Jika melihat radar performa dari DataMB di bawah ini, terlihat Azmoun punya nilai yang baik dalam duel udara dan juga punya nilai Expected Goals (xG) yang tinggi ketimbang Dybala.
Dengan nilai apik di duel udara dan xG-nya, Azmoun bisa melengkapi Dybala sebagai pemain nomor 10 yang kerap menciptakan peluang dan menjadi eksekutor bola mati.