Jadi Plin-plan di Chelsea, Tanda Pochettino Takut Dipecat Todd Boehly?
INDOSPORT.COM – Mauricio Pochettino terlihat plin-plan saat menukangi Chelsea di Liga Inggris (Premier League), yang menghadirkan tanda bahwa dirinya takut dipecat oleh Todd Boehly.
Plin-plannya Mauricio Pochettino terlihat baru-baru ini dalam pernyataannya, di mana ia memberi pernyataan yang berbanding terbalik dalam kurun waktu kurang dari sebulan.
Pernyataan yang plin-plan itu diberikannya saat pertama kali datang usai ditunjuk sebagai pelatih tim berjuluk The Blues medio Juli lalu.
“Saya pikir Chelsea adalah soal menang. Dalam 10, 12, 15 tahun terakhir, Chelsea adalah tim tersukses di Inggris. Saya paham Liga Inggris dan saya paham apa budaya Chelsea,” ujar Pochettino.
Ambisi meraih kemenangan pun kembali diungkapkan Pochettino, yakni kala pramusim, di mana ia menyebut targetnya untuk menang bersama Chelsea.
“Target saya untuk menang, tujuan saya untuk menang. Bermain apik dengan gaya kami, filosofi dan budaya tim. Jika Anda tak menang di Chelsea, Anda akan menderita,” ucap Pochettino saat pramusim.
Bahkan keyakinan untuk menang dan meraih gelar juara kembali digaungkan eks pelatih Tottenham Hotspur itu saat melakoni dua pertandingan awal Liga Inggris 2023/2024.
Sayangnya, Pochettino setelah itu terlihat plin-plan. Ia seakan menarik seluruh ucapannya soal meraih kemenangan dan gelar jelang pekan ke-5 Liga Inggris 2023/2024, dengan menyebut timnya butuh waktu.
“Ketika Anda membeli pemain berusia 20-21 tahun, Anda harus berhati-hati. Mereka bukan mesin. Mereka harus beradaptasi. Kami butuh waktu sehingga itu bisa mempengaruhi hasil,” ucap Pochettino.
Pernyataan itu seakan membuat Pochettino menurunkan tingginya nada serta ekspektasi yang ia berikan kepadanya dan pribadinya yang membuatnya terkesan plin-plan.
Kesan plin-plan tak hanya bisa dilihat dari manis bibir Pochettino saja, melainkan saat mengaplikasikan taktiknya di atas lapangan.
Entah bagaimana, Pochettino terlihat plin-plan dari rencananya semula di pramusim dan berujung pada carut-marutnya permainan Chelsea yang berujung hasil minor di pekan awal Liga Inggris 2023/2024.
1. Plin-plan soal Taktik
Saat pramusim, Mauricio Pochettino menunjukkan fleksibilitasnya soal taktik yang sesuai dengan karakter skuad Chelsea yang penuh dengan pemain muda saat ini.
Di pramusim itu, Pochettino mengaplikasikan taktik andalannya yakni 4-2-3-1, di mana hampir semua pemain yang ada di Chelsea mampu nyetel dengan formasi itu.
Hasilnya pun manis. Di pramusim, Chelsea tampil superior ketimbang lawan-lawannya dengan meraih empat kemenangan dan hanya sekali imbang.
Tapi Pochettino seakan plin-plan dengan formasinya itu. Di pekan awal Liga Inggris 2023/2024 melawan Liverpool, ia mengubah taktiknya dengan formasi 3-4-2-1.
Seketika permainan Chelsea pun mengalami perubahan drastis dari segi hasil, di mana The Blues mudah kebobolan dan sulit mencetak gol.
Banyak anggapan cederanya Christopher Nkunku mengubah taktik ini. Tapi Pochettino seakan lupa jika ada sosok Ian Maatsen yang ia percaya di pramusim bermain dalam formasi 4-2-3-1.
Faktanya, Pochettino plin-plan dengan pernyataan dan taktiknya juga terlihat saat menaruh Ben Chilwell sebagai winger ketimbang memilih winger murni pada diri Mykhailo Mudryk.
Di pramusim, semua perkataan dan tindakan Pochettino tak terlihat saat musim 2023/2024 resmi bergulir, yang membuat Chelsea pun kelabakan saat ini dan menuai hasil minor.
Apakah plin-plannya Pochettino dikarenakan ketakutannya akan dipecat Todd Boehly? Atau karena ia merasa nyaman dengan rencana sang pemilik?
Pasalnya, sang pemilik belakangan berpatokan pada rencananya dan percaya laju buruk Chelsea ini bisa berubah jika Nkunku sudah pulih dari cedera.
Tapi sampai saat itu tiba atau saat Nkunku pulih, Pochettino tetap saja plin-plan bagi Chelsea dan pendukungnya, kecuali ia mulai kembali ke keyakinannya yang ia tunjukkan di pramusim baik secara perkataan dan tindakan.