Statistik Busuk Andre Onana Si Kiper Seharga Hampir Rp1 T, Auto Kangen De Gea
INDOSPORT.COM – Statistik busuk Andre Onana, kiper seharga hampir Rp1 triliun membuat fans klub Liga Inggris (Premier League), Manhcester United, kangen David de Gea.
Manchester United baru saja membeli Andre Onana seharga 47 juta poundsterling atau sekitar 922 miliar rupiah dari Inter Milan pada bursa transfer musim panas 2023.
Dibelinya kiper berusia 28 tahun itu tak lepas dari keinginan Erik ten Hag untuk memakai kiper yang jago build-up mengingat David de Gea dianggap kurang piawai dalam menjalankan peran penjaga gawang modern.
Dengan gaji yang sangat tinggi dan diperkirakan hanya akan menjadi kiper pelapis saja, Man United akhirnya memilih melepas De Gea setelah kontraknya berakhir pada 30 Juni 2023 lalu.
Harapan besar tentu ada di mata Erik ten Hag mengingat dirinya dan Andre Onana pernah bekerja sama saat masih membela Ajax Amsterdam.
Akan tetapi, kiper asal Kamerun itu malah menjadi bulan-bulanan para penggemar sepak bola setelah statistik menunjukkan bahwa dirinya sudah kebobolan 7 gol dari 10 tembakan tepat sasaran saja.
Statistik tersebut bertambah buruk ketika pada akhirnya Manchester United total kebobolan 10 gol sejauh ini setelah dibantai Brighton 3-1.
Memang itulah risiko yang harus dihadapi oleh Ten Hag jika ia menginginkan kiper yang lebih jago build-up ketimbang yang mengadalkan refleksnya untuk menyelamatkan bola.
Memiliki kiper yang jago build-up sebetulnya juga tidak ada salahnya apabila lini serang Manchester United bisa mencetak gol.
Sementara itu, lini serang Manchester United juga begitu kacau yang mana Marcus Rashford tampak begitu egois membawa bola sendiri dan memilih shoot tanpa mengumpan ke Rasmus Hojlund atau pemain lainnya.
Maka dari itu, tak heran apabila banyak fans Manchester United atau penggemar bola lainnya yang merindukan sosok David de Gea di klub.
1. Fans Man United Kangen De Gea
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, memiliki kiper jago build-up dan kurang begitu mantap dengan refleks (kiper one shot, one goal) sebetulnya tak masalah apabila lini serang bisa mencetak lebih banyak gol.
Satu permasalahan di kubu Manchester United adalah mereka sendiri kesulitan mencetak gol, masalah yang sudah bak mandarah daging sejak musim-musim sebelumnya.
Belum lagi, lini tengah dan pertahanan Setan Merah sendiri acapkali melakukan eror sehingga Onana, yang kurang jago dalam menghalau bola, harus lebih banyak memungut bola dari gawangnya.
Hal itu kiranya berbeda apabila kiper Man United adalah David de Gea yang sudah terbiasa menjadi pahlawan yang menyelamatkan gawangnya dari kebobolan jika tiga lini di depannya eror.
Maka dari itu, tak heran apabila David de Gea sampai memenangi penghargaan Sir Matt Busby Player of the Year hingga empat kali karena seburuk itulah Manchester United.
Penghargaan Player of the Year lumrahnya dimenangi oleh striker, tetapi apabila kiper bisa memenanginya, bahkan sampai empat kali, berarti ada yang salah dengan klub tersebut.
Hal itu sudah membuktikan betapa dahsyatnya kiper asal Spanyol itu di bawah mistar gawang, bahkan di masa jayanya bersama Manchester United (2016/2017), ia mencatatkan persentase penyelamatan hingga 73,2 persen.
De Gea sendiri memenangi Golden Gloves pada musim 2022/2023 lalu yang sebenarnya merupakan salah satu musim terburuknya karena sering melakukan blunder, tetapi ia juga kerap melakukan save penyelamat kemenangan.
Bahkan, di salah satu musim terburuknya, David de Gea masih mencatatkan persentase penyelamatan 71,1 persen yang berarti mantan kiper Atletico Madrid itu masih berjasa bagi Manchester United.
Maka dari itu, tak heran apabila fans Manchester United pastinya rindu dengan sosok David de Gea yang diusir Erik ten Hag dari Old Trafford karena dinilai kurang jago build-up, padahal penyelamatannyalah yang membuat Setan Merah terhindar dari kekalahan memalukan.