Mentalitas Pratama Arhan di Tokyo Verdy dan 'Berkorban' ala Shin Tae-yong
INDOSPORT.COM - Mentalitas Pratama Arhan selama membela klub J2 League, Tokyo Verdy, semakin teruji. Menit bermain yang rendah tak membuatnya kepikiran menyerah dan menunjukkan arti 'berkorban' ala Shin Tae-yong.
Pratama Arhan menjadi bagian Tokyo Verdy sejak 16 Februari 2022. Dia datang ke J2 League setelah tampil moncer bersama timnas di Piala AFF 2020.
Hanya saja, jalan Pratama Arhan untuk tampil di J2 League sangatlah terjal, persis seperti yang pernah dialami Stefano Lilipaly dan Irfan Bachdim. Dia sangat jarang diturunkan Tokyo Verdy.
Pada J2 League 2022, Arhan hanya tampil 46 menit dalam satu laga kontra Tochigi. Sementara pada ajang Emperor Cup 2022, ia tak dilibatkan sama sekali, baik sebagai pemain inti maupun penghuni bangku cadangan.
Situasi pada J2 League 2023 tak lebih baik. Arhan baru tampil 10 menit dalam laga melawan Shimizu S-Pulse. Kabar baiknya, dia menjadi andalan di Emperor Cup 2023.
Arhan bermain selama 200 menit di Emperor Cup 2023. Sayangnya, menit bermain harus terhenti karena Tokyo Verdy kalah dalam duel adu penalti melawan FC Tokyo.
Dengan menit bermain yang super minim, kini Arhan kembali ke Tanah Air untuk tampil pada kualifikasi Piala Asia U-23 2024 Grup K di Kota Solo, 6-12 September mendatang
Pratama Arhan kembali ke timnas Indonesia U-23 membawa hal positif. Di tengah situasi yang sangat sulit di Tokyo Verdy, ia tak punya niatan untuk mengakhiri perjuangan di Liga Jepang.
Justru mentalitas Arhan terlihat saat menyikapi menit bermain yang sangat minim. Arhan berbesar hati menghadapi sikap tim kepelatihan Tokyo Verdy dan siap berjuang lebih keras lagi.
"Pastinya semua pemain ingin bermain di liga. Saya pribadi juga ingin main. Di tim ada persaingan. Maka harus bekerja keras, tunjukkan yang terbaik, supaya pelatih melihat kita dan dikasih menit bermain," kata Arhan.
J2 League sudah memasuki pekan ke-33. Tokyo Verdy berada di peringkat keempat dengan raihan 56 poin, berselisih satu saja dari tim peringkat ketiga, Shimizu S-Pulse dan selisih dua dari Jubilo Iwata (peringkat ke-2).
Terbuka peluang bagi Tokyo Verdy lolos ke J1 League. Dua peringkat teratas bakal lolos langsung dan empat tim di bawahnya akan berebut tiket promosi dari jalur play-off.
"Musim ini sebentar lagi mau berakhir. Saya pribadi ingin tim saya bisa lolos promosi ke Liga 1 (J1 League)," tegas Pratama Arhan.
1. Mentalitas Shin Tae-yong
Tak mengherankan ketika Arhan memiliki mentalitas yang luar biasa. Pemain didikan Terang Bangsa Semarang ini 'lolos' jadi skuat kesayangan Shin Tae-yong.
Pelatih asal Korea Selatan ini hanya menginginkan pemain dengan mentalitas kuat. Mentalitas itu diartikan Shin Tae-yong sebagai pemain yang mau berkorban untuk negaranya.
Hal ini sudah ditegaskan Shin Tae-yong saat ditanya tentang generasi baru yang berpotensi dibuatnya lagi. Shin Tae-yong menyebut pemain Timnas Indonesia harus berani berkorban.
"Tidak ada syarat apa-apa (untuk menjadi pemain timnas), termasuk umur, mau umurnya tua atau muda, saya akan memilih pemain terbaik dan pemain yang bisa mengorbankan dirinya untuk negara Indonesia," ucap Shin Tae-yong.
Terbuka peluang bagi para pendatang baru di timnas senior maupun U-23, untuk menjadi pilihannya dalam jangka panjang. Kembali lagi, Shin Tae-yong melihat mentalitas para pemain.
"Pemain yang dipilih kali ini pun (termasuk debutan), jika bekerja keras dan bisa mengorbankan dirinya untuk negara Indonesia, pastinya akan dipilih lagi di timnas berikutnya," tegas Shin Tae-yong.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah merekomendasikan ke klub Asia Timur. Asnawi Mangkualam Bahar bisa berkarir di Korea Selatan, salah satunya karena rekomendasi Shin Tae-yong.
Bukan mustahil pendatang baru di timnas Indonesia U-23, seperti Rayhan Hannan akan jadi langganan dan diberi jalan melancong ke Asia Timur.